4 Years Later, Seoul, South Korean.
.
.
.Minhee tengah berada di sebuah karya pameran di balai kota, dimana terdapat karya pahatannya yang maha agung yang dia namakan LUCIFER. Banyak orang bertanya-tanya kenapa Minhee memahat karya tak lazim tersebut karena pada umumnya seorang pemahat profesional jarang sekali membuat sesuatu berdasarkan karakter fiksi tersebut.
Mereka lebih condong ke tema dewa dan dewi yunani kuno ataupun tokoh zaman pertengahan, itu lebih berkualitas dan bernilai tinggi.
Sejujurnya Minhee belum menjawab dengan pasti semua pertanyaan yang dilontarkan media pers padanya. Minhee hanya menjawab seadanya, mengatakan bahwa dia hanya menyukai salah satu karakter iblis itu.
Para politikus serta jurnalistik yang datang hari ini banyak yang memotret hasil pahatannya dan tak sedikit dari mereka yang memuji karyanya, terlihat licin, halus, sempurna tanpa cacat sedikitpun, dan juga mahal mengingat batu yang dia gunakan setinggi 5 meter diatasnya.
"Paman Minii~" seorang balita berumur 4 tahun berlari dengan kakinya yang mungil menghampiri Minhee
Minhee tertawa renyah melihatnya dan berjongkok di hadapan balita tersebut, tangan mungilnya memeluk leher Minhee meskipun belum sepenuhnya bisa karena tangannya yang terlalu pendek.
"selamat pagi sayang, jagoan siapa ini?" Minhee lalu menggendong balita itu dan mendusel gemas di perut sang balita yang sudah terkekeh imut
"agoannya appa ungmoo~" seru anak itu dengan memlerlihatkan gigi kelincinya yang baru tumbuh 4 biji di bagian atas dan bawah gusinya membuat Minhee menggigit gemas pipi anak yang berada di gendongannya
"eomma dimana sayang?"
"eomma iyang umu play cama appa, ddeongie itinggal cendili eungg~"
Balita yang bernama Seongmin itu memanyunkan bibirnya dengan wajah yang tertunduk lucu sehingga lehernya menghilang karena terlalu pendek.
Kalau menurut Minhee sih, Seongmin itu duplikatnya Hyeongjun.
Cara balita itu berbicara, menggerutu, marah, bahkan tertawa saja sangat mirip dengan Hyeongjun.
Bahkan Jungmo hampir tidak menyangka bahwa anak ini begitu feminim mengingat dia sangat menyukai film barbie dan make up ketimbang bermain mobil-mobilan atau robot-robotan. Padahal tidak ada yang salah dengan benihnya. Ekspekstasi Jungmo untuk memiliki jagoan yang tampan hancur begitu saja ketika mengetahui bahwa anak pertamanya membanting karikatur ferari miliknya yang terpajang di ruang kerja.
Minhee menggelengkan kepalanya mendengar hal itu langsung dari Seongmin.
Bagaimana bisa dua sejoli itu masih bisa dengan santainya bercinta di dalam mobil yang terpakir di basement sementara anaknya dibiarkan masuk ke dalam tanpa pengawasan orang tua begitu saja.
Masih beruntung anak itu langsung berlari ke arah Minhee, bayangkan saja jika anak ini salah memanggil orang. Minhee tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada Seongmin nantinya.
"deongie tidak membawa dodot?" tanya Minhee sambil mengajak anak itu berjalan-jalan dan membiarkan Seongmin untuk tetap berada di gendongannya, Minhee sedikit menggoyangkan tangannya agar anak itu merasa senang dan nyaman
Seongmin menggeleng, "eomma cay ddeongie uda besal jadi ndak pelu awaa odot"
Kedua mata Minhee berbinar setiap si balita berbicara. Rasanya dia juga ingin membuat satu yang seperti Seongmin sehingga dia bisa memeluknya setiap waktu tanpa terkena ocehan Hyeongjun ataupun Jungmo.
"begitu ya? Ddeongie beneran sudah tidak ingin dodot lagi?"
"eungg, ndak pakai odott" kedua mata anak itu membola sempurna menatap Minhee

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐔𝐂𝐈𝐅𝐄𝐑 || 𝐇𝐰𝐚𝐧𝐠𝐌𝐢𝐧𝐢
ספרות חובבים[COMPLETED] Lucifer dibuang ke bumi setelah ia melakukan kesalahan terbesarnya di surga. Ia lalu menjanjikan kebahagiaan kepada orang-orang, termasuk kepada seorang aktris besar yang tengah naik daun, Kang Minhee. "You shouldn't have to change for a...