I Love You, Always

361 73 12
                                    

Jungmo mengenggam tangan Hyeongjun yang terhubung dengan selang infus, Hyeongjun masih belum sadar semenjak ia dioperasi pada bagian vitalnya dan mendapatkan beberapa jahitan di tubuhnya.

Dan tentu saja mereka semua dilarang untuk melakukan kontak fisik dengan Hyeongjun, untuk mandi saja sepertinya sangat tidak mungkin. Memerlukan beberapa bulan untuk kembali pulih.

Jungmo sudah memutuskan kontrak bisnis dengan almarhum Kim Hannah, serta melupakan seluruh kerabat Hannah yang mengenal Jungmo, tidak ada yang ia percayai lagi setelah kejadian buruk menimpa dirinya dan Hyeongjun.

Jika ditanya apakah Jungmo akan merasa jijik pada pria dihadapannya atau tidak, jawabannya Jungmo hanya akan selalu mencintai Hyeongjun dengan sangat, ia berjanji akan selalu melindunginya.

Terlepas dari semua kekurangan Hyeongjun.

Pria itu begitu mencintai Hyeongjun.

"sayang, kapan kau akan bangun?" bisiknya sambil mencium tangan Hyeongjun

"hei, tidak kasihan pada Minhee yang semalaman menangisimu?"

"tidak mau berterima kasih pada Yunseong yang sudah membalas orang-orang jahat itu?"

Jungmo menangis dalam diam dengan tubuhnya yang bergetar.

"kumohon, bangunlah"

"kau merindukanku, bukan?"

"kau ingin menikah denganku, kan?"

"aku sudah menyiapkan gaun pengantin untukmu, makannya ayo bangun.."

"...lalu kita buat keluarga kecil yang bahagia, sayang, bedua bersamamu"

Jungmo mencium kening Hyeongjun begitu lama, menyalurkan betapa Jungmo mencintai Hyeongjun dengan sangat dan takut kehilangan cintanya.

Sedangkan itu, Minhee dan Yunseong sedang makan di kantin rumah sakit dikelilingi beberapa pasien rawat inap.

Minhee menggaruk lehernya ketika melihat mereka semua saling mengobrol satu sama lain seakan sudah sangat akrab.

"hyung, kau tahu bahasa selandia baru?"

Yunseong mengangguk, "mereka menggunakan frasa maori, tapi 96% dari mereka berbahasa inggris"

Minhee menganggukkan kepalanya paham.

"mereka terlihat begitu bahagia" Minhee meneguk cappucino hangatnya

"karena setiap individu memiliki alasan untuk tetap hidup dan melawan penyakit yang diderita masing-masing"

Minhee melirik Yunseong.

"entah ia memiliki mimpi yang besar, memiliki keluarga yang menunggunya pulang, ataupun memiliki cintanya sendiri, kecuali jika ia merasa dirinya sudah terlalu rapuh dan tidak ada orang lain, teman, maupun keluarganya yang menginginkannya, maka ia lebih memilih untuk diam dan bungkam dan hanya tinggal menghitung hari untuk menemui ajalnya"

Yunseong menghela nafasnya, "Hyeongjun akan tetap hidup" tangannya mengenggam tangan dingin Minhee

Minhee lega mendengarnya.

"jangan menangis lagi, matamu sudah cukup sembab. Aku benci melihatnya" Yunseong mengusap lembut pipi Minhee

"jadi menurutmu aku jelek kalau begini?" Minhee mencurutkan bibirnya gemas

Mulut Yunseong menganga, bukan itu maksudnya.

"tidak, bukan begitu sayang-"

"jangan panggil aku dengan panggilan itu, itu sangat menggelikan. Aku pergi!"

𝐋𝐔𝐂𝐈𝐅𝐄𝐑 || 𝐇𝐰𝐚𝐧𝐠𝐌𝐢𝐧𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang