Empat : Kejadian Tak Disangka

1.6K 375 23
                                    

"Kalau begitu, hari ini juga saya akan langsung mengirimkan surat pada Yang Mulia Raja Kerajaan Timur melalui burung merpati untuk melaporkan hasil pembicaraan saya dengan Anda, Yang Mulia Ratu." ucap Sir Travis, begitu pembicaraan utamanya dengan Sang Ratu akhirnya selesai.

Seulas senyuman perlahan terbit pada kedua ujung bibir Rose,"Aku akan menantikan kabar baik darimu serta Kerajaan Timur."

Selama beberapa saat tak ada pembicaraan diantara keduanya, masing-masing dari mereka kini tengah menikmati teh yang baru saja kembali dituangkan oleh para pelayan.

"Karena aku rasa pembicaraan utama kita sudah selesai, apa kamu berkenan untuk menemaniku berjalan-jalan menyusuri taman istana kekaisaran?"

"Suatu kehormatan bagi saya, Yang Mulia."

Setelahnya, Sir Travis bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati Rose. Kemudian satu tangannya terulur sopan pada Sang Ratu dan langsung mendapat sambutan darinya, di saat yang sama Rose pun ikut bangkit dari duduknya.

Sebelum melangkah lebih jauh, Rose sesaat memberikan isyarat pada para dayang serta pelayannya untuk diam di tempat dan memberinya ruang untuk menemani Sang Tamu Kehormatan seorang diri.

Tanpa ragu Rose langsung menyelipkan tangannya diantara lengan Sir Travis yang sudah lebih dulu di tekuk oleh pria itu.

Apa yang dilakukan keduanya merupakan etika yang ada di antara para bangsawan, tanpa unsur romantisme sedikitpun. Dimana pria melakukan bentuk pengawalan pada wanita bangsawan.

Setelahnya barulah keduanya mulai melangkah menyusuri taman istana kekaisaran yang begitu luas.

"Sebenarnya selama ini saya menyesali perbuatan saya pada Anda di masa lalu, Yang Mulia Ratu." ucap Sir Travis secara tiba-tiba, begitu keduanya sudah melangkah cukup jauh dari tempat perjamuan sebelumnya.

Rose lantas melirik Sir Travis dengan pandangan bertanya-tanya,"Memangnya apa yang sudah kamu lakukan padaku? Aku rasa hubungan kita di masa lalu tidak lah buruk, bukan?"

"Maksud saya, andai saat itu saya tahu bahwa Anda merupakan Calon Putri Mahkota Kekaisaran Eleanor, saya pasti akan memperlakukan Anda jauh lebih baik." jelas Sir Travis.

"Pft, kamu kan tidak pernah memperlakukanku dengan buruk. Untuk apa kamu menyesali hal seperti itu?" balas Rose seraya menahan tawanya, tak menyangka bahwa ternyata Sir Travis memiliki pikiran seperti itu.

Melihat Sang Ratu yang tengah menahan tawanya, Sir Travis hanya mampu mengangguk kikuk. "Anda benar, Yang Mulia Ratu."

Belasan tahun yang lalu, Rose menempuh pendidikan di Akademi Kerajaan Timur.

Akademi Kekaisaran Eleanor dulunya tidak menerima murid perempuan, karena saat itu hanya kaum pria saja yang dapat mendapatkan pendidikan formal. Meski pada akhirnya semuanya perlahan berubah, setelah Rose menduduki posisi Putri Makota beberapa tahun yang lalu dan memegang kekuasaan di Kekaisaran Eleanor.

Saat itu mendiang Grand Duchess Dallington yang merupakan putri Count Dorothy dari Kerajaan Timur, tak ingin putrinya tumbuh besar tanpa menerima pendidikan formal.

Karena itu lah saat umur Rose menginjak 8 tahun, mereka mengirimnya ke Kerajaan Timur untuk menempuh pendidikan formal.

Dari Akademi Kerajaan Timur lah Rose memiliki relasi yang lebih luas, terutama dengan orang-orang Kerajaan Timur itu sendiri. Di tempat itu juga Rose bertemu Sir Travis yang saat itu masih dikenal sebagai Duke Muda Troy. Bahkan, saking luasnya relasi Rose, ia juga cukup dekat dengan Putri Pertama Kerajaan Timur.

The Abandoned QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang