"Lagi-lagi para penjaga lalai dalam tugasnya," ucap Rose bermonolog disusul helaan napas yang keluar dari bibirnya, begitu mendapati pintu perpustakaan khusus keluarga kaisar dalam keadaan tanpa penjagaan satu orang pun. Padahal harusnya, perpustakaan keluarga kaisar selalu dijaga oleh setidaknya dua orang penjaga.
Rose bisa saja saat ini juga langsung memanggil Penanggung Jawab Pekerja Istana untuk memberikan teguran atas kelalaian bawahannya, namun untuk kali ini ia memilih untuk menundanya dan lantas masuk ke dalam perpustakaan.
Membaca buku adalah salah satu cara Rose melepas penat maupun stress, sehingga perpustakaan merupakan salah satu tempat berharga baginya di istana kekaisaran ini.
Di saat tengah menelusuri rak demi rak perpustakaan, langkah Rose terhenti saat dirinya berpapasan dengan orang yang tidak pernah ia sangka. Fasyalla Tyholi.
Sejak Jethro membawa Fasyalla ke dalam istana sampai wanita itu resmi menjadi selirnya, Rose tidak pernah bertemu secara tatap muka dengan wanita simpanan kaisar itu. Kalau Rose berpura-pura tidak mengenalinya, itu akan menjadi hal yang wajar. Namun wanita itu tidak mungkin tidak mengenali dirinya yang merupakan seorang Ratu.
Keduanya saling menatap satu sama lain dalam waktu cukup lama, namun jangankan memberi salam pada Sang Ratu, Fasyalla bahkan tidak menundukkan pandangannya dan dengan kurang ajarnya mengangkat kepalanya seraya balas menatap mata Sang Ratu.
Padahal di Kekaisaran Eleanor, hanya ada dua orang yang bisa mengangkat kepalanya saat tengah berhadapan dengan seorang Ratu. Yaitu Kaisar dan Ibu Suri, jelas saja Fasyalla bukan termasuk keduanya.
Tanpa sadar Rose kini meremas kuat kedua ujung gaunnya, walau sebenarnya ia bisa langsung menampar wanita dihadapannya atas perilakunya yang secara tidak langsung merendahkan seorang Ratu, namun ia memilih untuk menahan diri.
Saat ini, bagaimanapun Fasyalla merupakan selir Jethro dan Rose tidak bisa memperlakukan wanita itu seenaknya jika tidak ingin menimbulkan konflik yang mungkin akan berakhir runyam dengan Jethro.
"Jangankan memberi salam dan memperkenalkan diri, kamu bahkan tidak menundukkan kepalamu di hadapan seorang Ratu. Apa aku harus menamparmu dulu sampai kamu melakukannya wanita kurang ajar?" ucap Rose penuh penekanan, bentuk peringatan atas perlakuan kurang ajar Fasyalla padanya.
Bukannya takut akan peringatan Rose, seulas seringai malah terbit pada bibir Fasyalla.
"Saya tidak akan pernah menundukkan kepala saya kepada siapapun, terlebih pada wanita yang posisinya suatu saat nanti akan menjadi milik saya."
Mata Rose melotot sempurna, tak menyangka bahwa wanita itu malah semakin berani dengan terang-terangan mengatakan bahwa ia akan merebut posisinya.
Tak lagi dapat menahan amarahnya, Rose langsung mendaratkan tamparan yang cukup keras pada pipi Fasyalla.
Plak!
"Tamparan ini tidak sebanding dengan ucapanmu yang bisa dianggap sebagai bentuk pemberontakan terhadap kekaisaran!" bentak Rose kemudian, masih dengan mata penuh amarah yang tertuju pada Fasyalla.
"Masuk ke dalam lingkungan khusus keluarga kaisar, bersikap kurang ajar pada seorang Ratu, dan melakukan percobaan pemberontakan! Aku bisa saja memberimu hukuman pengusiran dari wilayah kekaisaran!"
Rose mengerutkan keningnya saat Fasyalla tiba-tiba saja menjatuhkan tubuhnya sendiri ke atas lantai, situasi semakin aneh saat air mata mulai mengalir dari kedua mata wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Abandoned Queen
Fanfiction"Dengan ini aku menjatuhi hukuman mati pada Ratu Roseanne Theodor atas percobaan pembunuhan pada istri kaisar beserta calon darah daging kaisar!" Ketika hati Sang Kaisar telah berpaling dari Sang Ratu, sampai akhirnya membuat nyawa Sang Ratu berada...