36. Mihtollan

1.3K 222 46
                                    

#Day34
#Lara

#Day34#Lara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tangannya bergerak cepat menyalakan tiga buah dupa yang sudah disiapkan di sebuah tempat pemujaan, memunculkan aroma yang menenangkan. Kemudian, dengan terburu-buru Je No memukul Genta yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri. Memukulnya beberapa kali secara brutal.

Je No berteriak. "Kau! Dewa Bulan Sestius! Turunlah ke daratan dan ambil kembali Putri mu, Celena! Bawa dia pergi dari sini dan jangan pernah kembali!" teriak Je No lantang.

Suasana tempat pemujaan Dewa Bulan saat itu sedang sepi, tidak ada orang sama sekali. Tadi setelah mendapat penolakan dari Hwang Jung Hee. Je No segera berlari menuju tempat pemujaan untuk memanggil sang Dewa Bulan.

Pikirannya kalut, kata-kata kasar keluar dari mulutnya tanpa komando. Berkoar-koar meminta sang Dewa Bulan Sestius untuk menjemput kembali putrinya, Celena.

Benar bukan apa kata Je No dulu? Celena mungkin bukan ancaman untuk orang lain. Tapi dia ancaman untuk dirinya, dan juga hubungannya.

Jika sudah seperti ini, siapa yang harus di salahkan?

Tidak lama setelah Je No berkoar seperti itu, sebuah cahaya menyilaukan muncul dari sudut ruangan. Cahaya yang sangat terang. "Lee Je No." kemudian sebias suara terdengar, dibarengi dengan kedatangan dua orang laki-laki berpakaian serba putih.

"Apa seperti itu caramu memuja?" hardik yang lebih tua. "Tidak sopan!"

Mendengar kalimat terakhir yang lelaki itu lontarkan, seketika membuat darah Je No bergemuruh. Marah karena merasa tidak terima. "Salahkan putrimu yang tiba-tiba datang ke dalam dunia ku!"

"Menghancurkan hubungan ku dan memfitnah diriku. Itu yang disebut seorang Dewi?! Kelakuan seperti pelacur seperti itu pantas disebut Dewi?!"

Brakk.

Dengan sekali gerakan, Je No terhempas beberapa meter. Punggungnya teratuk dinding dengan kuat. Menciptakan suara erangan kesakitan.

Dengan kecepatan cahaya, yang lebih muda tiba-tiba berdiri di depan Je No sembari mencengkeram kerah bajunya. "Jaga ucapan mu terhadap Dewi ku!" sarkasnya.

Ahh, jadi ini calon pendamping Celena yang sudah ditentukan? Archellus. Je No tidak terlalu mengenal semua nama-nama Dewa maupun Dewi. Hanya beberapa.

"Dia yang terlebih dahulu menghancurkan hidupku." desis Lee Je No.

Cengkeraman pada kerah itu semakin mengerat. Je No tidak tinggal diam. Tangannya bergerak membalas dan memukul mundur lawannya.

"Jika bukan karena dia yang merusak hubungan ku dan menyebar fitnah atas nama ku. Aku tidak akan melakukan hal yang menjijikan seperti ini! Bertemu dengan para Dewa sama sekali bukan keinginan ku." sinisnya.

Archellus baru saja hendak kembali melawan. Namun suara Dewa Sestius berhasil menginterupsi pergerakannya. "Celena menghilang selama satu tahun, mungkin lebih. Saudarinya, Helena mengatakan bahwa Celena sempat berniat untuk turun ke daratan. Aku tidak tahu bahwa ternyata dia memang berpikir untuk pergi."

[1] MISSION - NOMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang