24: Mengandung

112K 9.3K 241
                                        

24: Mengandung

HAPPY READING

...oOo...

Zara memasuki rumah yang terasa kosong, rumah ini tidak berubah dari sejak Zara pergi. Dekorasi yang Zara lakukan dengan mbak Isti masih tertata rapi, balon huruf tertempel didinding bertuliskan. 'HAPPY ANNIVERSARY KE-20'

Zara berniat memberi kejutan dihari jadi pernikahan orangtua nya ke 20 tahun, tapi dirinya yang malah dikejutkan.

Zara terkekeh miris, satu fakta yang baru dia ketahui tadi, 'Ibu nya sedang mengandung.'

Zara benar-benar bodoh, tolong biarkan Zara luapkan amarah ini dengan menangis, tolong Tuhan, kenapa air mata ini tidak bisa keluar barang setetes pun.

"ARGHHHHHHH..."

Zara merusak semua dekorasi itu membabi buta, "LO TOLOL ZAR!" mungkin dengan cara ini dia bisa sedikit tenang. Namun nyata nya diri nya masih diliputi rasa bersalah.

Dia telah membunuh Ayah, Ibu, dan Adik nya yang bahkan masih didalam kandungan.

Zara memukul-mukul kepala nya dengan tangan, juga membenturkannya kedinding.

"ASTAGAA CI!" Teriak Pluto yang baru saja tiba dirumah Zara

"UCI STOP!"

Teriakan dan larangan Pluto bahkan tidak dihiraukan oleh Zara. Pluto mencoba memeluk, namun Zara malah mendorongnya.

"Ci, udah. jangan begini, udah, udah Uci... Utoo mohon " Pluto tak tega melihat ini semua, Zara nya, sahabatnya benar-benar hancur, baru kali ini Zara sefrustasi dan segila sekarang.

"G-gue —"

Bahkan untuk mengucapkan satu kata pun itu terasa berat.

"Udah," Pluto memeluk erat Zara kali ini tak ada penolakan dari gadis itu.
"Ini musibah, takdir. Bukan salah kamu." Air mata Pluto ikut menetes.

Zara tak bicara ataupun bergerak.
"Kamu gak boleh gini, Ci. Ayah sama Ibu Uci gak bakal suka liat Uci begini."

"Ini takdir, jadi berhenti nyalahin diri kamu sendiri."

"Uci denger Uto kan?"

Betapa kagetnya Pluto, dia bicara panjang lebar ternyata wanita yang berada dipelukannya malah tak sadarkan diri.

Mbak Isti yang sedari tadi memantau dari kejauhan berteriak histeris, meminta Pluto untuk membawa Nona muda nya kerumah sakit.

Pluto menggendong Zara ala Bridal style ia membawa gadis itu masuk kedalam mobil sport milik Zara, karna tadi ia datang hanya menggunakan motor.

Zara direbahkan dikursi penumpang belakang. Mbak Isti ikut duduk dikursi belakang.

Mobil melaju dengan cepat menuju rumah sakit terdekat, sesampainya di rumah sakit. Zara langsung ditangani dengan sigap oleh pihak rumah sakit.

Wajah cemas dan khawatir tercetak jelas diwajah Pluto dan Isti.

Ceklek...

Pintu ruangan Zara terbuka.
Spontan Isti dan Pluto berdiri.

"Gimana?" Tanya Pluto.

"Pasien hanya kurang istirahat, untuk kandungan alhamdulilah baik-baik saja."

Kening Pluto mengernyit, apa yang dibilang dokter barusan? Kandungan?

"Kalian sudah bisa menjenguk pasien. Kalau begitu saya permisi."

Mbak Isti masuk keruang rawat Zara, air mata nya jatuh menatap majikan yang sudah ia anggap anak sendiri sekarang sedang terbaring lemah tak berdaya.

Mbak Isti mengambil kursi yang berada dikolong ranjang, ia duduk dikursi tersebut.

Pluto ikut masuk, ia menatap bingung Zara. "Mbak." Panggil Pluto hati-hati.

Mbak Isti hanya bergumam.

"Maksud dokter tadi apa ya, Mbak?"

Isti menatap Pluto, "Non Zara memang sedang mengandung." Jawab nya sambil tersenyum sedih.

"Hah? Mengandung? Hamil maksudnya? Anak Reon? Apa Reon udah tau?"

"Den Reon belum tau.."

"Non Zara, bahkan nyonya dan tuan besar sudah menghubungi berulang kali tapi gak bisa, nomor mereka diblokir sama den Reon. Nomor nyonya Ayu, Tuan Ares, dan Non Echa pun diblokir oleh den Reon..

Tapi, non Zara bilang gapapa, nanti biar dia sendiri yang ngabarin den Reon." Lanjut Isti.

Sekarang Pluto baru sadar, sedari pemakaman bahkan sampai sekarang ia tidak melihat batang hidung Reon sama sekali hanya ada Om Ares dan Tante Ayu saja. Positif thinking mungkin Reon sedang disekolah, toh, hari ini adalah hari senin.

Pluto izin keluar sebentar, ia menutup pelan pintu rawat Zara.

Pluto mulai menghubungi Reon, panggilan pertama tidak ada jawaban dan tiba dipanggilan keempat.

"Hallo."

Pip...

Pluto kenal suara itu, maka dari itu ia langsung mematikan panggilan secara sepihak, pantas Reon tidak ingat Zara. Lagi sama pujaan hati ternyata, Pluto tersenyum miring, mungkin ini takdir Tuhan.

Namun, ini tetap tidak bisa dibiarkan Pluto harus memberi tahu kepada Reon, bagaimana pun Danil dan Dania adalah mertua Reon

Dan untuk masalah kehamilan biar Zara sendiri yang memberi tahu Reon.

...oOo...
THANKS FOR READING

VOTE
KOMEN
SHARE

'Kok pendek bgt sih?'
Iya sengaja, biar kalian gak bosen bacanya.

Yeay, Zara hamil gaesss.
Kandungannya udah menginjak usia 6 minggu. Berarti 1 bulan 14hari.

Kalian mau dede emes cwk or cwk?

Kalo aku pribadi sih mau nya cwk.

Enjoy and see u

Bersambung...

ZAREON [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang