10. Not Enough?

6.7K 1K 282
                                    

⚠Trigger warning: Kekerasan



22.30


"Dia berhenti tuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia berhenti tuh."

Alis Ran menukik heran, ketika dirasa si gadis berhenti bergerak kesetanan. Padahal ia ingat betul selang beberapa detik lalu rungunya berdengung atas umpatan keras milik gadis fujihara.

Kau tahu? diam bukan berarti kalah. [name] hanya ingin mengikuti arena permainan sanzu. Meskipun hidupnya baru saja dihancurkan, [name] tidak boleh jatuh terlebih dahulu sebelum berhasil mengakhiri nyawa si pria tak bermoral itu.

"Lihat? Aku sudah menyingkirkan mereka. Pasangan tua menyebalkan yang jarang memperhatikan dirimu. Kau hanya dianggap alat untuk pencapaian mereka, tahu. Karena itu aku menyelamatkanmu, [name]"

Rengkuhan tengah [name] rasakan, bagaimana hangatnya sanzu saat mendekapnya erat. Sensasi ini selalu ia dapatkan semasa berpacaran dahulu, mengingat pada saat itu ia belum memergoki kelakuan bajingan sanzu.

"Jangan khawatir, karena mulai saat ini aku yang akan selalu menyayangimu, lebih dari mereka.
I promise." Sembari melepaskan ikatan tali, sanzu mengecupi pelipis dan pipi [name] lembut.

Yakin akan keputusan tentang melepas ikatan, malah menjadi boomerang bagi sanzu. Karena, begitu tali sudah terlepas, [name] kontan menendang dada sanzu hingga membuat tubuh pria itu terpental agak jauh. Lantas cepat berdiri memberi jarak, melayangkan tatapan tajam penuh dendam.

Terkekeh sebentar, sanzu ancap berdiri seraya membersihkan jas luar. "Mencoba melawan hm?"

Obsidian [name] berkilat marah, mendengar omong kosong sanzu membuat dirinya muak. Pria itu hanya mencari pembenaran atas kesalahannya. Menjadi alat? Hei yang benar saja?

"Tahu apa kau tentang orang tuaku hah!? Dengan menuruti kehendak apapun yang mereka perintah, bukan berarti aku dianggap sebagai alat, sialan! Kau itu hanya orang asing di hidupku sanzu! Jadi jangan menilai seenaknya!"

Sudah berbalik arah, jemari [name] kini mengangkat kursi kayu bekas tempat duduknya. Dengan cepat ia melayangkan kursi tersebut ke arah sanzu. Namun karena si pria begitu gesit menghindar, alhasil kursi tersebut mengenai tubuh ran yang berada di belakang sanzu.

"Wakh! Sialan!"

[Name] tahu tindakannya sangat nekat, namun ia hanya ingin memberi perlawanan, itu saja. Meskipun hasil dari perbuatannya yaitu berupa sosok haitani ran dan rindou tengah membawa tongkat besi, bersiap untuk menghajarnya.

Itupun juga perintah dari sanzu─dengan mutualisme berupa kokain dan whisky

"Oi, hancurkan gadis itu. Aku ingin melihatnya menangis─serta memohon ampun padaku." Perintah sanzu bengis.

𝐑𝐞𝐬𝐭𝐫𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 ─Sanzu Haruchiyo √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang