➸ chapter 7

288 36 0
                                    


author's pov

Soonie tetap masuk ke sekolah hari ini, dikarenakan ujian Kimia dan panasnya yang cukup mereda. Beruntungnya, di setiap kelasnya hari ini, ada member Enhypen yang sekelas dengannya jadi Sunoo bisa meminta mereka untuk menjaga adiknya.

Kelas pertama, Sejarah. Soonie sekelas dengan Jake di kelas Sejarah ini. Mereka mendapat tugas untuk merangkum tentang Kejayaan Dinasti Joseon. Jake memilih untuk mencari sumber rangkuman sedangkan Soonie menyusun mind mapnya.

"Gila keren banget. Gua pengen cepet-cepet reinkarnasi anjir." ucap Jake dengan suara yang bersemangat, Soonie hanya menertawakan pria itu.

Kelas kedua, Musik. Soonie sekelas dengan Heeseung. Mereka harus membuat lagu dengan topik yang dipilih secara acak. Heeseung memilih topik peternakan. "Yah okei okei, you have moo moo, ada sapi sapi, ada ayam ayam, oke oke you have moo moo!" nyanyi Heeseung dengan beat buatan mereka. Soonie dan Heeseung menjadi pemenang lagu bertopik itu.

Istirahat, Soonie dituntun oleh Heeseung ke kantin. Heeseung menggandeng tangan Soonie dan tangan satunya juga menopang tubuhnya. Soonie merasa pusing sehingga Heeseung harus menjaga perempuan itu.

"Duduk disini!" teriak Jake yang melambaikan tangannya. Jake meminta Heeseung untuk memberikan Soonie kepadanya, dan perlahan Soonie duduk disebelah Jake.

Jay meletakkan telapak tangannya di dahi Soonie, "Soo, kayaknya kamu harus ke UKS deh, badannya udah anget." Soonie menggelengkan kepalanya, "Ga kok, cuma anget dikit, nanti juga aku minum obat."

"Hai guys!" sapa Hayoon yang tiba-tiba muncul di samping meja, dengan Sunghoon dibelakangnya. Soonie melihat Sunghoon dengan matanya yang sedikit sembab. Pergi dengan cewek lain setelah ninggalin seorang cewek, such a gentleman, pikir Soonie dalam hati.

Soonie berdiri dari kursinya, "Aku duluan ya ke kelas, harus ada yang di...kerjain..." Soonie merasakan kepalanya semakin berat dan pandangannya memudar sebelum akhirnya..

gedebuk

Soonie pingsan dan badannya terjatuh, untung saja Jungwon menyadarinya jadi kepalanya tidak sempat terbentur. Jake dengan segera, menggendong Soonie dan melarikannya ke UKS.

sunghoon's pov

Gua perhatiin Jake lari sambil gendong Soonie. Soonie pasti sakit karna kemarin gua ga balik. "Yah Park Sunghoon!" tegas Heeseung, membuat gua berbalik ke arahnya.

"Lo kenapa sih? dari kemarin nyakitin dia mulu? apalagi kemarin, masa dia lo biarin di hujan sendirian?" bentak Heeseung, membuat gua hanya bisa menundukkan pandangan.

Sunoo berdiri dari kursinya, "Gua ngenalin lo ke Soonie, cuma biar dia bahagia aja. Taunya malah bikin dia kesakitan terus."

"Gua minta maaf. Gua bakal nemenin Soonie di UKS, gua bakal minta maaf sama dia." ujar gua, meminta Sunoo agar menginjinkan.

Sunoo mengangguk pelan, "Seenggaknya lo minta maaf." Gua lari ke arah UKS, ga peduliin Hayoon yang dari tadi megang lengan jaket gua. Langkah demi langkah, akhirnya gua sampai di depan UKS.

Mengetuk pelan, dan masuk ke dalam UKS. Di dalam, cuma ada Jake yang duduk di samping Soonie, yang terbaring lemas dan pucat di atas ranjang UKS. Gua mendekat dengan pelan, mencoba untuk tidak agresif dan memancing emosi Jake.

"Jake. Gua aja yang jagain dia, gua udah ijin sama Sunoo." ucap gua sambil mengambil kursi di samping ranjang Soonie.

Jake menoleh dan berdiri, tiba-tiba ia menarik kerah jaket dan menatap lurus ke dalam mata. "Lo disini buat minta maaf, jangan sampe dia udah sakit, lo bikin tambah sedih!" bentak Jake, sambil tetap menjaga volume suaranya.

Ia melepaskan pegangan dan pergi dari UKS, sambil membenturkan pundaknya di gua.

author's pov

Sunghoon duduk di samping Soonie, tangannya dengan pelan, mengelus kepala perempuan itu. "Soonie-ah, bangun ya." kata Sunghoon dengan suara nya yang lembut.

Sembari mengelus kepala Soonie, tangan satunya ikut memegang dan mengelus tangan temannya itu. Matanya memperhatikan setiap detail dari wajah Soonie, dia sangat cantik, tapi entah bagaimana, Sunghoon tidak pernah jatuh cinta dengannya.

Tak lama setelah itu, Soonie kembali sadar dari pingsannya. Sunghoon segera mengambilkan air dan menegakkan ranjang UKS. Soonie menatap ke sebelahnya, ia sebenarnya berharap bahwa yang menemaninya bukanlah Sunghoon.

"Minum dulu." ujar Sunghoon dan menyodorkan gelas berisi air putih hangat. Soonie meminum perlahan, mencoba menenangkan kepalanya yang masih pusing dan juga hatinya yang berdebar kencang. Jarang baginya untuk Sunghoon peduli seperti ini.

Soonie meletakkan gelas itu dan menghela nafas. Sunghoon menegakkan posturnya dan melonggarkan tenggorokan, "Soonie." Soonie menoleh ke arah pria itu, penasaran akan apa yang akan ia bicarakan.

"Maaf ya, kemarin gua ninggalin lo. Gua juga ada alasan dibalik itu cuman, tetep aja gua salah. Maaf ya." kata Sunghoon, menatap ke arah Soonie.

Soonie hanya mengedikkan bahunya, "Gapapa. Tapi kalo boleh tau, emang kenapa ya kok aku ditinggal? ada salah kah?" Sunghoon yang mendengar itu, dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Engga engga. Jadi, kemarin itu.."

kemarin // sisi sunghoon

Sunghoon berlari ke mobil dengan menggandeng Yeji, ia membuka pintu mobilnya dan mengambil payung, sementara Yeji sudah berteduh di dalam mobil.

Ketika tangannya hampir meraih payung di bagasi, handphone Sunghoon berdering sehingga ia mengeceknya, mengira bahwa Soonie menelfonnya.

Incoming call from "Nyonya Park <3"

"Iya ma?" jawab Sunghoon, sambil masuk ke dalam mobil untuk berteduh. "Nak, tolong nak, antar mama sekarang ke kantor. Papa kamu pingsan tadi." jelas Nyonya Park, dengan suara yang bergetar dan sesenggukan.

Sunghoon tanpa berpikir dua kali, langsung mematikan telfonnya dan mencoba menghubungi Soonie. Namun sayangnya, baterai handphonenya habis akibat telfon di kala low battery.

"Aish!" Sunghoon menyetir ke rumahnya, berharap ia bisa dengan cepat mengecas handphone dan menghubungi Soonie. Tapi sampai di rumah, Nyonya Park terlihat begitu panik dan memaksa Sunghoon untuk cepat menyetir ke kantor Tuan Park.

Alhasil, Soonie tidak berhasil dikabarkan bahwa Sunghoon dipanggil oleh Mamanya, dan ia ditinggal sendiri di kala hujan.

"Gitu deh." jelas Sunghoon. Meskipun ia dingin dan cuek, tapi ia masih punya rasa kemanusiaan. Ia merasa sangat bersalah dengan meninggalkan Soonie sendirian.

Soonie tersenyum lembut dan mengangguk, "Iya hoon, gapapa kok. Tapi gimana kondisi papa kamu sekarang?" Sunghoon ikut tersenyum, "Udah baik kok."

Merasa begitu bersalah, akhirnya Sunghoon mengajak Soonie untuk makan malam. "Uh, kan gua udah ninggalin lo, sebagai bentuk minta maaf, mau ya nanti malem, makan malam bareng?" tanya Sunghoon, cukup malu baginya untuk menanyakan hal yang jarang ia ucapkan.

Soonie merasakan pipinya memerah dan ia memalingkan muka, menghindar dari Sunghoon. "Uhm, iya boleh kok." jawab Soonie dan mencoba menahan ekspresinya yang lewat dari kata bahagia itu.

Sunghoon tertawa melihat pipi perempuan itu, "Ya oke, nanti gua jemput jam 6 ya." Soonie bisa merasakan hatinya dicopet oleh Malaikat Maut, seakan jiwanya melayang ke udara dan tidak bisa kembali.

terkadang cinta bisa membuat kita lupa akan sakit yang pernah kita jalani

mine ; sunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang