32. Takdir Kutukan

1.4K 220 27
                                    

#Day32
#Lindap

#Day32#Lindap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Tubuh itu semakin menegang. Suhu air tiba-tiba melindap, nyaris membeku. Jung Hee tidak tahu apa yang telah terjadi kepada dirinya hingga seperti ini. Yang pasti, ia masih terjebak di tempat yang sama bersama seorang Siren.

*Lindap : (mulai) padam, berkurang, mendung. (Tentang cahaya, panas, terang)

"Jangan takut." ujarnya, "Aku tidak akan menyakiti mu... Nama ku Achiel."

"J-Jung Hae."

Bibirnya bergetar beriringan dengan suhu yang semakin melindap. Matanya berkaca-kaca, siap untuk menumpahkan liquid beningnya. Jung Hee takut melihat wujud Siren itu. "Kenapa kau... seperti ini?" akhirnya pertanyaan itu yang keluar dari mulut Hwang Jung Hee.

Achiel tersenyum tipis, menyelam kemudian berenang mengitari si manusia. "Kami dikutuk..."

Jung Hee terkejut, "...Beberapa hari yang lalu."

"M-maksudnya?"

"Ilmu hitam." Siren itu menenggelamkan tangannya, kemudian di angkat sedikit demi sedikit. Sinar biru muncul dari dalam air, sangat redup, nyaris tidak terlihat. "Salah satu dari kalian mengutuk kami menggunakan ilmu hitam sihir tanpa alasan yang jelas." sinar itu tiba-tiba hilang, bersama dengan air yang tersebar dengan cepat.

Si manusia tersentak, ilmu hitam? Bukankah... "Di daratan sana, ilmu hitam dilarang."

Siren itu terkekeh, senyumnya begitu cantik. Jung Hee bahkan dibuat terpana. "Kau sepertinya kedinginan. Ayo!"

Tangan Jung Hee ditarik mendekati sebuah batu karang besar yang mengapung. Di bantu untuk di dudukan di atasnya. "Dilarang, bukan berarti tidak ada yang menguasainya. Kau tau? Kami semua mendapat kutukan yang sama. Bahkan sampai anak cucu nanti."

Tubuh itu masih menggigil, entah mengapa suhu tubuhnya semakin rendah. "Kenapa? Kenapa harus kalian?" tanyanya lirih.

"Mereka hanya iri." tangan dengan sisik tipis itu ia bawa untuk menggenggam tangan si manusia yang hampir membeku. "Ternyata memang kau orangnya."

"Apa?"

"Takdir kutukan."

***

"Kau gila?!" suara Pangeran Mahkota menggelar, bahkan burung-burung berterbangan menjauh. Benar-benar se-,keras itu.

"Mengapa anda marah? Pangeran Lee Je No. Bukankah Anda tidak memiliki kekasih?"

"Sialan!" umpat sang Pangeran. "Tau apa kau?!"

"Ahh, jadi kau memiliki kekasih rupanya?" si cantik terkekeh kecil. "Kenapa tidak mengatakannya dari awal? Mengapa anda sangat baik kepada saya? Bukan salah saya, bila saya salah mengartikan bantuan anda."

[1] MISSION - NOMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang