Mirror Of The Witch Part II

135 28 62
                                    

Tahun-tahun berlalu dengan berbagai macam hal yang mulai Renjun lakukan. Renjun tak pernah lagi memanggilnya nona seperti dulu saat masih kecil dan menggemaskan, dia melakukan semua hal sesuka hati dan bertingkah sangat menyebalkan.

Tak jarang menggoda Saeron dengan godaan mesum dan kotor sampai membuat Saeron murka dan membuat rumah mereka bergetar karena hempasan energi. Berkali-kali Saeron menghukum Renjun, tetapi dia tak pernah kapok.

Lalu tiba-tiba saja, setelah ulang tahun Renjun yang ke dua puluh lima, Saeron merasakan sesuatu yang berbeda. Dia tidak nakal lagi-sebenarnya kejahilan Renjun sudah mulai berhenti sejak umur dua puluh, tapi kini dia sedikit lebih pendiam dan dewasa. Saeron berpikir itu hanya pendewasaan pada umumnya, tapi ia tahu ada sesuatu yang lain di balik perubahan itu.

Saeron tidak bodoh untuk mengetahui apa itu, hanya saja, beberapa tahun belakangan sejak ia menyadarinya, ia tetap bungkam dan bersikap seolah tak tahu apa-apa.

"Saeron, apa kau abadi?"

Saeron tersentak, perkamen yang tengah ia periksa terjatuh dari genggamannya, pun begitu dengan pena bulu yang ia gunakan. Saeron menatap Renjun yang tengah sibuk dengan buku mantra tingkat tinggi yang tengah dipelajarinya-entah untuk keberapa kali.

"Kenapa bertanya begitu? Bukankah aku pernah mengatakannya padamu?"

"Hanya memastikan, apakah kau memiliki informasi yang kau tahan karena saat itu aku terlalu muda." Saeron sadar, Renjun tak suka jika masa kecilnya diungkit dan diingatkan dengan masa lalu.

Saeron menyingkirkan perkamennya, bangkit dan duduk di samping Renjun. "Baiklah jika kau ingin aku mendongeng." Saeron menyamankan sandaran. "Penyihir dari garis darah utama memiliki umur yang jauh lebih panjang dari penyihir biasa; pendewasaan dan penuaan tubuh berhenti pada rentang umur dua puluh sampai tiga puluh, tapi kami tidak abadi. Penyihir dari garis darah utama yang memiliki umur terpanjang adalah Walther Baldz, dia berumur sampai tujuh ratus tahun. Beberapa keluarga dari garis darah utama tersebar di benua ini, dan aku salah satunya.-

-Kebanyakan dari mereka menurunkan garis darah kepada keturunan lelaki, tapi keluargaku menurunkannya pada keturunan perempuan. Dan ibuku mati saat dia berumur empat ratus tahun, tercatat paling tua juga dari sejarah keluarga. Kami memegang daerah kekuasaan sendiri dan memiliki struktur sendiri untuk menangani kriminal dan penyihir hitam, juga memasang tabir pelindung kuat di perbatasan wilayah. Kami juga menjaga keseimbangan antara manusia, penyihir, juga makhluk mistis yang menjadi dongeng di kaum manusia."

"Dan kau memilih tinggal di sini dan mewakilkan kekuasaanmu di kastil?"

Saeron mengangguk, teringat pada kastil keluarga yang kini dipegang oleh adik lelakinya. "Aku tak terlalu menyukai hal seperti memegang tampuk kekuasaan, dan aku tahu adikku tak akan berkhianat."

"Bagaimana denganku?"

"Karena setengah darahmu sekarang berasal dariku, maka kau juga sama denganku. Kurang lebih, sepertinya." Sejujurnya, Saeron pernah berpikir ia akan menyerahkan hal itu kepada Renjun sejak pertukaran darah yang mereka lakukan.

"Tapi bukankah kau harus menurunkan garis darah itu?"

Saeron tersentak, sedikit mencelos ketika Renjun menyinggung hal yang paling dihindarinya selama belasan tahun ini. "Yah, begitulah."

"Tapi kenapa kau tak juga menikah?"

Aku takut dikhianati seperti ibuku... Saeron membatin. Saeron memang salah seorang penyihir terkuat, tetapi ia pun memiliki luka.

Ibunya mati karena berperang, memang, tapi perang itu diciptakan oleh ayahnya sendiri. Pria dari kalangan penyihir biasa yang gila kekuasaan. Pernikahan terdengar sedikit mengerikan baginya setelah semua kejadian penuh trauma itu.

The Various FlavorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang