Psycho by Birth [2]

67 17 29
                                    

"Psycho by Birth"

genre : psychological thriller;
(a bit of) romance
rate : +15
author : cajrynn


[Part. 2]


Jelas-jelas Saeron melihat suami Sandara, meskipun ia tak mengatakan sepatah katapun padanya, ia ada, dia ayah Randy bukan?

"Maaf anda salah sambung"

"Tapi ini Saeron kan?" Suaranya makin berat.

Saeron melempar ganggang telefon itu dan memutus panggilannya. Bagaimana dia bisa tau namanya? Ia tertegun.

Saeron memandang panik ketika pintu kembali berderit.

Seorang wanita dengan rambut bergelung membuat Saeron terjatuh dilantai marmer yang dingin. Ia menutup mulutnya takut. Wanita itu keluar dari salah satu pintu didalam rumah.

Ia berlari. Wanita itu berlari, kearahnya.

"Oh maaf apa saya membuat anda takut?"

Wanita itu ada dihadapannya. Saeron terlalu banyak menonton film menakutkan sepanjang hidupnya, ia membayangkan wanita itu berlumuran darah, bergigi hitam dan berkulit pucat tanda ia telah mati. Tapi wanita didepannya tampak normal.

Ia membantu Saeron berdiri. Saeron menjadi lega ketika mendapati kaki wanita didepannya menapaki lantai.

"Maaf mengagetkanmu, saya pembantu rumah tangga dirumah ini" Katanya memperkenalkan diri.

Saeron mengangguk, "Apa anda ada didalam rumah sejak tadi?"

"Tidak, baru beberapa waktu yang lalu, pintunya tidak dikunci"

Saeron kembali mengangguk, merasa lega. Jadi itu dia yang membuat pintunya berderit, pikir Saeron.

"Aku datang hanya membawa makanan, tapi aku harus segera kembali pulang"

"Anda sudah mau pulang? Tapi-"

"Tentu saja gadis muda, itu sebabnya Mrs. Sandara memperkerjakanmu hari ini untuk menjaga rumah, karna aku berhalangan bekerja hari ini, anak putriku sakit, aku datang hanya membawa makanan. Aku meletakkannya dilemari pendingin untuk makan mereka nanti malam, kalau begitu aku pamit dulu"

Saeron mengangguk-angguk saja dan hendak membututinya keluar saat wanita itu bergegas.

"Oh tidak perlu mengantarku keluar, lanjutkan saja gadis muda"

Padahal niat Saeron baik, dan ia sangatlah senang melihat kehadiran orang lain dirumah ini, setelah beberapa jam sendirian saja.

Telefon kembali berdering saat pembantu rumah tangga itu mencapai pintu depan. Namun kenyataan jika telefon rumah Sandara yang berbunyi, Saeron tak ingin mengangkatnya, sampai deringnya terhenti.

Ia kembali sendirian. Sama sekali tidak bagus. Dan rupanya sang penelpon iseng enggan menyerah, Saeron yang muak dengan deringnya memutuskan untuk mengangkat telefon itu.

Lagi dan lagi, diawali oleh kesunyian. Detik berikutnya Saeron terkesiap karna ada teriakan ngeri wanita diseberang sana. Wanita itu menjerit, mulutnya mungkin ditutup karna suaranya terdengar tertahan. Setiap kalimat yang keluar pun tak jelas.

“Tolong hentikan ini!” Bentak Saeron.

Laki-laki bersuara berat itu tertawa, “Sesuai permintaanmu kalau begitu”

The Various FlavorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang