Hari menjelang sore, matahari mulai meredam, sinarnya jadi lebih lembut dan tak menyengat. Pepohonan menari ditiup hembusan angin musim semi, bersama kicauan burung yang saling menyahut. Sebuah bangku panjang, teduh dinaungi bayangan pohon ek, ditempati oleh seorang wanita paruh baya.
Senyumnya hangat bagai mentari, rambutnya cerah seperti benang dipintal indah. Mata teduhnya membaca sebuah buku, fokus dan terkonsentrasi, sampai datang seorang gadis yang mencuri perhatiannya.
"Oh.. you must be our guest?" ia mendongak, menilisik wajah gadis itu.
"....Are you.., Lady Gilraen?"
Buku yang semula ia baca, kemudian ditutup dan diletakkan di pangkuannya, dia terkekeh "Yes i am.."
"Aku.. ngga nyangka bisa ketemu Lady Gilraen.., just like wooww.."
"Hahaha.. come here, take a seat.." Gilraen menepuk bangku itu "Ayo kita bicara, Lady Ann?"
"Thank you.." Ann menaruh tubuhnya di atas bangku, masih menatap wajah Gilraen tentunya.
"Maaf kemarin aku tidak bisa menyambutmu, ada hal yang harus ku kerjakan.." Gilraen menggenggam tangan Ann "Aku pikir kita bisa bertemu di sarapan tadi pagi, tapi rupanya kau tidak datang, aku ingin menghampiri kamarmu, tapi kupikir kau pasti kelelahan.. maafkan aku.."
"No no! it's okay.. kan sekarang kita bisa ketemu, so it's fine.." ujar Ann yang membalas genggaman Gilraen.
"Ya.. dan lebih baik bicara di sini bukan? haha.."
"Exactly! tempatnya adem, tenang, gada orang lagi.. cocok deh!" balas Ann yang membuat Gilraen terkekeh.
"Hei, kau punya anting dan sisir yang cantik" ucap Gilraen mengganti topik.
"Ah? iya kah? haha.. makasih, tapi ini dikasih Legolas sama Thorin.. bagus ya"
"Yeah.. they're pretty, mereka sangat cocok saat kau pakai.. selera elf dan dwarf memang bagus.." perhatian Gilraen kemudian tersedot pada kalung botol kaca yang menggantung di leher Ann "Dan ini? such a cute bottle.."
"Ini? ini harta ku sebenernya, lucu ya, kecil gitu bentuknya.."
"Eh? Tidak kusangka botol kecil ini bisa jadi harta, padahal ada emas yang menggantung di rambutmu?"
Ann terkekeh "Kalo Lady Gilraen mau denger, aku bisa cerita kok"
"Sungguh? ceritakan padaku! elves itu bilang kau bukan dari dunia ini, sejujurnya aku sangat tertarik padamu, ayo ceritalah.." kata Gilraen antusias.
"Okay okay... jadi gini.. waktu pertama kali aku jatoh di Mirkwood, aku digigit laba-laba!"
"Ow! itu pasti sakit!"
"Sakit! banget! kirain aku bakal mati, tapi.. untung aja ada squad wooden elves yang selametin aku, terus aku dibawa ke Woodland Realm, dikasih antidote!"
"So that's the reason.. why this bottle is so precious to you?.."
"Yep, it's saved my life!"
Gilraen tersenyum simpul "Kau sangat baik dan lembut.. kau tipe orang yang setia, aku bisa tau itu dari ceritamu"
Semburat merah muncul dari balik pipi gadis ini "....Ya ampun.. jadi malu nih.." kata Ann tersipu, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hahaha.. jadi kalau aku boleh bertanya, kenapa kau memutuskan untuk ke sini? ke Rivendell?"
Tiba-tiba Ann teringat akan kondisi tubuhnya yang aneh, kemarin gadis ini belum cerita sepenuhnya pada Elrond, dia malu karena hanya ada pria di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Appendix Alphabet (Before Lord of The Rings)
Hayran KurguMenetaplah Lady of Mirkwood di Imladris. Mencari pertanyaan akan misteri yang selama ini melandanya. Takdir mempertemukannya dengan keluarga baru, yang tak tergantikan. [Lanjutan dari Gi Melin]