Waktu demi waktu berlalu, hingga akhirnya tiba hari perjamuan untuk merayakan kehamilan Fasyalla sekaligus menyambutnya sebagai permaisuri baru kekaisaran. Karena merupakan perjamuan khusus, hanya bangsawan tinggi dan berpengaruh di kekaisaran saja yang diundang.
Setelah semua bangsawan sekaligus tamu undangan hadir dan duduk pada tempatnya di meja perjamuan, Jethro lantas bangkit berdiri dari kursinya yang diapit oleh kursi Ratu dan Permaisuri.
Menyadari bahwa akan ada sesuatu yang disampaikan oleh Sang Kaisar, ruangan seketika hening dan semua mata di dalam ruang perjamuan kini terfokus pada Jethro.
"Aku berterimakasih atas kehadiran kalian semua dalam perjamuan ini." ucap Jethro seraya tersenyum dan menatap satu-persatu bangsawan tinggi yang ada di dalam ruang perjamuan.
"Untuk menyambut kehamilan permaisuri sekaligus keturunan pertamaku, mari kita bersulang." ucap Jethro kembali, diikuti tangannya yang mengangkat gelasnya yang sudah terisi oleh anggur merah ke atas udara.
Para bangsawan, termasuk Ratu dan Permaisuri juga melakukan hal yang sama, sebelum kemudian mereka meminum anggur merah yang ada pada gelas masing-masing.
Sebagai tokoh utama perjamuan kali ini, tak berselang lama, Fasyalla akhirnya berdiri dari kursinya untuk mengatakan beberapa kata pada para tamu undangan.
Namun tepat saat Fasyalla baru saja akan membuka mulutnya, tiba-tiba saja wanita itu memegangi lehernya sendiri dengan raut wajah yang terlihat kesakitan.
"Ukhuk, ukhuk!"
Setelahnya, Fasyalla beberapa kali terbatuk-batuk, masih dengan kedua tangannya yang memegangi lehernya.
"Fasyalla? Kamu baik-baik saja?" tanya Jethro dengan wajah yang terlihat begitu khawatir seraya membantu Fasyalla untuk kembali duduk di kursinya.
"Y-Yang Mulia..." Fasyalla berucap lirih dan terbata, sebelum kemudian ia kembali terbatuk. Namun batuknya kali ini disertai dengan darah yang keluar dari mulutnya hingga mengenai gaunnya. Lalu detik selanjutnya, Fasyalla hilang kesadaran.
"Permaisuri!" Jethro memekik panik seraya mengguncang pelan tubuh Fasyalla, mencoba mengembalikan kesadaran permaisuri.
Melihat hal tersebut, para bangsawan di ruang perjamuan hanya bisa diam dan saling menatap satu sama lain dengan tatapan bingung dan terkejut.
Hingga tiba-tiba saja Countess Iris berdiri seraya menutup mulutnya dengan kedua tangannya, membuat semua mata seketika tertuju padanya.
"Yang Mulia! Seseorang pasti telah memasukkan racun ke dalam minuman permaisuri!"
***
Tepat setelah Fasyalla dibawa oleh Jethro kembali ke Istana Aster untuk mendapat penanganan lebih lanjut dari dokter istana, suasana ruang perjamuan seketika dipenuhi oleh ocehan para bangsawan.
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Apa mungkin Yang Mulia Permaisuri memiliki penyakit kronis?"
"Bagaimana dengan nasih bayi yang ada pada perutnya? Bukankah bayi itu merupakan keturunan pertama Yang Mulia Kaisar?
"Mungkinkah Yang Mulia Permaisuri memang diracuni oleh seseorang?"
Meski ia sendiri juga benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada permaisuri, namun melihat kekacauan yang ada di ruang perjamuan, Rose tentu tidak mungkin diam saja dan tidak melakukan apa-apa.
Rose lantas bangkit berdiri, membuat para bangsawan seketika mengatupkan bibirnya dan beralih memandangnya.
Tepat saat Rose akan membuka mulutnya untuk menyuruh para bangsawan bersikap tenang, di saat yang sama Jethro akhirnya kembali ke dalam ruang perjamuan. Wajah Sang Kaisar terlihat menahan marah dengan kedua tangan yang mengepal kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Abandoned Queen
Fanfiction"Dengan ini aku menjatuhi hukuman mati pada Ratu Roseanne Theodor atas percobaan pembunuhan pada istri kaisar beserta calon darah daging kaisar!" Ketika hati Sang Kaisar telah berpaling dari Sang Ratu, sampai akhirnya membuat nyawa Sang Ratu berada...