6. His Side

6.8K 1.1K 519
                                    


21.00


Kriet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kriet

Derit engsel berbunyi keras, pertanda seseorang baru saja melangkah masuk. Tepat di ruangan yang cukup besar disertai sofa berjajar rapi, juga terdapat beberapa botol wine dan barang haram berupa narkoba. Asap pun mulai mengepul dari labium masing-masing. Itu sudah cukup menandakan adanya kesibukan di lingkaran para lelaki bertitle kriminal.

Beberapa pasang mata menyoroti pergerakan sanzu yang tengah mendudukkan diri seraya melempar tas bekas eksekusinya tadi. Ada sebercik noda darah pada jas mahal sanzu, namun segera teratasi karena sanzu sudah melucuti jas luarnya. Menyisakan kemeja putih.

"Bagaimana?" Rindou mengawali pertanyaan. Ia menopang dagu.
 
Sanzu tersenyum miring, "Lemah. Baru saja terpotong 1 jari sudah menjerit minta ampun," Ia tertawa kecil. "Tapi dia cukup menghiburku sih, dengan tangisannya yang super lebay"

Tak ayal ucapan sanzu mengundang gelak tawa. Sebab itu menjadi hiburan tersendiri bagi mereka atas perilaku sanzu yang luar biasa. Bisa dikatakan, cerita sanzu adalah topik yang paling menarik.

"Luar biasa," Ran merangkul bahu sanzu erat seraya tertawa keras, "Bukannya dia pernah tidur denganmu ya? Kalau tidak salah namanya.. Andin?"

"Hm? Tidak tahu, aku lupa" Jawab Sanzu tidak berselera.

Begitu tabiat sanzu. Habis manis sepah dibuang. Entah sudah berapa banyak wanita yang sudah ia tiduri. Walau perangainya begitu, masih ada saja wanita yang mengantri padanya.

Jari sanzu kini merambah pada layar gawai, Ia lebih tertarik untuk menatap lamat sebuah foto berisi dirinya dan sang─ mantan kekasih, fujihara [name], "Sial aku merindukanmu."

Rindu membuncah, namun ia tidak bisa serta merta beringas membawa sang puan dalam dekapan. Yang ada sanzu bakal mendapat bogem mentah seperti yang dulu-dulu.

Apalagi semua akses sanzu pun diblokir oleh si gadis. Ia juga tidak bisa memasuki kawasan perumahan [name] karena wajahnya sudah menjadi buronan satpam komplek.

[Name] tidak membiarkan dirinya mendekat satu jengkalpun.

Yang lain asyik berkutat dengan wine dan kartu, tetapi masih setia mendengarkan curhatan sanzu. Sedangkan haitani secara khidmat mewawancarai si pria yang baru saja putus cinta.

"Aku sedikit heran, kenapa kau tidak pernah menyentuh [name] sedikitpun..?" Tanya Ran sedikit kepo sesaat menatap bingkai ayu si gadis. "Malahan kau lebih asyik dengan wanita di luar sana"

Ditanya seperti itu reaksi sanzu meneduh, ia menopang dagu, "Hm, ya.. Karena dia berharga bagiku. Aku hanya tidak ingin merusaknya," Jawab sanzu jujur. "Kalian tahu? Sulit sekali menahan diri jika berada di dekatnya. Jadi, aku melampiaskan ke wanita lain"

"Serius?" Tanya kokonoi menahan tawa, "tidak mau merusaknya tapi malah merusak gadis lain? Sinting juga kau"

Sanzu mengangguk dan ikut mengeluarkan tawa, "[name] itu gadis peka. dia selalu menjaga jarak dan mendorongku menjauh ketika aku ingin menciumnya"

Ia terkekeh pelan, "Lagipula, dia juga tidak tahu kalau aku tidur dengan wanita lain. Toh, Aku hanya berupaya untuk menjaga kehormatan dan perasaannya."

"Pft, Hahaha! Omoshiroi!"

Semua tertawa keras, seolah-olah ucapan sanzu adalah lelucon. Walaupun begitu, setidaknya ada 1 wanita waras yaitu [name], yang lebih memilih meninggalkan sanzu daripada bertahan dengan segala hal toxic yang diberikan si pria.

Namun sejurus kemudian tatapan sanzu mengelam, tidak ada hingar bingar pada obisidannya.

"Yeah, tapi itu dulu," Gumam Sanzu, ia menatap lurus seraya mengepal erat, "Sekarang aku ingin menghancurkan dirinya. Merusak hingga titik terdalam. Lagipula dia sudah mengetahui sisi lainku kan?"

"Hm begitu. Lalu, apa rencanamu?" Tanya Mikey setelah beberapa saat menyimak.

Sanzu menyeringai, "Ah kalau itu aku sudah menyiapkannya. Hanya tinggal menunggu waktu saja."

Ia kini membuka handphone yang menayangkan sebuah aktivitas pada rekaman cctv. Berlatar sebuah ruang tamu, dapur, kamar tidur, dan halaman rumah.

Sanzu memasang cctv kecil di setiap jengkal rumah utama [name]. Karena gadis itu tidak pernah mampir ke apartemen lagi. Sebab ia lebih memilih tidur di apartemen yuzuha.

"Haha! Kau memata-matai gadis itu? Sejak kapan hei, sanzu?" Rindou ancap menyeruak di antara sanzu dan ran.

Kepalanya melongok, ia melihat seorang gadis bersurai pendek sebahu dengan pakaian tidur tengah berkutat di dapur rumah. Ya, Itu adalah [name].

"Sejak 2 minggu lalu," Ungkap sanzu seraya menatap lekat [name] yang berpindah ke ruang tamu, "Dia sedikit berubah, jadi aku memutuskan untuk mengintainya. Dan benar saja, sekarang dia meninggalkan diriku."

Ran terkekeh kecil, "Sialan juga kau. Jadi selama ini kau bisa melihatnya telanjang?"

Sanzu mengangguk, ia menjilat bibir bawah. Satu tangan yang menganggur ia gunakan untuk menutup setengah wajah. Rona pipinya memerah saat mengingat tubuh [name] yang begitu indah. Sejemang bagian bawahnya menjadi sesak.

"Aku sangat mencintainya, kau tahu?" Ungkap sanzu masih menutup wajah, "Sampai ingin mati rasanya. Karena itu, aku tidak akan pernah melepaskan [name]"

"Dia mutlak milikku"

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄

To be continue

Fiuh! Waktunya libur semester~

𝐑𝐞𝐬𝐭𝐫𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 ─Sanzu Haruchiyo √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang