16. Bunda

1.9K 328 126
                                    

#Day17
#Renjana

#Day17#Renjana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hari telah berganti, mereka semua -Dream- sudah siap untuk melanjutkan misi. Jangan tanya siapa yang menciptakan nama itu. Tentu saja si ketua tim, Jung Jeno.

Kemarin malam, setelah kecanggungan panjang karena fakta baru tentang Huang Renjun. Jeno mengatakan bahwa mulai sekarang nama tim mereka adalah Dream.

Alasannya, karena mereka semua ada dengan satu tujuan yang sama. Mengembalikan mereka semua yang hilang. Tujuan dalam satu mimpi.

Entah aku juga tidak mengerti, Jeno dan imajinasinya yang luar biasa.

Suasana di tempat itu jauh berbeda dengan suasana pagi hari di tiga Kota pecahan Evotna. Terlihat begitu mengerikan. Ada begitu banyak kayu-kayu maupun beton bekas reruntuhan.

Alamnya yang tidak terawat dan hewan-hewan kecil yang berkeliaran di mana-mana, menambah kesan liar di tempat itu.

Apalagi, mereka semua di buat terkejut lantaran menemukan banyak sekali tulang-tulang manusia yang berserakan. Di sertai dengan banyaknya benda-benda kuno yang terkubur di tanah.

Jika seperti ini, insting Jaemin tidak akan salah. Benar ada yang pernah menempati pulau terapung itu. Tidak tahu kapan dan bagaimana sejarahnya, intinya tempat ini pernah di tinggali dahulu.

Dug.

"Aduh!" Jisung mengaduh kesakitan, kakinya tidak sengaja tersandung sesuatu. Sesuatu yang besar.

"Aduuuh! Batu apa ini? Kenapa ada batu sebesar ini?!" geramnya kesal.

Jeno dan Jaemin mulai berjalan mendekat karena mendengar gerutuan dan segala caci-maki Jisung. Pemuda itu terus mengaduh sakit padahal kakinya sama sekali tidak terluka. Tangan Jeno mengusap batu yang tadi di sandung oleh Jisung. Kemudian, muncul rentetan kata di sana.

Jeno sempat terdiam, petunjuk baru. "Huangzeo." ucapnya pelan.

"Di sini juga ada." Renjun menyahuti, memeriksa rentetan kata yang diukir di sebuah batu besar yang dia temukan bersama Haechan. "Leezhang."

"Apa maksudnya?" tanya Jaemin pelan.

Jeno mengerjab bingung, kemudian dia tersadar. "Apa ini... wilayah perbatasan?"

Ah benar! Mereka teringat dengan sebuah garis kuning di peta yang tidak sengaja mereka temukan saat di bawah tanah kemarin. Garis yang seolah membedakan dua wilayah.

Garis perbatasan.

"Jadi benar? Pernah ada kehidupan di sini?" Chanle menyahuti.

"Itu artinya ada sejarah yang tidak diceritakan, atau mungkin memang sengaja di hapus. Tapi untuk tujuan apa?" mereka semua saling memandang satu sama lain. Menyalurkan rasa penasaran.

[1] MISSION - NOMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang