22. Si Cantik

2K 298 19
                                    

#Day23
#Balada

#Day23#Balada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Remaja yang baru saja di nobatkan sebagai Pangeran Mahkota itu kini terlihat siap dengan pakaian ala kadarnya. Pakaian yang berbeda jauh dengan pakaian seorang Pangeran.

Lee Je No mengambil topi berbentuk kerucut di atas nakas. Melirik cermin sebentar guna memeriksa penampilannya sekarang. Terlihat seperti penduduk biasa.

Kemarin malam, Ayahnya, Raja Lee Dong Hae memberinya tugas untuk memantau langsung para penduduk Leezhang. Melakukan penyamaran dan ikut berbaur di tengah tengah keramaian, sebenarnya bukan gaya Lee Je No.

Tapi, ini perintah langsung dari Raja. Je No bisa apa selain pasrah?

Tidak keluar melalui gerbang Kerajaan, Je No memilih untuk keluar melewati tembok. Tembok yang menjulang tinggi mengelilingi Istana.

Gerakannya begitu lincah, seolah Je No sudah sangat berpengalaman. Menaiki satu persatu bangunan untuk mencapai puncak penghalang. Di atas sana, Je No sempatkan untuk berdiri di tembok itu sebentar, tebar pesona.

Angin bertiup sedikit kencang, menerpa seluruh tubuhnya. Rumah-rumah penduduk terlihat berjejer rapi. Je No menghela napas kecil, mungkin ini saat yang tepat untuk menemui sosok cantik kemarin, sosok yang terus menganggu pikiran si Pangeran Mahkota.

***

Tok. Tok. Tok.

Suara pintu di ketuk dari luar, tidak ada sahutan dari dalam. Kemudian, pintu itu perlahan terbuka. Kepala Pangeran kelima, Lee Yu No menyembul dari balik pintu. Menemukan adiknya yang masih tertidur.

Dengan segala niat jahil yang berputar di otaknya, Yu No tersenyum, kemudian tanpa aba-aba melompat ke atas kasur dan menerjang tubuh tinggi Pangeran ke-enam.

Lee Sung Hyo terkejut bukan main, matanya langsung terbuka lebar, mengira ada gempa. Lalu, suara kekehan terdengar. Ahh, itu kakaknya.

Matanya mengerjab sebentar, maklum, semalam dia begitu lelah karena acara pelantikan. Dia sedikit berbalik, Lee Yu No memejamkan matanya sembari memeluk Pangeran Lee Sung Hyo. Ah, sudah biasa.

"Pangeran, bisa lepaskan tangan mu?" pinta sang adik pelan.

Yu No menggeleng, masih dengan matanya yang terpejam. Malah, tangan itu semakin erat memeluk Sung Hyo. Enggan untuk di lepaskan.

"Aku lelah, Pangeran. Biarkan aku istirahat sebentar." kali ini, Yu No mendongak. Menatap hazel kembar adiknya.

"Kamu sudah tidur Sung Hyo-ah, masih belum cukup?" bibir itu sedikit mencebik.

[1] MISSION - NOMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang