Bahagia itu sederhana.

4.4K 390 35
                                    


"Ayaaaaah! Kak Ezra nakal sama aku." Gadis itu berteriak kecang sambil berlari ke arah Zayn yang sedang duduk di sofa seraya membaca majalah bisnis.

"Tidak, ayah! Bella duluan yang menggangguku." Sahut Ezra tidak terima. sedangkan Zayn, hanya menaikan sebelah alisnya dan tersenyum geli melihat kelakuan kedua buah hati nya. Bella mendelik ke arah Ezra sambil mengerucutkan bibir mungil nya, membuat ia terlihat sangat menggemaskan.

"Tidak, Ayah. Tidak! Aku ingin mengajaknya bermain. Tetapi, Kak Ezra langsung mengusirku dari kamar." Bella masih berusaha untuk membela dirinya.

"Bellaaaa...." Ezra menggeram.

"Hey, sudahlah. Jangan bertengkar. Ayah pusing melihat kalian seperti ini." Zayn berusaha menengahi kedua anaknya yang bertengkar. Mereka berdua pun terdiam. Bella pun bersedekap sambil mengangkat dagu nya ke atas.

"Kak Ezra pergi sana! Aku ingin bersama Ayah."

"Bella, tidak boleh seperti itu dengan kakak mu." Ucap Zayn mengingatkan, sedangkan Ezra masih memasang wajah kesal nya. Kemudian ia pergi dari hadapan Zayn dan Bella.

Zayn menghela nafas nya sambil menggeleng kan kepalanya. Pusing juga melihat kelakuan kedua anaknya yang suka bertengkar. Ia jadi membayangkan Candy yang menghadapi kedua anaknya, sendirian jika tidak ada dirinya. Kasian juga Candy.

Kini Zayn menoleh ke arah gadis kecilnya yang sudah duduk di sebelahnya. Terlihat sekali, wajahnya yang masih kesal.

"Lain kali, Bella tidak boleh seperti itu dengan Kak Ezra." Zayn mengusap rambut Bella dengan lembut.

"Tapi Kak Ezra yang mulai duluan, Yaah." Gadis nya yang berumur 5 tahun itu merengek. Ia tidak ingin disalahkan, karna memang kakak nya yang memulai duluan.

"Iya, Ayah tau. Tapi tidak boleh seperti itu lagi ya? Kasian kan bunda, kalau tidak ada ayah, bunda yang menghadapi kalian berdua sendiriam." Zayn menasehati. Tangan besar nya masih berada di rambut hitam milik Bella.

Bella menoleh ke arah ayahnya, kemudian mengangguk. "Iya, Ayah. Bella tidak akn seperti itu lagi dengan Kak Ezra."

"Anak pintar." Zayn tersenyum seraya mengacak rambut Bella. Lalu mencium puncak kepalanya.

"Kalian sedang apa?" Suara seseorang menginterupsi mereka berdua. Seorang perempuan cantik berdiri dengan senyuman mengembang di wajahnya, ia berjalan menuju ke arah Zayn dan Bella.
Kemudian duduk di sebelah Bella.

"Hanya mengobrol." Zayn menjawab pertanyaan istrinya -Candy- sambil menatapnya dengan tatapan memuja. Zayn masih saja terpesona dengan kecantikan Candy, istrinya yang cantik, satu-satunya perempuan yang bisa menghangatkan hatinya dan juga hasratnya.

"Tadi aku melihat Ezra dengan wajah yang ditekuk. Kenapa dia?" Tanya Candy.

"Aku baru saja bertengkar dengan Kak Ezra, Bunda." Bella menjawab seraya mendongak ke arah Candy.

Candy mengernyit. "Loh, memangnya kenapa? Apa yang ngebuat anak-anak Bunda bertengkar? Cerita sama bunda."

"Kak Ezra duluan, Bun. Aku cuma ngajak main tapi dia malah ngusir aku dari kamarnya." Bella memanyunkan bibir mungilnya.

"Oh, seperti itu." Candy menganggukan kepalanya tampak mengerti, "Besok Kak Ezra sama Bella baikan, ya? Bunda tidak mau anak Bunda tidak akur. Ingat loh, kalian itu bersaudara."

"Iya, bunda."

***

"...Beauty pun akhirnya menerima lamaran Beast. Ketulusan hatinya untuk menerima Beast apa adanya, membuat sosok Beast yang buruk rupa, berubah menjadi seorang pria tampan. Akhirnya mereka berdua pun menikah dan hidup bahagia..."

"Selesai." Zayn pun menutup bukunya dan meletakannya di nakas. Ia melihat putri kecilnya yang masih terjaga.

"Kenapa belum tidur?" Zayn mengusap rambut Bella.

"Aku belum ngantuk, Ayah." Jawabnya seraya menatap Zayn.

"Oke," Zayn menghela nafasnya sejenak. "Kalau begitu, Ayah nemenin Bella sampe tidur ya."

"Kenapa Ayah gak tidur sama Bella aja?"

"Kasian, nanti Bunda sendirian."

"Tapi kan bunda udah gede, Ayah." Keluhnya. Ia kemudian memeluk Zayn dengan manja. Zayn terkekeh mendengar penuturan Bella.

"Walaupun bunda udah gede, tapi kan bunda juga kangen sama ayah." Zayn mengecup puncak kepala Bella, lalu tersenyum kecil kepada Bella yang sedang menatapnya.

"Ayah... malam ini saja." Bella merengek. Membuat Zayn juga tidak tega melihatnya.

"Baiklah." Zayn pun menyerah.

"Yeaaay!" Bella memekik senang kepada Zayn. Membuat Zayn tidak bisa menahan tawanya. Anaknya memang sangat menggemaskan. "Bella sayang banget sama Ayah." Bella memeluk ayahnya, kemudian mencium pipi Zayn.

"Ayah juga sayang sama Bella." Zayn membalas pelukan putrinya. Ia benar-benar menyayangi kedua anaknya tanpa membeda-bedakan mereka.

"Jika sudah besar nanti, Bella mau punya pacar seperti Ayah." Ucap Bella dengan polos. Lalu membaringkan tubuhnya di tempat tidur seraya memeluk Zayn.

"Apapun yang terbaik untukmu. Ayah akan selalu mendoakan." Zayn mencium pipi gembul Bella dan tersenyum melihat Bella yang sudah terlelap.

***

"Kamu tadi malam tidur dengan Bella?" Candy bertanya. Waktu masih pagi, Zayn dan Candy sedang menikmati paginya di halaman belakang rumahnya. Zayn yang sedang menyesap kopi nya, hanya menganggukan kepalanya.

"Padahal aku menunggumu tadi malam."

"Maaf ya sayang, aku tidak tega untuk menolak permintaan Bella. Kasian dia yang ingin tidur bersamaku." Zayn menjelaskan membuat Candy mengangguk mengerti.

"Tidak apa." Candy tersenyum. "Dia memang sangat menyayangimu."

"Tentu saja. Tadi malam, Bella mengatakan sesuatu padaku. Bahwa dia ingin mempunyai pacar seperti diriku." Zayn tersenyum mengingat kembali ucapan polos Bella.

"Oh ya?" Candy memekik.

"Iya, aku serius. Ternyata aku menjadi panutan untuknya."

"Aku sangat bangga denganmu." Ucap Candy kemudian mengecup pipi Zayn lembut.

"Kenapa di pipi?" Zayn merengut.

"Terus ada masalah?"

"Aku maunya tuh disini." Zayn menyentuh bibirnya dengan ibu jari. "Atau lebih dari itu.." Lalu ia berbisik ditelinga Candy.

Pipi Candy bersemu mendengar suara Zayn yang begitu menggoda. "Kamu mesum."

"Tapi pipi kamu merah, sayang." Zayn terkekeh.

"Zayn!" Candy merengek.

"Aku suka melihat mu yang masih malu-malu denganku." Ia berbisik lagi sesekali mengecup leher Candy. "Padahal kita sudah punya dua anak." Sambungnya.

Kemudian Zayn menangkup pipi Candy dan mencium bibirnya. Tidak hanya disitu, Zayn mulai melumat bibir Candy, membuat Candy tidak tahan untuk membalas ciumannya. Bibir mereka saling berpagutan, berlomba-lomba untuk menyesapnya. Lidah mereka bertautan, saling mengisi satu sama lain. Zayn merasa bahwa Candy sudah terbakar oleh hasratnya.

"Mari kita membuat adik baru untuk Bella dan Ezra." Zayn menarik tangan Candy dan membawanya kekamar. Setelah itu apapun yang terjadi dengan mereka hanya Tuhan yang tahu.

End

P.s sorry ya kalo pendek. Terus maaf juga kalo gaje banget atau ada yang typo. Soalnya aku males banget ngeditnya. :D

C a n d y • z.m [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang