46: Jal*ng teriak jal*ng

144K 11.4K 1.6K
                                    

Absen, absen, absen🌝

46: Jalang Teriak Jalang

Bagus kan judulnya?

HAPPY READING

...oOo...

"Astogel, jalang teriak jalang."

"Gak beda jauh sama Zara."

"Alhamdulilah, akhir nya sekolah kita terbebas dari orang-orang pembully kayak mereka."

"Kemarin dia ama geng nya kan yang ngelabrak Zara?"

"Iih bener banget, kalau yang Zara mah cuma caption aja kalo dia hamil, lah tuh yang ngaku nya Queen malah sampe ada video nya lagi anu-anu an, mana sama om-om lagi."

"Om-om nya ada tiga pula."

Masih banyak bisik-bisik dari siswa-siswi disekolah yang sedang membicarakan tentang video yang sedang viral itu.

Video yang menunjukkan Tessa and the geng, sedang melayani customer mereka.

Saat berita itu didengar oleh pihak sekolah, Tessa and the geng plus orang yang telah menyebarkan video itu yaitu Samugar si Admin Lambe, langsung dipanggil keruang BK.

Tanpa pikir panjang, Tessa dkk dan Samugar langsung dikeluarkan dari sekolah tanpa diskusi apapun.

"Selanjutnya, GELZA PRIMUARA." Ujar Reon seram.

______🌸🌸🌸_____

"Mau dibantu gak?" Tanya Farhan.

Reon dan Pluto menggeleng, mereka sudah sangat berterima kasih karna Farhan, Satya, Satria, Pangeran, Alka dan Akbar sudah mau membantu kasus pertama yaitu Tessa dkk dan Samugar. Dan untuk masalah Gelza, biar Pluto dan Reon saja yang atur.

"Yaudah, kita balik duluan kalo gitu. Kalo butuh apa-apa telpon kita aja. Ke warkop sore nanti jangan lupa!" Peringat Farhan lalu melajukan motornya disusul oleh yang lain.

Reon masih duduk diatas motornya begitupun Pluto, mereka sedang menunggu kedatangan Gelza.

Tidak lama kemudian, tiga orang pemuda dengan baju basketnya masuk ke area parkiran, tiga orang itu melewati Reon dan Pluto begitu saja, tanpa curiga sedikit pun mereka masuk kedalam mobil lalu melajukan mobil keluar dari perkarangan sekolah.

Sekarang saatnya kita mulai.

Pluto dan Reon tersenyum seram. Mereka mengikuti mobil yang dikendarai Gelza dan kawan-kawan.

"Sekarang To!" Instruksi Reon.

Pluto menambahkan kecepatan motor nya, ia langsung menyalip mobil Gelza membuat pemilik mobil mengerem secara mendadak.

Ketiga orang itu keluar dari mobil.

"Woi!"

Pluto masih diam diatas motor nya tanpa berniat bergeser sedikit pun.

"Maksud lo apa hah?! Nyalip-nyalip? Kalau mobil gue lecet lo mau tanggung jawab?"

Pluto masih diam, dia seperti ini karna mengikuti rencana dari Reon.

"Dih, lo bisu apa kenapa?" Tanya Gelza lagi.

"Hajar aja lah." Timpal sahabat Gelza yang satunya.

"Iya, Za. Ngeselin lama-lama tu orang."

Gelza menarik dalaman lengan bajunya, dia berjalan mendekati Pluto namun baru berada dibelakang motor Pluto, Pluto sudah menginjak pedal nya membuat asap memenuhi wajah Gelza dkk, kemudian motor Pluto pergi meninggalkan mereka, disusul oleh Reon dibelakangnya.

Gelza dkk terbatuk-batuk oleh asap motor Pluto.

Uhukkkk... Uhukkkk...

"Ngajak gelud tuh orang." Kesal sahabat Gelza mengibas-ngibaskan tanganya

"Asli, ngajak ribut banget dia." Timpal yang satunya.

Gelza mengepalkan tangannya, "Udah lah, ayo kita pulang." Ajak Gelza.

Mereka membalikkan tubuh lalu mata mereka kompak terbelalak sempurna.

Mobil Gelza sudah dipenuhi oleh coretan, kaca mobilnya dipenuhi dengan cat semprot, ban mobil Gelza sudah lepas satu. "ANJING!" teriak Gelza histeris, ini mobil limited edition nya, hanya diproduksi 7 saja diseluruh dunia.

"Siapa yang udah berani ngelakuin ini?!" Tanya Gelza murka.

Tak jauh dari sana, kedua orang pelaku hal tersebut tersenyum bahagia.

"Gelza done." Gumam Reon.

"Belum! Ada satu lagi." Ucap Pluto.

Alis mata Reon mengernyit.
"Bokap gue udah pecat bokap nya Gelza, sekarang baru done." Ucap Pluto. Reon menatap tak percaya Pluto yang akan senekat ini.

"Pelajaran buat dia, enak banget main cium-cium aja, sekarang gue jamin tuh orang bakal jatuh miskin semiskin-miskinnya, biar malu sekalian." Ucap Pluto.

Sekarang semua sudah selesai.
Mereka sudah memberi pelajaran pada orang-orang yang telah menganggu Zara.

Untuk Nisa? Wanita itu sudah menyesal sendiri. Jadi tak perlu lagi diberi pelajaran.

"Oh iya, gue bakal tetap rebut Zara dari Lo." Ucap Pluto yakin menepuk pundak Reon, "Dia berhak bahagia Eon." Ucapnya lalu berlalu pergi dari sana.

Tangan Reon mengepal kuat, hingga kuku-kuku jarinya menebus kulitnya membuat telapak tangan pemuda itu mengeluarkan darah.

"Gue gak bakal lepasin Zara gitu aja." Ucapnya tersenyum masam. "Dia, punya gue."

...oOo...
THANKS FOR READING

VOTE
KOMEN
SHARE

SPAM NEXT DISINI!

Enjoy and see u
BERSAMBUNG...

ZAREON [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang