twenty

3.7K 464 22
                                    

"CANDY! KITA LULUS!"

Keira langsung memeluk Candy dengan erat, kedua sahabat itu saling berpelukan. Candy mengulas sebuah senyuman dibibirnya, ia tidak menyangka jika dirinya benar-benar sudah dewasa.

"Sama gue juga seneng." Ucap Candy yang masih di dalam pelukan Keira. Akhirnya, keduanya pun melepas pelukan di antara mereka.

"Gue punya kabar gembira." Kata Candy sambil menyunggingkan sebuah senyuman bahagia.

"Apa itu?" Keira terlihat bersemangat sekali untuk mendengar kabar gembira dari Candy.

"Gue keterima di Harvard."

Keira pun langsung berteriak histeris dan kembali memeluk sahabatnya. Senang sekali melihat Candy ke terima di Universitas impiannya. Walaupun mereka harus berjauhan dan pastinya, mereka akan jarang sekali bertemu.

"Kapan lo berangkat?" Tanya Keira lalu melepas pelukannya.

"Sekitar 2 hari lagi." Jawab Candy.

"Kok cepet sih?"

"Uh, sebenernya sih.. dimulai 3 minggu lagi. Tapi gue harus mengurus segala macemnya di sana. Jadi, gue akan berangkat 2 hari lagi." Tutur Candy.

"Yah, gue bakalan kehilangan sahabat tercinta gue dong." Keira menunduk sedih, kemudian Candy langsung merangkul pundak Keira.

"Gak akan kok, kan kita masih bisa berkomunikasi."

"Kamu mau ngelanjutin kuliah di Harvard?" Candy pun langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut dan menemukan Niall yang berdiri hanya beberapa langkah dari Candy. Keira yang merasakan suasana canggung di antara mereka, langsung pamit undur diri kepada Candy.

"Iya." Candy tersenyum tipis. Niall pun menghampiri Candy dan berdiri di hadapannya.

"Keren." Puji Niall tersenyum.

"Terima kasih," Balas Candy. "Kalau kamu mau ngelanjutin kemana?"

"Kembali ke negara asal."

"Ireland?"

"Iya."

Candy menundukan wajahnya sambil meremas tangan nya. Rasanya canggung sekali berada di dekat Niall, tidak seperti dulu.

"Candy." Ia pun mengangkat wajahnya dan menatap mata biru Niall yang sangat menenangkan.

"Apa?"

"Bolehkah aku minta sesuatu?"

"Boleh. Apa itu?"

"Apakah aku boleh memelukmu? Uhm, untuk yang terakhir kalinya." Kata Niall dengan sedikit hati-hati.

Candy pun tertegun, ia bingung harus menjawab apa. Haruskah ia menurutinya? Niall yang melihat keraguan di mata Candy harus menahan rasa kecewanya.

"Kalau kamu gak mau ju—“

"Aku mau!" Candy langsung memotong ucapan Niall, "Untuk yang terakhir kalinya." Sambungnya.

Niall pun tersenyum senang dan tanpa aba-aba, ia langsung memeluk Candy dengan erat. Ia mengusap rambut panjang Candy dengan lembut. Berada didalam dekapan Niall membuat Candy merasa kehangatan di sekujur tubuhnya. Bahkan ia bisa merasakan jantung Niall yang berdentam-dentam begitu cepat didalam dadanya. Rasa nyaman itu membuat Candy mengeratkan pelukannya pada Niall.

Niall pun mendekatkan bibirnya pada wajah Candy dan memberikan kecupan di keningnya. Kecupan panjang yang penuh dengan perasaan. Niall memejamkan matanya dan Candy hanya bisa terdiam membatu tanpa berusaha untuk menolak ciuman Niall. Ciuman yang terasa hangat bagi keduanya dan memberikan rasa perih bagi orang yang melihatnya.

Dalam diam Zayn berdiri mematung melihat pemandangan yang ada di depannya. Dia tak bergerak sedikit pun bahkan untuk mengeluarkan suaranya ia pun tak mampu. Tubuhnya berasa lemas hingga rasanya kakinya tak mampu menyangga tubuhnya lagi. Sakit itu terlalu dalam hingga ia tak mampu merasakan yang lain. Tanpa sadar air mata menetes di sudut matanya. Melihat orang yang ia cintai berpelukan mesra dan dicium oleh orang lain benar-nebar membuat dadanya sesak.

Zayn pun berjalan terhuyung, air matanya setetes demi tetes mengalir dipipinya. kemudian ia berbalik dan berjalan menuju parkiran. Ia pun langsung masuk ke dalam mobil dan menancapkan gas lalu meninggalkan area sekolah. Zayn pun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Perasaannya benar-benar berkecamuk saat ini. Baru saja ia ingin mengucapkan selamat atas kelulusannya dan ingin memperbaiki hubungan di antara mereka. Tetapi malah disuguhi pemandangan manis.

Ya tuhan, kenapa engkau tidak mencabut nyawaku saja? rutuk Zayn dalam hati.

Apakah Candy menyukai Niall? Entahlah, rasanya ketika Zayn melihat mereka berpelukan, Candy terlihat begitu nyaman berada di dalam dekapan Niall.

"Candy, aku mencintaimu." Gumamnya lirih. Air mata Zayn kembali menetes di sudut matanya.

Tiba-tiba saja ada sebuah mobil Jeep berjalan zig-zag membuat  Zayn kehilangan kendali. Dan dalam hitungan detik Zayn mengalami hantaman keras akibat mobilnya yang menabrak pembantas jalan. Kepala Zayn terbentur stir mobil dengan cukup keras, sehingga kepala Zayn mengeluarkan darah yang begitu banyak. Sampai akhirnya, Zayn pun tidak sadarkan diri.

***


C a n d y • z.m [On Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang