『 19.00 』
"Hanya karena aku cukup kuat untuk menangani rasa sakit, bukan berarti aku pantas mendapatkannya"
Gulita memandu purnama tuk terangi pondok sekitaran kaki gunung. Lengang kehidupan, hanya hewan noktural kentara unjuk badan. Detik bergulir menjadi menit, waktu beringsut pukul 19.00 dan perawakan kokoh dari pemuda mitsuya belum juga menampakkan diri."Aku khawatir yuzu."
Penggalan kata tersirat rasa cemas berkali-kali dilantunkan dari labium merah muda. Ia mengait sukar buku-buku jari, bergerak tak nyaman pada bantalan empuk kursi. Sebelumnya, si ungu itu mengatakan bahwasanya akan tiba sebelum ufuk terbenam. Lantas mengapa ia tiba-tiba ingkar?
Perlu diketahui kalau putri dari keluarga shiba itu juga tak kalah resah. Iya sama halnya. Akan tetapi, instuisi mitsuya yang berbunyi 'aku kuat yuzuha, jangan khawatir' sekiranya sudah cukup melahirkan ketenangan, walau hanya sedikit.
Maka, yuzuha berujar tenang, menepuk ujung kepala si fujihara dengan pelan, "Takashi akan datang [name]."
"Jangan risau, dia itu--"
Drrtt
Baru jua merapal beberapa patah kata, irama gawai milik yuzuha menghantui telinga. Sontak, manik melebar cerah kala menyadari nomor si penelpon. Tak memerlukan waktu lama, ibu jari yuzuha menekan ikon hijau sekaligus loudspeaker guna menerima suara dari seberang.
"Ta-"
"Cepat lari. Tinggalkan rumah itu." Mitsuya memotong sapaan dengan vokal lemah. "Dia sudah mengetahui keberadaan kalian. Maaf, aku tidak bisa kesana karena terjebak di gubuk ke─akh sialan."
Desisan rendah perwujudan rasa sakit turut menjadi jawaban atas persoalan yang segera terlontar. Begitu buruk, kala mendengar si jejaka susah payah menunjang kesakitan.
"H-hei! Takashi! Ada apa denganmu!?" Teriak yuzuha panik. Cengkraman pada gawai mulai mengerat.
"Aku ditusuk anak buah sanzu saat menuju ke pondok. Meskipun aku melumpuhkan beberapa, pada akhirnya aku yang kalah. Maaf."
"Takashi.."
Di seberang, mitsuya berusaha menahan kesadaran penuh agar tidak tumbang. Sebuah bentuk upaya guna mengutarakan amanah bepadu peringatan kepada si rekan. Lantas senyap sejenak. Hanya terdengar suara deru nafas lelah dari si jejaka sebelum akhirnya melepaskan suara.
"Dengarkan aku yuzuha, [name]. Kalian cepat lari ke pemukiman, dan carilah perlindungan. Ambillah jalan setapak yang pernah aku tunjukkan waktu itu. Jangan melewati jalan utama ataupun jembatan, karena mereka berkumpul di titik sana. Beberapa dari mereka juga menyebar di berbagai sisi."
"Jangan kemari, jangan pedulikan aku. Tidak apa, aku kuat. Aku bisa mengatasi ini sendiri. Jangan remehkan mantan ketua toman divisi 2 ya?"
Ia berbisik lemah, "Yang paling utama adalah.. kalian harus selamat."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐬𝐭𝐫𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 ─Sanzu Haruchiyo √
Фанфик❝Seharusnya kau mengerti akibatnya, jika nekat melarikan diri dariku❞  ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ¶ Tokyo Revengers belong to [Ken Wakui] 𝙒𝙖𝙧𝙣𝙞𝙣𝙜 18+ : mengandung konten kekerasan, harsh word, slight nsf...