Sembilan Belas : Kekhawatiran Ratu

790 167 35
                                    

Kapan lagi kan ya aku sengebut belakangan ini updatenya?😌

Jangan lupa tinggalkan jejak yaw hihiw

***

Rose saat ini sudah dalam kondisi siap untuk menghadiri makan malam bersamanya dengan Jethro. Waktu yang dijanjikan tinggal sebentar lagi, namun Sang Ratu masih berdiam di ruangannya dan tak melepaskan pandangannya dari sebuah cincin di tangannya. Cincin pemberian Dwayne yang bertahtakan batu permata air mata dewi.

"Dwayne, aku harap kamu baik-baik saja." Rose berucap lirih dengan mata yang terlihat sendu.

Harusnya, ia lebih mengkhawatirkan dirinya sendiri dan mulai memikirkan rencana untuk segala kemungkinan buruk setelah kehamilan Fasyalla.

Namun nyatanya, selama satu hari ini ia lebih banyak memikirkan dan mengkhawatirkan Dwayne. Jauh dalam lubuk hatinya, ia benar-benar mengharapkan keselamatan pria itu.

Di seluruh kekaisaran,keluarga yang dapat memiliki pasukan penyelidik yang dilatih secara khusus dan rahasia hanya keluarga kaisar.

Namun, otoritas seluruh pasukan kekaisaran dipegang oleh Jethro. Tidak ada yang bisa Rose lakukan, selain meminta suaminya itu untuk memikirkan kembali keputusannya pada pagi tadi lewat makan bersama pada malam ini.

Andai saja otoritas dari pasukan kekaisaran ada di genggamannya, Rose pasti sudah mengerahkan pasukan penyelidik untuk menyelidiki apa yang terjadi pada Dwayne sejak tadi siang.

Saking larutnya dengan pikirannya sendiri, Rose tidak menyadari bahwa di ruangan pribadinya terdapat sebuah kupu-kupu biru yang sedari tadi memperhatikan semua yang Rose lakukan.

***

"Aku tidak mengharapkan ucapan selamat darimu atas kehamilan Fasyalla. Tapi, karena dalam waktu dekat ini Fasyalla akan menjadi permaisuri, aku harap kamu akan memberikannya tempat tinggal dan anggaran yang sesuai dengan posisinya." jelas Jethro kemudian.

Istri sah waras mana yang mengucapkan selamat atas kehamilan selir dari suaminya?

"Baik, Yang Mulia."

Meski ada rasa kesal akan ucapan Jethro, namun pada akhirnya Rose tetap menganggukkan kepalanya.

Berdasarkan peraturan yang berlaku, seorang selir tidak mempunyai apapun dan sepenuhnya bergantung pada kaisar. Termasuk dalam hal tempat tinggal maupun anggaran.

Baru setelah menjadi permaisuri, wanita itu akan memiliki tempat tinggal dan anggaran resminya seorang diri sebagai bagian dari anggota keluarga kekaisaran yang baru. Meski begitu, kedua hal itu masih diatur oleh Ratu, sebagai pemegang otoritas atas anggaran rumah tangga keluarga kekaisaran.

Setelahnya, Rose lantas memberikan isyarat pada semua pelayan agar meninggalkan ruang perjamuan dan menyisakan dirinya dengan Jethro di dalamnya.

"Ada sesuatu juga yang ingin saya bicarakan, Yang Mulia." ucap Rose pada akhirnya.

"Sebelum itu, aku ingin kamu memanggilku Jethro sebagaimana kamu dulu memanggilku, Rose." balas Jethro yang saat ini mulai memotong steak daging di atas piringnya.

Setelah selesai memotong steak, Jethro kembali menatap Rose dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Terus terang, aku tidak menyukai gaya berbicaramu sekarang. Kamu seakan memperlakukanku hanya sebagai rekan kerjamu, padahal kita adalah pasangan suami istri."

Rose yang awalnya akan memasukkan sesuap daging ke dalam mulutnya, seketika terdiam. Rasanya ia benar-benar ingin menertawakan ucapan Jethro yang terdengar tidak masuk akal baginya.

The Abandoned QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang