➸ chapter 15

256 34 0
                                    


author's pov

Sekolah berakhir namun, Soonie belum ingin pulang ke rumahnya sehingga ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan. Dirinya terasa begitu lesu, entah karna lelah atau memang tidak semangat. Ia pun masuk ke dalam perpustakaan dan mengambil kursi di pojok ruangan.

Soonie mengambil buku novel kesukaannya dan kembali duduk, membaca satu persatu halaman bukunya. Ia melepas earbudsnya, karena situasi perpustakaan sepi dan juga terputar lagu klasik di ruangan itu sehingga tidak terlalu mengganggunya.

Namun ia salah, gerombolan siswi yang masuk ke dalam perpustakaan sungguh membuat keributan. Ketika ia hendak memakai earbudsnya, salah satu ucapan dari siswi-siswi itu tertangkap di telinganya.

"Gua denger Sunoo berantem sama Sunghoon tadi, gila ya mereka keliatan akrab padahal cih, banyak masalah juga." ujar salah satu siswi sambil memainkan buku di tangannya.

"Iya, sampe Sunoo bilang Sunghoon brengsek. Parah banget sih pertemanan mereka, feeling gua ya mereka bentar lagi bubar." timpal siswi yang lain, mengundang gelak tawa dari teman-temannya.

Soonie yang mendengar itu langsung merapihkan barang-barangnya dan berjalan keluar perpustakaan. Ia pergi mencari Sunoo, bersamaan dengan Jake yang baru saja keluar dari toilet perpustakaan.

"Soonie! kenapa kenapa?" panggil Jake, melihat raut wajah Soonie yang khawatir. Soonie menghela nafas, "Sunoo. Dia berantem sama Sunghoon di kantin tadi."

Jake mengangguk dan mereka berlari ke arah kantin, berharap Sunoo sedang kumpul-kumpul disana. Sesampai di kantin, benar saja, Sunoo masih duduk disana sambil memakan sushi yang dibawa Ni-ki tadi. Tampaknya ia bolos sekolah.

Soonie menghampiri kakaknya, "Yah! lo berantem lagi sama dia?" Sunoo yang dipanggil tiba-tiba itu, tersedak dan langsung menyogokkan air dalam mulutnya, "Amboyyy, gausa ngagetin napa lo. Iya, gua berantem sama Sunghoon, terus kenapaa?"

Mendengar jawaban kakaknya, Soonie memukul punggung Sunoo, "Heh! nanya terus kenapa lagi, ya gaboleh lah. Ini masalah gua sama dia, gausa ikut-ikutan." Sunoo menggelengkan kepalanya, "No no, masalah lo sama temen gua jadi otomatis, gua juga ikut campur."

Soonie menghela nafas dan duduk di sampingnya. Heeseung yang baru menelan sushi di mulutnya, ingin bertanya ke Soonie, "Soonie-ah, kemarin lo gimana sih detailnya bisa sampe ketemu Sunghoon?"

Jungwon memukul temannya, "Anak orang nangis gegara itu, malah lo tanyain lagi." Heeseung menyeruput air putihnya, "Ini kan rumpi no secret, bang." Jungwon menggelengkan kepalanya, "Seruan uya kuya anjir."

"SERIUS SERIUS HEH!" ujar Jake, Jungwon dan Heeseung masih saja menandingkan acara-acara yang lebih seru. Soonie mengedikkan bahunya, "Ya gitu aja, gua ke arena skating trus tau-taunya mereka lagi berduaan disitu."

"Gua malahan lebih kesel kalo ternyata mereka udah pacaran. Sunghoon aja masih deket sama lo waktu itu. Ih gatau dah, aneh banget." ujar Jake mengingat masa-masa saat Sunghoon dan Soonie masih dekat.

Soonie menghela nafas, "Gapapa lah ya..." Ia membuka handphonenya, merindukan masa-masa ia bisa begitu akrab dengan Sunghoon. Hingga ia berhenti di foto Sunghoon yang ia ambil saat mereka makan malam waktu itu.

Foto Sunghoon dengan penguin.

Iya, dengan penguin.

Seakan menemukan jalan keluar dari labirin, semua terasa begitu pas. Nama pria yang disukai oleh Hayoon, diberi nama kontak : penguin ❤️. Pria yang memastikan janji ketemuan mereka siang waktu itu, benar-benar Sunghoon. Mereka janjian di ice skating rink.

"Iya, Hayoon seneng sama Sunghoon..." ujar Soonie, memancing perhatian dari yang lainnya. "Maksudnya?" tanya Jungwon, bingung akan kalimat Soonie.

"Waktu itu gua sekelompok sama Hayoon, terus waktu nyari materi, ada notif di hpnya. Nama kontaknya tuh penguin, mana pake emot love lagi. Gua juga baru sadar, waktu makan malem, Sunghoon minta di fotoin sama boneka penguin..." jelas Soonie, semua meng-oh-kan dan merasa kasihan pada perempuan itu.

Sunoo mengelus adiknya, "Good, lo udah tau." Heeseung mengerang, "Gua ngerasa tertinggal banget anjing. Ini apaan lagi, dia udah tau apaan ya Tuhannnnn."

"Dia udah tau maksud gua yang gua benci Sunghoon bukan cuma karna dia ninggalin Soonie. Gua benci Sunghoon karna dia masih deket sama Hayoon." ujar Sunoo.

Jungwon merentangkan badannya hingga terjatuh ke belakang, "ANJROT." Pria itu mengintip dari bangkunya, "Masih? hah?" Heeseung memijat dahinya, "Gua lama-lama bikin misil nih. Apaan kok bisa masih astaga?"

Sunoo menertawakan teman-temannya, ia senang membuat mereka kebingungan. "Kalian ga inget kalo Sunghoon juga murid pindahan?" tanya Sunoo. Heeseung, Jake, Soonie dan Jungwon mengangguk. Tentu saja mereka tahu, Sunghoon merupakan pindahan dari Pangok High School.

"Terus? hayoon kan dari Canada, gaada kaitannya lah." ujar Jake, membuat Sunoo menarik nafas, "Gua belum selesai ngomong aduhay sayang ku." Jake menggeliat, geli mendengar ucapan Sunoo.

"Jadi, emang keliatannya gaada kaitan tapi seriusan ada. Hayoon dulu tinggal di Korea, dan dia ikut figure skating, sama kayak Sunghoon. Mereka berdua tuh ketemu di salah satu lomba gitu kan, lupa sih apa." jelas Sunoo, ia menggerakkan tangannya, memberi isyarat ingin minum.

"Nah nah kasik, nyai dodol mau minum." ucap Heeseung dan menyodorkan es lemon tea ke Sunoo. Menyeruput es lemon tea, Sunoo pun melanjutkan dongengnya.

"Dah ketemu kan, nah mereka pokoknya bagus lah performanya dan jadi dua wakil Korea ke lomba Asia atau apalah gitu kan. Mereka jadi makin deket, banget."

Soonie yang mendengar itu, bisa merasakan hatinya begitu sakit.

"Sampe suatu ketika, setelah mereka gabisa memenangkan lombanya itu, Hayoon ikut ayahnya pindah ke Canada. Sunghoon kecewa banget waktu itu, dia ga punya temen lagi tapi ya mereka tetep kontakan..."

"Gua ga suka sama dia ya karna dia masih deket sama Hayoon tapi, juga deket sama Soonie. Deketnya kayak ngasi harapan gitu, itu aja sih ya gua ga suka..." lanjut Sunoo, mengelus adiknya.

Soonie menyunggingkan senyum, "Gapapa kok. Sebenernya Sunghoon risih juga sama gua, jadi ya emang gaada alasan buat berjuang lagi."

"Bener kata Jake, dia ga worth it buat diperjuangin karna sampe akhir, bukan gua yang dia incar. Buktinya Hayoon masuk ke tipe idealnya, Hayoon yang bikin dia jadi pria hangat lagi, dan ya emang seharusnya Hayoon yang dapetin dia." ucap Soonie, meneteskan air matanya.

Sunoo pun menaruh kedua telapak tangannya di wajah adiknya, "Soonie, ini jadi pelajaran aja kok. Jangan pernah mikir berjuang itu salah, terkadang yang salah itu seberapa jauh kita berjuang tanpa perhatiin kondisi. Kamu pantas dapet yang lebih baik."

"Aku cuma berharap Sunghoon yang jadi pria yang lebih baik itu." ujar Soonie, mengeluarkan tangis di tangan kakaknya.

terkadang cinta membuatmu menjatuhkan air mata

mine ; sunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang