11: Janda perawan

101K 9.3K 1.6K
                                    

11: Janda Perawan

HAPPY READING
...oOo...


"Gue juga bingung sih."

Farhan mengangguk. Farhan, Alka dan Pangeran sekarang sedang membahas tentang Pemimpin Brugges. Sedangkan si kembar sedang berjoget ria didepan kamera dengan wajah penuh lebam akibat tawuran semalam. Ya gini kalo anak Tik Tok dikit-dikit joget.

"Lo ada buat salah sama dia?" Tanya Farhan.

"Enggaklah!"

"Tapi, serius. Gue rasa kalian berdua ada masalah gitu, yang belum selesai."

Pangeran setuju dengan ucapan Farhan, pasalnya setiap mereka tawuran pemimpin akan melawan pemimpin. Tapi berbeda, pemimpin Brugges seperti sangat mengincar Alka.

"Iya, gue setuju Han."

"Ngaco! Gue liat mukanya aja gak pernah. Gimana mau buat masalah." Ucap Alka dingin.

"Ya kali aja kan, tapi gue gak pernah setuju ya kalo kalian pada nyari masalah duluan atau buat onar tanpa ngajak-ngajak gue. Awas aja kalo kalian nyari masalah duluan sama orang lain auto hancur tuh muka!"

Alka dan Pangeran terkekeh, "Siap Bos!" Kompak mereka memberi hormat

"DENGER GAK?!" Teriak Farhan kepada Satria dan Satya. Spontan Satria dan Satya mengangguk cepat dengan wajah cemas.

*****

"Duluan Zara cancii."

Zara tersenyum sambil melambaikan tangannya, mobil Nisa melaju meninggalkan parkiran.

"ZAR!" Teriak seseorang membuat Zara menghentikan laju motornya.

"Ikut dong." Ucap orang itu.

Zara mengernyitkan dahinya sambil berdecak, "Naik!" Perintahnya sambil menyodorkan helm.

Dengan senang hati Givan menaiki motor Zara, kemudian mereka melaju menuju rumah Givan.

Zara terbelalak saat Givan memeluk erat pinggangnya. "Bangke! Ngapain lu?!"

"HAH? GAK DENGER ZAR!" Givan mendekatkan wajahnya ke helm Zara.

"NGAPAIN LU MELUK GUE, ANJIRT!"

"OHHH, GUE TAKUT ZARAA!" Manja Givan, membuat Zara memutar bola mata malas.

"GANTI AJA DAH BATANG LU TUH, KALO PENAKUT GINI!" Oceh Zara.

"AWSHH! PENGEN SIH."

Zara merotasikan matanya bersama Givan memang harus banyak-banyak sabar. Ia menambah laju motor. Tak sampai 10 menit mereka sudah sampai ditempat yang diberitahukan Givan.

"Makasih." Ucap Givan turun dari motor.

"Hm,"

Motor Zara melaju kencang meninggalkan Givan, Givan tersenyum miring melihat itu.

Zara memarkirkan motornya didepan kontrakan, "Reon kemana sih?" Gerutunya sambil memasuki rumah.

Zara masuk kekamar setelah mengunci pintu. Ia merebahkan tubuhnya diranjang yang selama 14 hari ini menemaninya. Tidak terasa ternyata pernikahan Zara dan Reon sudah berjalan 2 minggu.

Ponsel Zara berdering, ia langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Lo kemana aja, hah?!" Ngegas Zara.

Orang disebrang telepon meringis mendengar suara itu. "Halo."

"Iya halo? Lo kemana aja semalem?!"

"Bukan urusan lo! Malam ini gue nginep diapart."

"Lah—"

Belum sempat Zara mengucapkan protesnya, panggilan sudah dimatikan secara sepihak oleh Reon.

"Nyenyenye, bikin irisin li." Menye-menye Zara, "Gak sadar diri emang! Gue istri lo, bangsat." Kesal nya. Zara menghempaskan handphonenya kekasur ya kali ke lantai, pecah dong.

Dilain tempat setelah mengabari Zara, Reon langsung menghampiri Meta didalam ruangan.

"Ay, kamu gak balik dulu?" Tanya Meta tidak enak. Reon mengernyit kan dahi nya.

"Bukan gitu, maksud aku kamu balik dulu gih mandi, kan belum mandi dari semalem."

Reon terkekeh, ia mengusap rambut gadisnya. "Siap sayangkuu. Aku balik dulu ya, nanti ngulang lagi kok."

Meta mengangguk sambil tersenyum kecil. Reon mengecup pipi gadisnya itu, membuat Meta bersemu malu.

"Halalin dulu!" Celetuk Akbar sinis yang sedari tadi melihat aksi keduanya.

"Siappp. Tamat sekolah, gas." Canda Reon.

Akbar dan Pluto memutar bola mata malas. Reon terkekeh, "Gue balik dulu, Bar, To." Reon hilang dibalik pintu.

Reon berjalan dikoridor rumah sakit, langkahnya terhenti saat suara instruksi dari Pluto

"Zara apa kabar?" Tanya Pluto saat sudah disebelah Reon

"Baik," Cuek Reon.

"Kasih gue aja kalo lo mau sama Meta." Pluto menepuk pundak Reon berjalan mendahului pemuda itu.

Reon mengepalkan tangannya, emang Zara barang? walaupun ia tidak mencintai gadis itu tapi ia sudah menganggap Zara sebagai saudaranya sendiri, ia menyusul menyetarakan langkahnya dengan Pluto.
"Mau lo sama Janda?" Tanya Reon meremehkan.

"Janda perawan mah gak masalah," Pluto diakhiri kekehen. "Jaga dia baik-baik! Lo lengah dikit aja, gue bakal salip lo." Canda Pluto namun entahlah Reon menanggapi nya bagaimana.

...oOo...
THANKS FOR READING

VOTE
KOMEN
SHARE

Janda perawan mah gak masalah. Yang jadi masalahnya mana ada janda yang masih perawan, aneh memang Pluto tuh.

Jejaknya fren👣
Enjoy and see u

Bersambung...

700 kata

ZAREON [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang