Minhee memakaikan hansaplast pada dahinya yang sempat luka tadi, ia lalu mengacak rambutnya frustasi. Otaknya tidak bisa berhenti memikirkan kissmark yang terdapat pada leher Lelaki Hwang.
Jika dia berselingkuh dengan seorang wanita, pasti akan terdapat bekas lipstik disekitarnya. Tetapi yang dia lihat hanya bercak kemerahan bekas gigitan.
Minhee membuka perlahan pintu kamarnya dan menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan pria itu sudah pergi atau belum, ia sangat terkejut begitu melihat Yunseong yang sibuk meminum beberapa botol alchohol di dalam kulkas miliknya.
Menghabiskannya hanya dengan beberapa kali tegukan lalu melemparkan botol itu ke tembok.
Minhee meremat ujung bajunya. Ia masih belum paham mengapa sikapnya seperti ini sejak pagi hari. Bahkan kini perutnya begitu keroncongan, ingin keluar juga takut dia kembali menjadi korban kekerasan kekasihnya.
"oh god, tolong biarkan aku bebas kali ini"
Minhee kembali menyembunyikan dirinya dibalik pintu begitu Yunseong melihat ke arah kamarnya. Lelaki itu berjalan perlahan dengan semompoyan sembari mengepalkan tangannya.
"Kang Minhee..." gumamnya sambil mengetuk pintu kamar dimana dibaliknya Minhee tengah menahan tangisnya, takut jika Yunseong akan kembali memukulnya seperti sebelumnya
"KANG MINHEE" teriaknya sambil menggedor pintu kamar
Minhee menggelengkan kepalanya.
"dengar, jika kau tidak membuka pintu ini, aku akan menghancurkannya sekarang juga dalam hitungan ketiga" ancamnya
"1.. 2.."
Sebelah kaki Yunseong ia tempelkan pada bagian tengah pintu dan siap untuk menendangnya hingga hancur.
Klek
Minhee membuka knop pintu dan menyembulkan sedikit kepalanya keluar. Ia dapat melihat mimik wajah Yunseong yang begitu menakutkan baginya, ditambah dengan bola matanya yang menghitam serta deretan giginya yang semula rapih kini meruncing.
Minhee menelan salivanya kasar.
Ia lalu melihat ke kalender, sudah satu bulan sejak malam itu dan Yunseong mengatakan bahwa ia akan pergi dan meninggalkan Minhee.
Tapi bagaimana? Keduanya sudah saling mencintai satu sama lain.
"kau ingin putus denganku, kan?" tanya Minhee selangkah mendekati Yunseong
Yunseong mengepalkan tangannya dan melemparkan botol miras yang ia pegang ke lantai, Minhee menatapnya sendu. Beginikah akhir kisah cintanya?
Menjalin hubungan terlarang dengan seorang iblis, yang dia pikir hidupnya akan lebih indah dan penuh kasih sayang jika bersama dengan Yunseong, Minhee salah.
Justru semakin ia mengenal Yunseong, semakin dalam Yunseong menariknya ke dalam black hole.
Sedangkan itu, Yunseong hanya memikirkan semua hal yang ia benci dari seorang Kang Minhee, pemuda manis yang berhasil memikatnya hingga membuatnya rela menghabisi seluruh nyawa yang membahayakan Minhee. Yang padahal hal itu bukan masalah yang terlalu buruk, disini Luciferlah yang bermasalah.
Hwang Yunseong adalah bagian kecil dari dirinya, begitu juga dengan Lucifer. Yunseong mencintai Minhee, sedangkan Lucifer menyayangi dan selalu memiliki hasrat untuk melindungi pemuda jangkung tersebut.
Dirinya bagaikan bulan malam yang setengah terang, dan setengah gelap.
Itu adalah dirinya.
Mau memikirkan versi Minhee yang menyebalkan juga tidak bisa, ia malah semakin menyayanginya. Minhee begitu manis di matanya, tidak ada iblis yang membenci anak manis, terutama Kang Minhee yang berkata tidak takut padanya malam itu, membuat Lucifer seakan terbang melayang ke udara dengan kupu-kupu yang berterbangan di perutnya.
Tetapi jika Yunseong tetap memilih untuk berada di sisi Minhee selamanya, maka yang akan menderita di sini adalah dirinya.
Sedangkan jika Minhee yang kehilangan Yunseong, Minhee merasa kehilangan dunianya begitu saja, semua hal yang telah mereka lewati bersama terasa sia-sia.
Jika saja dari awal Yunseong tidak menaruh perasaan pada Minhee, mungkin hal buruk ini tidak akan terjadi pada anak baik sepertinya.
Yunseong melakukan ini semua hanya untuk melihat Minhee tetap hidup, dia masih muda dan memiliki segalanya, uang, rumah mewah, dan teman yang harus ia jaga, Hyeongjun.
Maka biarkanlah saat ini dirinya yang menyakiti hati Minhee habis-habisan, mungkin itu dapat menjadi traumanya. Trauma untuk menjalin hubungan dengan seseorang tentunya.
Karena hari ini terpaksa dia harus meninggalkan Minhee.
"maafkan aku" Yunseong mengusap kasar wajahnya yang sudah kembali seperti semula
Kedua mata Minhee yang memerah dan berlinang air mata mengenai telapak tangan Yunseong.
Yunseong tersenyum miris melihatnya, "maafkan aku karena sudah memberikan janji palsu kepadamu, terima kasih sudah menjadi bagian dari hidupku. Karena kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama, dan aku tidak ingin melanggar aturannya. Kita akhiri sampai di sini saja"
Mendengarnya membuat jantung Minhee berpacu begitu cepat, tubuhnya merosot ke lantai dengan tangisannya yang pecah begitu saja.
Minhee memegang kedua kaki Yunseong, berharap pria itu tidak menghilang dari hadapannya.
Yunseong mengusap kepala Minhee lembut dan berjongkok dihadapannya menyetarakan tingginya dengan Minhee.
"jangan pergi hyung.. Aku sangat mencintaimu hiks" isaknya sambil menangkup pipi Yunseong
Kedua tangan Yunseong menarik Minhee untuk masuk ke dekapannya, mungkin ini akan menjadi yang terakhir kalinya mereka berpelukan. Tangannya menarik pinggang ramping Minhee untuk semakin menempel pada tubuhnya hingga tak ada celah sedikitpun diantara mereka berdua.
"jangan menangis" bisiknya sembari mengusap punggung dan kepala Minhee bergantian guna menenangkannya
"bagaimana aku bisa berhenti menangis jika orang yang kucintai pergi begitu saja" ucapnya masih dengan sesegukan
Kedua mata Yunseong memerah, "maaf sudah melukaimu"
"aku akan memaafkanmu jika kau tidak pergi"
"Minhee, tolonglah, aku harus pergi sekarang. Kumohon, hapus saja segala kenangan yang telah kita ukir bersama, itu tidak ada gunanya lagi sekarang, tidak ada untungnya untuk kita berdua"
Minhee menepuk dada Yunseong disertai tangisannya yang semakin membesar, sungguh Minhee benci mendengarnya langsung dari bibit Yunseong.
Seharusnya ia tidak jatuh cinta padanya, jika sudah terlalu sayang, sulit untuk melepaskan.
Tidak ada hal lain selain mengikhlaskan dirinya.
"kalau begitu cium aku untuk yang terakhir kalinya"
Yunseong menatap kedua mata Minhee yang begitu sembab karena menangisinya.
Tangannya perlahan menarik tenguk Minhee dan menempelkan bibir mereka, tidak ada pergerakan dari Yunseong maupun Minhee, hanya sekedar saling menempelkan benda kenyal itu.
"emhh~" lenguh Minhee ketika Yunseong mulai melumat lembut delimanya dan menggigit bibir bawah Minhee
"hmph" Minhee memiringkan kepalanya ke kanan dan kiri untuk memperdalam pagutannya
Yunseong melepaskan ciumannya begitu ia merasakan pipinya basah karena air mata Minhee.
Yunseong kembali mengecup ringan bibir merah merekah Minhee dan mengusap pipi Minhee.
" sudah ya. Aku harus pergi, selamat tinggal Minhee-ya"
Yunseong berdiri dan menghilang, yang tersisa di tempatnya berdiri hanyalah sebuah gumpalan abu di hadapan Minhee yang memukul-mukul dadanya hingga ia terbatuk disela tangisnya.
Tuhan sangat tidak adil memperlakukannya.
Kenapa harus dia?
Sekarang Minhee tidak memiliki apapun lagi dalam hidupnya.
Yunseong datang membawa kebahagiaan, dan pergi meninggalkan luka.
Brengsek.
.
.
.Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐔𝐂𝐈𝐅𝐄𝐑 || 𝐇𝐰𝐚𝐧𝐠𝐌𝐢𝐧𝐢
Fanfiction[COMPLETED] Lucifer dibuang ke bumi setelah ia melakukan kesalahan terbesarnya di surga. Ia lalu menjanjikan kebahagiaan kepada orang-orang, termasuk kepada seorang aktris besar yang tengah naik daun, Kang Minhee. "You shouldn't have to change for a...