23: Air mata sialan

97.8K 9.1K 544
                                    

Zodiak kalian apa nih?

23: Air Mata Sialan

HAPPY READING

...oOo...

"Mbak, Ibu kok belum pulang ya?" Tanya Zara yang sedari tadi mondar mandir didepan pintu rumah menanti kepulangan Dania dan Danil.

Sama hal nya dengan Zara, mbak Isti pun juga menunggu kepulangan bos besarnya namun dirinya menunggu dengan tenang dikursi teras.

"Non yang sabar ajalah, bentar lagi pulang kok." Mbak Isti mencoba menenangkan.

Zara ikut duduk dikursi teras.

15 menit dia menunggu sekarang jam sudah menunjukan pukul 22:00

Zara berdecak, Ia masuk kedalam rumah yang telah dihias sedemikian rupa, ia mengambil ponselnya yang terselip dibantal sofa.

Gadis itu terbelalak kaget melihat 5 panggilan tak terjawab dari Ayahnya dan 2 panggilan tak terjawab dari Ibunya.

Saat Zara ingin menelpon balik kedua orang tua nya seketika niat itu ia urungkan saat suara dering dari telpon rumah berbunyi.

"Hallo,"

"...."

"Ah, Iya."

"...."

Zara langsung menutup panggilan, ia berlari keluar rumah tanpa memperdulikan yang lainnya. Mbak Isti meneriaki Zara yang membawa motor tanpa terkendali itu, didepan gerbang motor Zara sedikit oleng dan hampir mau terjatuh untung dengan secepat kilat gadis itu menyeimbangkan keadaan, ia kembali melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Dengan masih menggunakan make up tipis dan dress hitamnya, Zara berjalan tergesa-gesa memasuki rumah sakit.

Ya, Rumah Sakit.

Zara langsung ditunjukan keruangan tempat orang tua nya berada, tangan Zara bergetar, dadanya sesak. Namun ia tersenyum, tidak ada air mata yang keluar, Zara hanya tak percaya kalau orangtuanya, ah sudahlah.

"Yah, Bu." Zara berdiri ditengah-tengah brankar Ayah dan Ibu nya yang telah tertutup kain putih itu.

"Ibu, ini ya kata ibu yang mau pulang cepet sambil bawa Ayah? Kalau adek tau ini maksudnya adek gak bakal minta ibu buat jemput ayah, gak bakal bu." Datar Zara, dia tidak mengeluarkan air mata sedikit pun.

Zara membuka kain yang menutupi kedua orang tua nya, "Adek sayang kalian, Happy Anniversary ke 20 tahun."

Zara memejamkan mata nya. Sungguh, hari ini adalah hari yang paling ia benci

*****

Pagi hari nya kedua jenazah langsung dimakamkan berdampingan. Banyak orang-orang serta para rekan bisnis Danil yang hadir memberi bela sungkawa kepada Zara atas apa yang menimpanya.

Tidak ada yang percaya, bahwa Danil dan Dania akan berpulang ke Rahmatullah secepat ini, meninggalkan banyak sekali kenangan dan kebaikan semasa hidup nya.

"Sabar ya." Pluto menepuk pundak Zara, Zara mengangguk tanpa menatap Pluto.

Nisa sedari tadi yang berada didalam pelukan Zara menangis tiada henti, disini yang terlihat seperti anak nya Danil dan Dania malah Nisa, karna Nisa menangis sangat histeris sedangkan Zara, ia hanya diam menunduk dengan kaca mata hitam nya tanpa berkata sedikit pun.

Semua orang satu-persatu mulai berpamitan, meninggal kan Zara, Mbak Isti, dan Pluto didepan kedua makam suami-istri tersebut.

"Mbak, To, bisa tinggalin aku sendiri?"

Isti dan Pluto mengangguk mengiyakan, lalu pergi menjauh. Mereka tau bahwa Zara pasti sangat terpukul akan hal ini, semua terjadi begitu cepat.

Ayah dan Ibunya pergi, meninggalkan Zara, seorang diri.

Zara tersenyum menatap kedua nisan orang tua nya, ini bagaikan mimpi. Zara menyesal! Dia sungguh menyesal, jika saja ia tidak merengek meminta ayah pulang mungkin ini tidak akan terjadi, jika saja Zara tidak ngotot meminta ibu menjemput ayah mungkin mereka berdua masih bersama Zara, merayakan hari pernikahan mereka yang ke dua puluh tahun.

Zara tersenyum lirih, Zara ingin menangis saat ini, tapi air mata nya hilang entah kemana. Air mata nya tidak bisa keluar.

Dia melepas kaca mata nya lalu memukul kuat kedua kelopak mata nya. "Keluar!" Gumam kesal Zara sambil memukul tak henti-henti mata nya. "Gue pengen nangis. Keluar! goblok."

Air mata sialan.

Zara berlari pergi dari pemakaman itu, ia membawa mobil nya dengan kecepatan penuh menuju rumah.

Sebuah senyum terukir dibibir gadis itu, senyum yang menunjukkan betapa hancurnya ia sekarang saat melihat bendera kuning terpasang dipagar rumahnya.

...oOo...
THANKS FOR READING

Part nya gak berbawang kan?

Tenang, cerita ini gak mengandung bawang kok. Author kan baek, bukan begitu?

VOTE
KOMEN
SHARE

Enjoy and See u

Bersambung...

ZAREON [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang