C a n d y • z.m [On Editing]

two

"Candy!" Seseorang memanggilku, membuatku yang merasa di panggil pun menoleh kebelakang.

Dia pun berlari ke arahku. Aku hanya memandangnya bingung.

"Keira? lo kenapa?" Tanyaku.

"Gue mau ngasih tau sesuatu ke lo."

Aku mengernyitkan keningku. "Apa?"

"Zayn lagi ada di lapangan. Lagi main basket sama kawan-kawan nya." Jawab Keira.

"Serius lo? Gue mau nyamperin ah!" Aku langsung pergi meninggalkan Keira begitu saja. Dia pun memanggilku beberapa kali, tapi aku abaikan.

Sesampainya, aku sudah menemukan banyak murid yang sedang melihat Zayn bermain basket.

Biasa, idola sekolah.

Aku langsung menyelak dari kerumunan orang. Dan berdiri di paling depan.

Aku melihat Zayn dan teman-teman nya bermain basket. Kuberitahu, mereka hanya latihan bukan sedang bertanding. Tapi, yang nonton banyak.

Zayn memasukan bolanya ke dalam ring. Ya tuhan, dia tampan sekali. Semakin hari aku semakin cinta dengan nya. Apapun aku lakukan untuk Zayn. Dia segalanya bagiku.

Aku melihatnya tanpa berkedip. Kurasa air liurku akan jatuh sebentar lagi.

Melihatnya yang sedang bermain basket. Membuatku ingin mati.

Aku tidak bisa bernafas!

Help me, God!

Latihan mereka pun sudah selesai. Aku melihat Zayn mengelap keringatnya dengan handuk kecil.

Tanpa berpikir panjang, aku menghampiri Zayn.

"Zayn!" Seruku girang.

Dia menoleh ke arahku dan tersenyum. Tumben sekali dia tersenyum kepadaku.

"Kamu pasti lelah?" Tanyaku. Aku ngomong 'Aku-kamu' cuma sama Zayn.

"Lumayan."

"Mau aku beliin minum?"

"Gak usah. Gue udah punya kok," Balas nya tersenyum, "Besok lo ada acara?"

"Uhm, gak ada. Emang kenapa?"

"Jalan yuk sama gue besok."

Hah.

Demi apa Zayn ngajak aku jalan. Selama 5 bulan aku menyukai Zayn, baru kali ini dia ngajak aku jalan.

Kita nge-date.

"Gue jemput lo jam 7 ya." Ujarnya. Lalu, dia langsung pergi meninggalkanku yang masih mematung.

Aku mau mati.

***