Bitter Love

366 70 11
                                    

"tunggu, kalian akan menikah besok?! Yakk, Song Hyeongjun, kenapa tidak memberitahuku kemarin?!!" teriak Minhee sambil menunjuk-nunjuk wajah Hyeongjun menggunakan garpu miliknya dengan mulutnya yang masih sibuk mengunyah toast

"kan sudah aku beri tahu tadi" sedangkan Hyeongjun hanya memutar bola matanya, ia tidak menyangka bahwa Minhee akan benar-benar kesal dengan ucapannya

Sedangkan Jungmo hanya tersenyum mendengar kedua sahabat ini berdebat sejak 30 menit yang lalu tanpa henti. Mau ia lerai juga sepertinya tidak mungkin.

"lalu bagaimana dengan apartemenmu itu? Kau akan membuangnya? Menjualnya?" Minhee mengusap rambutnya

Hyeongjun mengembungkan kedua pipinya lucu, sejujurnya ia bingung harus diapakan apartemennya. Sudah lama tidak ditinggali pasti sangat berdebu dan kotor. Dan mungkin ada penunggu disana.

"mungkin aku akan menjualnya, karena setelah kami menikah, aku dan Jungmo hyung akan tinggal bersama" Hyeongjun dan Jungmo saling menatap dan mengangguki ucapan Hyeongjun

"jangan bilang kau akan meninggalkanku lagi ke New Zealand setelah insiden itu" sindirnya dengan tatapan sinis

Hyeongjun menganga, "mana mungkin aku akan kembali ke tempat itu lagi!" elaknya

"Jungmo hyung, kau serius ingin menikahinya?"

Jungmo mengangguk mantap guna meyakini Minhee untuk menikahi Hyeongjun.

"apa alasan kau ingin menikahinya?" Minhee meneguk cangkir air mineralnya dan melipat kedua tangannya diatas perut

Hyeongjun yang peka akan suasana ini hanya diam dan menelan ludahnya gugup.

Jungmo menarik nafasnya dan menatap Minhee, "terlepas dari kekurangannya, Hyeongjun selalu dapat membuatku berdecak kagum, ia lucu, manis, pintar, dan nakal. Aku selalu penasaran pada tingkahnya ketika ia baru saja memasuki dunia perkuliahan. Dia sangat kikuk, begitu polos, dan caranya menyelesaikan masalah sangat cerdik. Semakin lama, semakin perasaan itu tumbuh dalam hatiku, selama 4 tahun aku begitu mencintainya, mencintai Song Hyeongjun dalam diam. Itu karena aku takut jika ia menolakku karena aku selalu memarahinya dalam kelas dan bersikap arogan padanya-"

Hyeongjun menoleh dengan bibirnya yabg sedikit terbuka, jadi selama ini pria yang kini tengah menggenggam tangannya sudah mencintainya sejak lama.

Jungmo tersenyum semakin lebar dan melanjutkan kalimatnya, "-mungkin Hyeongjun pernah berfikir bahwa aku tidak takut, ia salah, sebaliknya aku sangat takut kali ini. Semakin aku mencintainya, semakin takut untuk kehilangan dirinya, itulah mengapa aku memilih untuk menjadikannya teman hidup. Tentu karena aku begitu mencintainya"

Minhee menatap Jungmo dan Hyeongjun bergantian, ia lalu tersenyum ke arah Hyeongjun.

"jangan selingkuh darinya, Hyeongjun"

Ucapan Minhee membuat Jungmo dan Minhee tertawa begitu keras sedangkan Hyeongjun memberenggut kesal di tempatnya.

"kemarilah" Minhee beranjak dari sofa dan merentangkan lebar kedua lengannya, Hyeongjun menggigit bibir bawahnya guna menahan air mata yang siap lolos kapan saja

Hyeongjun lalu menarik pundak Minhee dan mengalungkan kedua tangannya pada leher si tinggi. Memeluknya begitu erat, begitu juga dengan Minhee yang memeluk pinggang ramping Hyeongjun.

"berbahagialah Hyeongjun" bisiknya

"pasti, aku akan membuatmu bangga. Dan juga, tahan air matamu, simpan untuk besok" balasnya berbisik dengan kekehan kecilnya









LUCIFER








Hyeongjun memegang dadanya gugup dengan Minhee disebelahnya yang akan mengantarkannya ke altar.

𝐋𝐔𝐂𝐈𝐅𝐄𝐑 || 𝐇𝐰𝐚𝐧𝐠𝐌𝐢𝐧𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang