➸ chapter 23

256 30 0
                                    


author's pov

Soonie dan Sunghoon turun ke kelas mereka, mendengar suara bel istirahat sudah berbunyi. Pria itu menggandeng tangan Soonie, menyusuri koridor dan mengabaikan semua tatapan iri dari siswi-siswi.

Sunghoon menghentikan langkahnya ketika ia sampai di depan kelas Soonie, "Masuk sana. Yang bener belajarnya." ujar Sunghoon, membuat pipi perempuan itu memerah. Ga pernah Sunghoon se-perhatian ini, pikir Soonie. Ia mengangguk dan masuk ke kelasnya.

Tapi, Sunghoon menarik tangan Soonie, membuatnya berbalik. "Gaada mau meluk gitu?" tanya Sunghoon, membuka lengannya lebar-lebar. Hampir saja siswi di sekitarnya melemparkan badan mereka ke pelukan Sunghoon. Soonie membelalakkan matanya, menyadari semua siswi dan siswa sedang memperhatikan mereka.

Ia pun memukul lengan Sunghoon, "Kesambet apaan lo? biasanya juga ga suka di deketin." Sunghoon cemberut dan menurunkan lengannya, "Gabisa romantis lo emang ya, gua bela-belain nonton drakor biar bisa kayak mereka. Beda jenis emang ih." rengek Sunghoon.

Soonie tertawa, "Ya tumben banget soalnya, hati gua belum siap ugh." Sunghoon tersenyum dan menarik perempuan itu ke dalam pelukannya, "Siapin aja, gua bakal lebih sering kayak gini." Soonie meringis, memukul dada pria itu, mencoba melepaskan dirinya dari pelukan erat Sunghoon.

"Eh iya anjir, badan lo masih sakit ya. Maaf maaf, aduhhh." ujar Sunghoon, melepaskan pelukannya dan mengelus pundak perempuan itu. Soonie hanya tersenyum tipis dan berjalan masuk ke dalam kelas, menerima tatapan dari semua murid.

Di dalam kelas, ia tidak melihat Hayoon, Byeol dan Yeri. Dia tidak tahu harus tenang atau khawatir. Sunghoon cukup tegas saat menegur Hayoon, bisa saja perempuan itu menjadi begitu stres.

Kelas Fisika pun dimulai dan semua murid mengikutinya dengan serius karena minggu depan akan ada ujian Fisika. Ketika mencatat rangkuman penjelasan guru, handphone Soonie bergetar, menandakan ada notifikasi baru. Perempuan itu segera mengeceknya,

1 new message from "hoonie 🥰"

hoonie 🥰

bosen banget

ya teruuss

ga peka banget emang
beda jenis udah lo

MAU GIMANA BAPAK SUNGHOON

MAUNYA KAMU IBU SOONIE

Soonie bisa merasakan pipinya memerah, tersenyum saat melihat pesan dari Sunghoon. Dia benar-benar belum terbiasa dengan sisi lembut dari Sunghoon ini.

JANGAN TINGGALINNN

tadi pensil gua jatuh

btw nanti pulang ama gua ya

tumben 🙄

gamau ya yaudah
gua anter Hayoon nih

YAUDAH
ANTER AJA SONO

aduh ada yang cemburu
iya iyaaa nanti gua anter pulang

k.

Soonie mematikan handphonenya dan melanjutkan catatannya. Pikirannya melayang ke pesan Sunghoon tadi. Gua juga maunya lo, ujar Soonie dalam hatinya yang masih berdegup kencang.

"Tiati ya pulangnya, makasih juga udah dianterin. Bye!" pamit Soonie, turun dari mobil Sunghoon. Pria itu mengangguk dan menyetir mobilnya menjauh dari rumah Soonie.

Ketika berbalik, Soonie tersentak kaget melihat semua member Enhypen sudah berdiri di jendela sebelah pintu rumahnya dengan raut wajah yang menahan tawa. Soonie menyuruh mereka semua pergi dan menepuk-nepuk pipinya yang sudah merah.

Perempuan itu bergegas ganti baju dan turun ke bawah, membuatkan mereka makanan. Jay pun membantunya membuat nasi goreng kimchi dan juga memesan ayam goreng. "Seneng banget ga si?" tanya Jay, melirik ke arah Soonie.

Soonie mencubit kecil pria itu, "Diem deh je, mending lo lanjut masak ketimbang kita makan nasi gosong." Jay tertawa, "Tapi beneran, seneng banget kan lo." Soonie mengangguk, tak bisa menahan senyumnya ketika mengingat setiap ucapan Sunghoon di rooftop itu.

"Udah jadian?" tanya Ni-ki yang sedang mengganggu Jay, "Ngga. Tau lah gimana hubungan gua sama dia akhir-akhir ini, ga mungkin sekali kayak gitu langsung jadian." jelas Soonie. Ni-ki mengangguk dan menguncir rambut Jay lalu kabur.

Soonie menghela nafasnya dan Jay memahami perempuan itu. Ia mengelus lembut punggung Soonie, "Kenapa?" tanya nya. Soonie menggelengkan kepala, "Gua takut banget."

"Gimana kalo di akhirnya gua ga pernah siap dan berakhir dia nyesel berjuang. Gua juga ga yakin sama perasaan sendiri, masih mau dia ada di samping gua jay tapi ga yakin juga." jelas Soonie. Jay mengangguk, ia memahami jelas perasaan Soonie, bisa dibilang ia pernah mengalaminya.

"Gua pernah kayak gitu dan gua milih buat jalanin, lihat seberapa niat dia berjuang, lihat juga hati kita siap ga nerima orang yang pernah nyakitin kita. Minta waktu itu ga egois, itu namanya tau menempatkan harapan seseorang. Dan tau juga diri sendiri, jangan mentang-mentang minta waktu malah sengaja di lamain. Kalo ngerasa ga siap ya bilang ngga, siap ya bilang iya." ujar Jay, menenangkan Soonie.

Soonie pun mengangguk, Jay memang tidak pernah salah memberi nasihat. "Take your time, jangan buru-buru mutusin ya. Sunghoon bakal coba ngertiin kalo dia beneran sayang." lanjut Jay dan meninggalkan dapur dengan piring besar berisi nasi goreng di tangannya.

"Lama banget, perut gua udah ngambek." ujar Jake, segera menyantap nasi goreng kimchi buatan Jay. Sunoo menyadari teman dan adiknya yang memakan terlalu banyak waktu di dapur, "Dia kepikiran Sunghoon ya?" tanya Sunoo dan semua terdiam.

Jay mengangguk, "Gapapa, gua udah jelasin kalo dia butuh waktu ya bilang aja." Sunoo tersenyum dan mengangguk.

"Nonton mickey mouse ya!" teriak Ni-ki dan menyalakan tv nya, semua merengek mendengar ucapan member termuda itu. Hanya Sunoo yang ikut senang, "Banyak ngeluh lo pada, ini namanya nostalgia!"

Soonie datang dari dapur dengan teh hangat karna udara di luar sudah semakin dingin. Ia duduk di sofa, bersama Jungwon yang sedang tidak ingin makan. Jungwon menyandarkan kepala Soonie di pundaknya, perempuan itu tampak lelah.

"Capek?" tanya Jungwon, mengoper airpods di telinga ke telinga Soonie supaya ia bisa ikut menonton tontonannya. Soonie mengangguk, "Perut gua sakit banget. Tadi di teken ama Hayoon." Jungwon mengambil tas obat di bawah meja ruang keluarga, mengeluarkan obat pereda nyeri dan juga memberinya segelas air putih miliknya.

Soonie meminum obat itu dan memejamkan matanya, mencoba menghilangkan sakitnya dengan ditinggal tidur.

terkadang cinta itu banyak pertimbangannya

mine ; sunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang