_BAGIAN 16_

102 14 0
                                    

Sebelum membaca Follow dulu ya Akun Author 🍑

Happy Reading!!
.
.
.
.
.

Bel sudah berdering 5 menit yang lalu, Reyna berlarian kecil melewati koridor sekolahnya yang sangat sepi.

"Awww.." Reyna meringis karna lututnya mencium lantai sekolah.

"Lo punya mata nggk sih" tanya orang itu dengan nada membentak.

Reyna berdiri lalu membersihkan roknya yang sedikit kotor

"Ehh Vania, maafin Reyn ya soalnya Reyn lagi buru-buru" Ucap Reyna kepada Vania, karna dia memang buru-buru di karenakan hari ini mata pelajaran Bu Monik, guru matematika yang paling di takuti oleh hampir semua siswa.

Sebenarnya sih bukan sepenuhnya salah Reyna,  toh dia juga nggk liat jalan karna dia sibuk memakai lipstiknya sambil menuruni anak tangga.

Suara langkah terdengar sedang menuruni anak tangga, lalu Vania mengambil ancang-ancang untuk langsung duduk di lantai tepat di depan Reyna. Seolah-olah dia yang menjadi korban di tabrak oleh Reyna.

"Vania..." Panggil orang itu di tengah perjalanannya lalu berlari menuruni anak tangga, tanpa aba-aba ia langsung mengangkat tubuh Vania ala Bridal style.

"Lo nggk apa-apa?" Tanya Reyhan khawatir, lalu dengan liciknya Vania menjawab "Duuh.. Bokongku sakit banget Rey" Rengek Vania dengan manja.

Lalu Reyhan melesat pergi tanpa pamit ke Reyna, Reyhan mau membawa Vania ke UKS agar bisa di obati oleh anak-anak PMR yang bertugas di sana.

Reyna menatap sedih kepergian Reyhan dan Vania, Reyna berfikir kenapa Reyhan bersikap acuh kepada dirinya, tapi bukan Reyna namanya kalo harus selalu berfikir positif terhadap pasangannya itu.

"Kok Reyhan tega banget sih, padahal nyata banget lutut aku yang berdarah" Reyna melihat lututnya yang terluka dan sedikit mengeluarkan cairan merah. Lalu ia merogoh saku roknya dan mengeluarkan tisu untuk membersihkan darah yang ada di lukanya.

Reyna melanjutkan perjalanannya untuk ke kelas, saat mau menaiki anak tangga lututnya terasa sangat perih tapi ia bisa menahannya.

"Yok bisa yok" Ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

*****

"Lesu amat bund" Kata Cherly melihat kedatangan Reyna dengan kurang mood.

"Selamat pagi" Ucap Reyna kepada Cherly.

"Selamat pagi kembali sahabat aku yang super super cantik" Jawab Cherly cengengesan dan Reyna hanya memutar bola matanya malas.

"Hany mana Cher?" Tanya Reyna, dia tidak melihat keberadaan sahabatnya itu di dalam kelas.

"Pergi ke ruang guru, cari Bu Monik" Jawab Cherly, lalu dibalas dengan anggukan oleh Reyna.

Sebagai wakil ketua kelas Hanya harus bertanggung jawab akan tugasnya itu. Sebenarnya sih Hany suka banget sama jam kosong, ehh ralat-ralat, maksudnya hampir semua siswa-siswi menyukai jam kosong.

(Author juga suka banget jam kosong pas masih SMA dulu xixixi)

Hany kembali dari Ruang Guru dan langsung berjalan mendekati kedua sahabatnya itu.

"Ke kantin yuk" Ajak Hany ke dua sahabatnya.

"Ehh.. Monyet, mau di gerebek sama Pak Saep Lo?" Cherly memutar bola matanya malas dan Hany cuma bisa cengengesan.

Pak Saep adalah Guru BK yang sering beroprasi ketika peroses pembelajaran di mulai, dia sering mencari siswa-siswi yang masih berkeliaran di luar kelas, dan beliau merupakan guru yang sangat di takuti akan kesangarannya.

"Mau kemana Lo?" Tanya Cherly melihat Reyna berdiri dari tempat duduknya.

"Reyn mau ketoilet, Cherly mau ikut?" Jawab Reyna, yang dibalas dengan gelengan sama Cherly.

Hany tidak sengaja menatap lututnya Reyna yang mengeluarkan darah.

"Oh my good" Hebohnya melihat luka Reyna.

"Lutut Lo kenapa Reyn?" Tanyanya kembali, membuat seisi kelas memperhatikan mereka.

"Hehe.. Tadi nggk sengaja kesandung karena Reyn injek tali sepatu Reyn sendiri" Jawabnya cengengesan dan pastinya ia berbohong. Reyna tidak mau menceritakan sebenarnya bisa-bisa Vania bisa di demo sama kedua sahabatnya itu.

"Ck dasar anak TK" Cherly berdecih lalu ia merogoh kolong mejanya untuk mencari sesuatu.

"Pake habis lagi" Tambah Cherly lalu ia memasukkan kembali kotak tisu ke kolong mejanya.

Reyna dan Hany bisa memperhatikan kegiatan sahabatnya yang satu itu yang kesel sendiri.

"Yaudah kita anter Lo ke UKS aja ya" Ajak Hany.

"Iya Reyn nanti luka Lo bisa Infeksi" Tambah Cherly dan dibalas anggukan oleh Reyna yang pertanda bahwa ia setuju untuk di bawa ke UKS.

Mereka berjalan beriringan keluar kelas untuk menuju ke ruang UKS.




Jangan Lupa Tinggalkan Jejak ya Dear❤️
Vote and Coment!!!


REYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang