Meriska tidak mengetahui, aku sedang kacau memikirkan hari ulang tahunnya besok.
Aku pria yang penuh drama menjalin hubungan bersamanya selama beberapa minggu pun baru mengetahuinya, bahwa hari ulang tahunnya tanggal 19 oktober.
Hari ulang tahun Meriska bertepatan dengan hari lomba paskibra.
Aku masih bingung, apa yang harus ku berikan padanya saat ulang tahun.
Adila menyuruhku untuk membelikan nya jilbab, Dinda dan Sonata mengusulkan untuk membeli tas kecil untuk dikadokan.
Tapi aku lebih memilih untuk membeli mukena, karna mukena Meriska yang sering ia pakai, itu sudah dipenuhi jigongnya sendiri.
Aku menyuruh Sonata dan Dinda menemaniku ke Swalayan menaiki angkot, untuk membeli barang yang ingin di hadiahkan besok. Adila tidak ikut, karna dia sibuk dengan ekskulnya.
Sonata dan Dinda pun dengan sukarela ingin membantuku untuk mencari barang di Swalayan terbaik, yaitu pasar gelap, supaya barangnya lebih murah.
Uang ku tidak mencukupi untuk membeli kado yang mahal-mahal, itu semua karna aku harus membayar ongkos Dinda dan Sonata menaiki angkot. Tidak hanya ongkos, aku harus mentraktirnya nasi goreng dan Boba karna itu syarat supaya mereka mau membantuku.
Cukup satu jam menaiki angkot yang ditemani musik remix dengan speaker ala-ala Metallica. Kita sudah sampai di pasar gelap.
Aku dan Sonata, Dinda berjalan menuju tenda yang menjual mukena.
'Permisi Mba. Saya mau beli mukena yang bahannya bagus, ada Mba?' Tanyaku kepada pedagang.
'Ada kak.' Balas pedagang itu lalu memberi mukena warna pink berbahan katun silk. 'Ada yang seperti ini dan varian bahannya juga banyak. Ada sutra, katun paris sama spandek kak.'
'Ohhh bagus nih Mba buat di pake Ade saya. Harganya berapa Mba?' Tanyaku, tertarik untuk membeli nya.
'200 ribu kak.' Balas pedagang itu yang membuatku terkejut karna harganya tidak sesuai budget ku.
Aku meninggalkan pedagang itu tanpa tawar menawar terjadi, aku sedang segan beradu mulut.
Aku berjalan kembali di temani Sonata dan Dinda memutari pasar sambil memikirkan rencana B, ialah membeli sesuatu selain mukena.
'NORAK! Mukena memang harganya rata-rata segitu.' Ujar Dinda yang membuatku berpikir setengah mati mengenai rencana B.
Tempat yang ramai, becek dan penuh dengan riuh pedagang mengejar pelanggan, terlintas di benak ku.
Sampai aku menemukan tenda yang menjual jilbab. Aku membulatkan keputusan untuk membeli jilbab, supaya aku bisa melihat Meriska mengenakan kerudung ku saat kita bermain.
'Ehhh nanti pilihin jilbab yang bagus ya, gua kan enggak ngerti soal jilbab.' Ujarku kepada Dinda dan Sonata, lalu mereka mengangguk iya.
Kita menghampiri tenda tersebut, lalu Dinda dan Sonata mulai memilih jilbab yang bagus.
'Bas beli yang ini aja, cocok buat di pake main bareng sama lu.' Ujar Dinda sambil menunjuk ke arah jilbab yang berwarna pink.
'Ohhh yaudah.' Jawab singkatku kepada Dinda lalu menanyakan harga kepada pedagang jilbab tersebut. 'Mba harga jilbab ini berapa ya mba?.'
'Itu 50 ribu kak.' Jawab pedagang tersebut, sekali lalu aku langsung membelinya tanpa aku mengetahui jenis kerudung itu.
Aku meninggalkan tenda tersebut, lalu menghampiri tempat kuliner terdekat untuk mentraktir Sonata dan Dinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOMUNCULUS
RomanceWaktu memang selalu berjalan kedepan dan tidak pernah mundur. tapi apa yang terjadi ketika waktu berulang kembali. berkisah Meriska yang baru masuk SMA jatuh hati kepada Abas. Terukir kisah cinta mereka yang penuh warna sampai akhirnya hubungan mere...