08. Serangan

2K 324 13
                                    

#Day9
#Radio

******

Pupil mata Jeno tanpa sadar membesar. Terkejut setengah mati dengan posisi mereka yang– sedikit ambigu.

Dengan cepat Jeno beranjak, pipinya bersemu merah karena malu, jantungnya berdegup kencang tak beritme. Ini kali pertama dia sedekat itu dengan Na Jaemin. Lelaki yang pernah dia sebut cantik.

Jaemin ikut beranjak, sedikit berdehem guna mencairkan suasana. Huang Renjun sudah tidak ada lagi di sana, sepertinya dia memilih abai tadi.

"M-maaf," Jeno bahkan tidak berani menatap Na Jaemin sekarang. Dirinya benar-benar malu.

Jaemin hanya berdehem menanggapi. Netranya kembali fokus pada acara yang masih berlangsung. Mencoba untuk mengabaikan Jung Jeno dan segala hal gila yang baru saja terjadi.

Dalam hati, Jeno merutuki dirinya sendiri yang begitu ceroboh. Hanya disenggol sebuah busur panah dia dapat terjatuh? Harus diletakkan di mana harga diri seorang Harimau Timur?

Suasana kembali menghening, keduanya sama-sama canggung. Bahkan hanya untuk melirik pun tidak ada yang berani.

***

Sesi dansa sudah selesai dilaksanakan. Kini berpindah dengan sesi selanjutnya– makan malam. Semua murid yang hadir dipersilahkan mengambil makanan dengan cara prasmanan. Kemudian, memakannya dengan saling bercanda.

Seo Haechan terlihat berdiri dari singgasana miliknya. Berjalan perlahan mengitari ruangan, salah satu hal langka dari seorang Putra Alpha yang satu ini. Perlu kalian ketahui, Haechan benci acara formalitas yang melibatkan dirinya. Dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk sendirian di Perpustakaan atau di kamar.

Aku yakin kalian juga pasti seperti itu.

Haechan membawa kakinya untuk menemui Park Jisung dan Zhong Chenle yang berdiri canggung di pojok ruangan. Tidak ada interaksi di antara keduanya, membuat Haechan merasa keheranan.

Tapi, ia memilih untuk abai. "Jaga jarak dengan murid lain, jangan terlalu banyak berinteraksi dengan mereka. Ingat identitas asli kalian!" Haechan mengingatkan.


Jisung dan Chenle hanya mengangguk menanggapi. Sama sekali tidak menjawab atau berdehem untuk merespon. Ada apa dengan mereka berdua? Biasanya mereka selalu berdebat dan berisik. Tapi sekarang? Heol! Bahkan untuk saling melihat saja tidak.

Haechan menghembuskan napas kecil. Kembali berjalan mengelilingi ruangan seolah tidak terjadi apa-apa. Sesekali dirinya tersenyum kala salah satu murid menyapa.

...

Acara berjalan lancar seolah tidak ada hambatan. Anak-anak yang masih berusia sepuluh tahun terlihat saling bercanda dan menari kecil mengikuti alunan musik klasik yang masih dimainkan.


Sedangkan, para remaja terlihat asik mengobrol dan sesekali tertawa. Mulai membicarakan banyak hal yang menarik untuk dibahas.

Seo Johnny dan Ten Seo hanya memperhatikan sambil sesekali mengobrol ringan. Jujur, Seo Johnny sempat terkejut tadi saat melihat Putra semata wayangnya mulai berbaur di tengah keramaian.

Melempar senyum dan sapa dengan anak-anak yang lain. Diam-diam, Johnny bersyukur. Dia sebagai seorang Ayah tentu merasa senang saat melihat perubahan positif anaknya.

[1] MISSION - NOMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang