Brother

539 88 36
                                    

Matahari sudah malu untuk menampakan cahayanya, hanya tinggal sinar lilin yang menyinari ruang kala itu. Ketegangan, kepanikan, dan kejutan, membuat semua yang duduk nyaman di kursi seketika bangkit.

"GLORFINDEL!!!?!"

Ujung pedang terkutuk itu berhenti di depan telapak tangan Ann, belum menyentuhnya segores pun. Glorfindel, masih memegangi pedang itu dengan wajah dingin serta tatapan tajam.

Semuanya berhenti bernapas, ketika pedang itu berhenti menghunus.

Si kembar saat ini berada di atas meja, mencoba mengulurkan tangan mereka untuk melindungi Ann. Sedangkan Legolas berupaya mendekap Ann agar terhindar dari pedang. Erestor mencengkram lengan Glorfindel, bersama dengan Elrond. Lindir dengan sekuat tenaga memeluk perut si rambut emas. Sungguh, tenaga Glorfindel sangatlah besar, jika dia sendiri tidak menghentikan pedangnya, pasti gadis itu sudah tewas.

Ann, yang menjadi target sasaran tersangka, hanya bisa meringis ketakutan, memejamkan mata, hampir menangis. Seketika itu pula Glorfindel tertegun, lalu menurunkan pedangnya.

"Eh? it's not working?" ucapnya santai mengangkat kedua pundaknya.

"ARE YOU STUPID!?" bentak Elrond kasar dan menarik telinga Glorfindel "Dia tamu kita!! apa yang kau lakukan!?" geram Elrond lagi.

"Ow ow ow ow! sakit! kuping! kuping! kuping!" pekik Glorfindel, melempar pedang terkutuk itu ke meja. Elrond masih menarik telinga rambut emas itu sampai kemerahan.

BEG!

Perut kekar Glorfindel bahkan ditinju oleh Erestor dengan sekuat tenaga. Kuat sekali pukulan itu, hingga membuat Glorfindel membungkuk kesakitan.

"Ahhhkk... it's hurt Erestor.... akkhh.."

"Next time.. it'll be your face!" ujar Erestor dingin sambil menunjukkan kepalan tangannya.

"Oucchh... huufff... okaayy.. okaayy.. i'm sorry alright?"

Semua masih pada posisi mereka, si kembar belum turun dari meja. Elrond mendesis panjang "Cukup, twins.. turun dari meja, Erestor kembalilah duduk, kecuali Glorfindel!" ujarnya sembari mengusap kening.

"T-tapi Elro-"

"Diam! Glorfindel please!"

Mematuhi perintah ayah dan tuannya, mereka segera kembali duduk. Suasana masih tegang, gadis itu masih ada di dalam lengan Legolas. Berupaya menyelaraskan napasnya.

"Apa sebenarnya yang ingin kau lakukan!?" tanya Elrond dingin.

Dengan suara pelan Glorfindel menjawab "Kembar bilang, Ann perlu dalam bahaya, jadi kugunakan pedang itu" rambut emas ini tertunduk, menoleh ke arah Ann "Ya.. aku tau ini berlebihan, forgive me Ann.. i'm so sorry.." kata Glorfindel lirih.

"Sir Glorfindel.." suara tegas nan mengancam namun tenang dari Legolas, dia sangat marah "Please.. don't do it any ever again.." lanjutnya dengan lirikan tajam.

"Yes.. i promise" sahut Glorfindel pelan, lalu merendahkan tubuh jangkungnya untuk melihat wajah Ann lebih dekat "Will you forgive me Ann?" katanya dengan senyum rasa bersalah.

Perlahan, gadis ini melepaskan diri dari lengan Legolas, lalu tersenyum ke Glorfindel "Mm.. yeah.. i forgive you Glorfindel.." tutur Ann lembut namun sedikit gemetar.

Senyum rambut emas ini merekah, tapi tidak dengan Elrond dan kedua putranya.

"Okay.. then Glorfindel.. sit over there and do nothing!" perintah Elrond tegas sambil menunjuk kursi paling pojok, jauh dari kedua tamunya.

"But Elrond-"

"Just listen to me! duduklah disana dan jangan lakukan apapun! understand!?"

".....Okay.."

Appendix Alphabet (Before Lord of The Rings)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang