13. Tujuan Baru

1.6K 309 20
                                    

#Day14
#Candala

#Day14#Candala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jeno menatap busur panah milik Renjun yang tergeletak di tanah. Entah mengapa, dia merasa ragu untuk mengambil busur panah itu.

Tidak, Jeno memang tidak suka panah. Ada perasaan aneh setiap kali dia memegangnya. Perasaan seperti khawatir dan trauma, padahal Jeno sama sekali tidak pernah berurusan dengan panahan.

Jaemin melirik Jeno sebentar, pandangan lelaki itu kosong. Matanya bergerak aneh, seperti ada yang menganggu. Perlahan Jaemin menepuk pundak Jeno, menyadarkan lelaki itu.

"Kau baik?" Jeno berkedip beberapa kali, kemudian mengangguk kecil.

Jaemin membungkuk, mengambil busur panah milik Renjun. Kemudian menatap Jeno, "Mereka masih berada di sekitar sini."

Jeno tergelak, "Di mana?"

Jaemin menggenggam tangan Jeno, "Ayo ikut aku."

Jaemin menarik tangan Jeno, berlari menelusuri jalanan malam yang dingin. Kabut masih ada, tidak terlalu tebal. Sepertinya kabut memang identik dengan Cosmo City.

Jeno sedari tadi menatap tangannya yang di genggam oleh Jaemin. Kemudian tatapannya teralihkan. Wajah Jaemin begitu bersinar di bawah terang sinar Bulan. Begitu cantik di mata Jeno.

Jeno merasa, dia seperti sudah lama mengenal Jaemin. Merasa nyaman setiap kali mereka bersama. Jeno sering bertanya-tanya, apakah dia dan Jaemin memiliki hubungan sebelumnya?

Jujur, jantungnya selalu berdegup setiap kali dia menatap mata lelaki cantik itu. Mata yang sepertinya pernah dia tatap. Mata hitam legam yang menenangkan. Mata yang mampu membuat semua orang merasa Candala.

*Candala : merasa rendah diri, hina, nista. Atau kata lain dari insecure.

Sebenarnya apa hubungan mereka dulu?

Jaemin menghentikan langkah di tengah hutan, matanya bergerak cepat merasakan adanya keganjalan. Tiba-tiba saja tangannya terangkat menutup hidung Jeno.

"K-kenapa?" Jeno kebingungan, Jaemin menundukkan wajahnya. Tubuh mereka semakin berdekatan.

"Gas beracun." hanya itu yang Jaemin katakan.

Jeno melotot horor. Heol! Racun?!

Beberapa saat mereka terjebak dalam posisi itu. Jeno mulai bergerak gelisah kala dirinya sudah hampir kehabisan napas, sedangkan Jaemin masih belum melepaskan tangannya. Rasanya mau mati.

"Diam." Jaemin mendongak, memberikan tatapan tajam untuk Jeno. "Sebentar lagi hilang." kemudian kembali menunduk.

Iya! Sebentar! Tapi kapan?!

Perlahan, Jaemin mulai menurunkan tangannya. Merasa keadaan sudah mulai aman. Dia mendongak, tatapan matanya bertubrukan dengan mata Jeno dalam posisi sedekat ini.

[1] MISSION - NOMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang