17. Ilusi

1.6K 313 14
                                    

#Day18
#Benalu

#Day18#Benalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Jaem." panggil Chenle pelan. Pemuda itu terlihat masih menatap tubuh Ibunya yang terikat tak berdaya.

"Bunda."

"Jaem kita--" sebuah tangan menepuk pundak Chenle, memotong ucapannya. Terlihat, Jeno menggeleng kecil seolah memberitahu untuk memberikan waktu sebentar kepada Jaemin. Dia sedang mencoba menuntaskan rindu sekarang.

"Bunda!" Jaemin kembali memanggil, kini nada suaranya naik beberapa oktaf.

Tidak menuai reaksi apa pun dari dalam. Jaemin kembali memanggil, "Bunda! Bunda ini Jaemin Bunda! Bunda lihat Jaemin! Bunda! Bunda lihat Jaemin! Jaemin ada di sini Bunda! Lihat Jaemin!!"

Matanya kembali memanas, siap menumpahkan butiran bening itu kapan saja. "Bunda lihat Jaemiinn! Jaemin di sini Bunda! Anak Bunda!" pemuda itu masih terus melaung, memanggil Ibunya yang masih tidak bergerak.

"BUNDAAAA!!" bersama dengan satu air mata, Jaemin berteriak lantang. Menjatuhkan dirinya di tanah, kepalanya menunduk sembari memukul dadanya beberapa kali. Sial! Rasanya begitu sesak.

Dari dalam sana, Na Winwin terlihat mulai mengangkat kepalanya. Tubuhnya sangat kurus dengan tatapannya yang sayu. Sama sekali tidak terawat.

"Jaemin." panggil Jeno pelan, "Jaem angkat kepala mu, Ibu mu melihat mu."

Benar! Benar Jeno tidak berbohong. Ibunya menatapnya, tatapan yang tidak Jaemin suka. Tatapan itu... tatapan untuk orang asing. Ibunya tidak mengingat siapa dirinya, Na Winwin tidak mengingat putranya Na Jaemin.

"Bunda ini Jaemin." pemuda itu berkata lirih, satu per satu air matanya mulai membanjiri. "Katakan dengan lantang, Na Jaemin." Renjun menyahuti seolah memberi semangat untuk pemuda itu. Tubuhnya berdiri tepat di sebelah Na Jaemin yang masih berlutut.

Jaemin terlihat beberapa kali terisak sembari mencoba untuk mengatur napasnya. Lalu dengan lantang kembali berujar, "INI AKU PUTRA MU! AKU NA JAEMIN! ANAK BUNDA! ANAK BUNDA DAN AYAH!" matanya semakin deras mengeluarkan liquid bening.

"JAEMIN RINDU BUNDA! JAEMIN RINDU DI PELUK BUNDA! JAEMIN RINDU DI SAYANG BUNDA!... JAEMIN DATANG UNTUK MENJEMPUT BUNDA! MEMBAWA BUNDA PULANG! AKU NA JAEMIN BUNDA... ANAK BUNDAAA" dia berteriak keras di akhir. Otot lehernya terlihat jelas, wajahnya memerah padam. Napasnya memburu dengan kepala yang semakin menunduk.

Kemudian kembali berujar, "Ayah juga merindukan Bunda. Hyung juga merindukan Bunda. Kami semua rindu Bunda. Jaemin datang... untuk membawa Bunda pulang. Ayo pulang Bundaaa."

Untuk sekilas, pemuda itu terlihat lemah. Menunduk, berlutut, menangis. Sangat lemah bukan? Benar, Jaemin laki-laki yang lemah. Laki-laki yang rela menjatuhkan dirinya hanya demi Ibunya. Rindu pemuda itu semakin bergejolak, semakin ingin untuk mendekat dan memeluk tubuh kurus itu.

[1] MISSION - NOMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang