04. Hal Berharga

2.8K 403 34
                                    

#Day5
#Bentala

*****

Paginya, Jeno mengantar Jaemin beserta Chenle dan Jisung untuk kembali ke Kota. Sesuai dengan tujuan awal mereka, Jaemin akan meminta izin terlebih dahulu kepada Sang Kakak– Na Xiaonjun.

Setidaknya, ketika Jaemin pergi nanti, Kakaknya dapat membantu dirinya untuk memberikan alasan kepada Sang Ayah– Na Yuta. Berjaga-jaga bila nanti Na Yuta mengetahui bahwa dirinya kabur dari Kota.

Jeno dengan sabar menemani ketiga teman barunya kembali dengan berjalan kaki. Padahal dia sudah berbaik hati menawarkan tumpangan menggunakan pesawat. Tapi, justru ditolak oleh mereka.

Jeno baik.

Jeno sabar.

Selama hampir setengah jam berlalu, akhirnya mereka sampai di permukiman warga. Jeno sempat heran, sebesar apa hutan di Kota ini?

Mungkin lebih besar dari perkiraanya.

"Kau akan ikut denganku," Jeno hanya mengangguk menanggapi ucapan Jaemin yang sebenarnya lebih mirip seperti perintah.

Di sinilah mereka ber-empat berpisah. Kembali ke rumah masing masing– kecuali Jeno tentu saja.

Jeno berjalan di belakang Jaemin sembari memperhatikan sekitar. Orang-orang di sini rata-rata adalah petani dan pedagang. Sepanjang jalan yang Jeno lewati, dia menemukan banyak sekali pedagang yang berjualan di pinggir jalan.

Jalanan di sini pun rata dengan tanah dan kerikil. Benar-benar jauh berbeda antara Neo dan Tecno. Mungkin, Jeno akan lebih betah tinggal di sini. Neo adalah definisi Kota impian Jeno.

Yah, andai semua itu mungkin untuk terjadi.

"Sudah sampai."

Jeno menoleh, bahkan dia tidak menyadari langkahnya menuju ke mana karena terlalu sibuk memperhatikan sekeliling. "Kalau begitu, aku akan menunggu di luar."

Jaemin mengangguk singkat. Tidak ingin memperlambat waktu, dia dengan cepat masuk ke dalam.

Pandangan Jeno kembali teralihkan kepada salah satu bunga di depan rumah Jaemin. Begitu indah dan harum. Bahkan kupu-kupu pun terpikat.

Tidak lama, beberapa burung berkicau dan terbang di atasnya. Entah menuju ke mana, tapi 5 kawanan burung biru itu sukses mencuri hati Jeno. Ternyata benar, alam memang begitu menakjubkan.

Terlebih bagi Jeno, yang alam tempat tinggalnya saja telah di rusak. Miris.

***

"Sudah pulang?" Xiaonjun sama sekali tidak menoleh. Dia sudah terlampau hapal aroma tubuh Adiknya. Kemampuan masyarakat Neo memang menakjubkan.

Jaemin berdehem pelan, berjalan menuju meja tempat Kakaknya sarapan. "Di mana Ayah?" tanyanya

Tidak langsung menjawab, Xiaojun meletakan cangkir tehnya di meja terlebih dahulu. "Tidak tahu."

Menghela napas, Jaemin memilih duduk di depan Kakaknya. Kepalanya sedikit menunduk. "Sebenarnya... ada yang ingin aku bicarakan padamu."

"Apa?"

Jaemin lagi-lagi menghela. Pasrah bila nanti Kakaknya itu marah. "Aku akan pergi ke Cosmo City."

"Apa?!" Xiaonjun tanpa sadar menggebrak meja dan mengagetkan Jaemin. Jaemin bahkan menahan napas, takut-takut Kakaknya meledak karena emosi.

[1] MISSION - NOMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang