Curiganya Alan

43 3 6
                                    

“Siapa yang mau orang yang disayang di ambil sama orang lain? Apalagi orang lain itu ga nyata rasa sayangnya?”

Esok hari, seperti biasa selepas pulang sekolah Alan selalu mengantari Ranya untuk meeting tentang kompetisi cewek itu. Alan tak mau Ranya berangkat sendiri mengendarai motor, karena akhir-akhir ini Ranya terlihat capek dan kurang konsentrasi.

1 jam sudah terlewati, kini sudah pukul jam 5 sore. Namun, Ranya belum juga selesai, akhirnya Alan meminta Ranya untuk istirahat sejenak di kantin.

"Nih es teh sama batagornya untuk Ranya yang lagi kecapean," ucap Alan, seraya memberikan makanan tersebut kepada Ranya.

Ranya tersenyum, "Thanks, Lan."

Alan mengangguk, lalu ia juga menikmati makanan di depannya. "Kalau capek, jangan dipaksa, Nya. Gue ga mau lo sakit."

"Iya, Lan. Maksimal gue pulang jam 6 kok, thanks ya udah nungguin gue disini," balas Ranya, lalu ia melahap batagornya lagi.

"Gue menjaga lo, mana bisa gue tinggalin lo sendiri?"

Alan kembali mengunyah batagor miliknya juga, setelah itu terlentas dipikirannya tentang Naufal dan bagaimana kemarin ketika Ranya pergi berdua dengan Naufal karena sampai hari ini Ranya belum bercerita tentang itu.

"Kemarin gimana? Udah coba tanya Naufal?" tanya Alan.

"Udah, tapi ... Ya gitu, Naufal ga mau cerita semuanya ke gue. Bahkan tentang Syahira pun dia ga mau cerita," balas Ranya.

Alan mengerutkan keningnya, ia diam sejenak. "Perasaan gue emang ga enak pas tahu Naufal deketin lo."

"Maksudnya?"

"Ini gue bukan mau nuduh, ya. Tapi, kalau misalnya Naufal manfaatin lo untuk masuk ke ruangan Pak Ridho, terus dia ambil semua ide kompetisi lo dan dia ngasih ke Syahira."

"Lan, gue ga mau ah mikirin Naufal se negatif gitu," elak Ranya.

"Tapi itu juga kan yang ada pikiran lo?"

Ranya mengangkat kedua bahunya, entah harus menjawab apa dari pertanyaan Alan.

"Nya, coba pikir baik-baik. Projek lo sama Naufal udah beres, terus Naufal ngapain ke sini lagi? Dan kenapa dia ga ngasih tau sama lo?" tanya Alan.

"Gue juga bingung. Tapi, apa emang bener Naufal kayak gitu?"

Alan memutar bola matanya. "Kalau Syahira deket sama Naufal, ada kemungkinan kan Naufal bantuin dia?"

Ranya menatap Alan dengan curiga. "Ini lo ngomong gitu bukan karena dasarnya sensi sama Naufal kan, Lan?"

"Gue ngomong kayak gini sesuai yang diceritain sama lo, Nya. Emang lo ga mikir apa yang gue pikirin juga?"

"Lumayan, sih."

"Nah! Ya udah. Naufal dari awal emang bikin curiga, selama ini kan lo terus yang mau deket sama dia," balas Alan.

"Tapi dia tuh ..."

"Bikin lo tertarik buat jatuh cinta? Alasan lo udah sering masuk ke telinga gue, Nya."

Wajah Ranya cemberut. "Terus gue harus apa? Nanya ke Naufal ga work karena dia juga ga mau cerita."

"Itu yang gue ga tau dan bingung juga. Kalau lo diem terus kayak gini, bisa-bisa Naufal terus-terusan ngebantuin Syahira."

"Kata Mas Putra sih, semuanya lagi diurus sama panitia. Tapi, sampai sekarang belum selesai juga, video dari Gadis Belia konsepnya juga masih sama kayak gue," jelas Ranya.

Just PhiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang