2. Tired

8K 1.1K 130
                                    


11.00

Kelas baru saja berakhir setelah dosennya menutup pertemuan hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kelas baru saja berakhir setelah dosennya menutup pertemuan hari ini. Aku langsung menelungkupkan wajah di meja, merasa lelah dengan aktivitas. Hari-hari bertambah sadis saja tugasnya, membuat kepalaku pusing 7 keliling.

"Oi [Name] kamu lapar kan? Ayo kita mampir ke kedai ramen dekat fakultas teknik? Katanya disitu enak sekali loh." Suara Yuzuha membangkitkanku untuk menggerakkan kepala. Aku menguap sejenak juga merenggangkan tubuh.

"Jauhnya, Aku malas berjalan." Aku menggumam, "Gendong aku ya yuzu?"

"Oke. Selangkah 1000 ya." Komentarnya tak luput dari kata uang dan uang. Yuzuha kamu jadi mata duitan sekarang?

"Tidak jadi deh. Aku di sini saja"

Lantas yuzuha ikut menidurkan kepala berhadapan denganku. Jarinya mulai merambah menuju anak poniku yang menjuntai, "Menunggu si sanzu itu?"

"Hm, seperti biasa."

Pun yuzuha jadi berdecak sebal mendengarnya, seolah kalimatku itu khalayak benda menyebalkan, "Kapan putus sih? Kamu tahu kan kalau si sanzu itu sikapnya friendly yang merambah fuckboy?"

"--baru saja kemarin akun lambe kampus posting foto si sanzu lagi dugem di bar. Dikelilingi banyak wanita pula!" Ucapnya jengkel.

Aku tertawa, exactly. "Iya nanti aku putus kok. Kalau dia sudah keterlaluan."

mendengar itu yuzuha tak luput mengacak rambutku agar berantakan. "Ck, dasar bucin tolol."

Puas mengumpat, kemudian jari lentik yuzuha menjumput gawai di tas sebab nada deringnya terus menghantui telinga. dan ya, rupa-rupanya panggilan dari mitsuya.

"Ya sudah aku pulang dulu, takashi baru saja menelpon. Nanti jangan lupa mampir ke apartemenku ya [name]."

Aku sih manggut-manggut saja. Tak ingin berlama-lama, aku mulai menutup kelopak karena ingin mengisi daya pada mataku. Sambil menunggu sanzu yang pastinya tengah meet and greet dengan para wanita.

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄

"[Name]"

Aku mengerjapkan mata pelan saat mendapat guncangan pada bahu. Aku membuka mata, melihat Sanzu di depanku. "Sudah selesai meet and greetnya?"

"Hehe anu... maaf [name] membuatmu menunggu"

"Tidak apa-apa. Lagipula sudah biasa. Ya sudah ayo kita pulang." Ajakku setengah mengantuk. Tidak mau berlama-lama disini.

Sanzu mengambil tanganku, "daripada pulang, mending kita jalan-jalan. Yuk?"

Aku mendadak segar saat mendengar kalimat Sanzu. Selama ini kami jarang berkencan, karena dia selalu menerima ajakan fans atau teman wanitanya. Entah kenapa dia tidak bisa menolaknya. Sumpah itu agak menyebalkan.

"Oh jadi mau menyuap nih?" Aku mengerlingkan sebelah mata. Terkekeh kecil saat melihat wajahnya yang merona hebat.

"y-ya bisa dikatakan seperti itu sih." Sanzu menoleh ke arah lain. "Pokoknya aku mau kencan sama kamu."

Aku tersenyum senang. Kemudian kami berjalan berdua menuju cafe yang Sanzu rekomendasi. Saat langsung melihatnya sih aku terkagum karena dekorasinya bagus sekali. Cocok untuk berfoto.

"Sayang, kamu tahu tidak? kalau Pak Gojo kemarin ketahuan kencan sama Bu Makima." Sanzu berbisik-bisik. Uh wow! Gosip baru nih!

"Loh? bukannya Pak Gojo kencan sama Bu Utahime ya?"

"Ah kamu mah kudet. 2 hari yang lalu mereka putus."

"MASA SIH?" Aku berteriak sedikit kencang saat mendengar ucapan Sanzu. Wah Pak Gojo memang play---

"Sanzu-san?"

Suara lembut seseorang memecah pembicaraan kami. Aku menoleh, melihat 3 orang wanita seumuranku datang menghampiri.

"Kami boleh bergabung?" Dia bertanya. Aku melirik Sanzu yang mengangguk sambil tersenyum. Cih ada pengganggu lagi.

Aku membuang muka, lanjut memakan tiramisu yang aku pesan tadi. Sudah aku bilang kan? Kalau ada para fans, Sanzu bakal mengabaikanku.

Darahku mulai mendidih saat melihat wanita pirang itu memegang tangan Sanzu. Sialan aku hanya dianggap nyamuk disini.

Pun, aku berpura-pura mengangkat telepon dan berdiri dari duduk. Membuat mereka berempat menoleh ke arahku

"Aku pergi dulu Haruchi, mau mengambil laporan praktikum milikku yang ketinggalan di apartemen yuzuha. Dah!" Aku berjalan terburu-buru menuju luar kafe.

Bohong menjadi opsi terbaik daripada harus melihat sanzu dikerubungi wanita.

Ah aku benci situasi ini.

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄

↪To be continue↩

Kalian lebih suka point of view orang pertama atau ketiga?

Aku sii dua-duanya wk.

𝐑𝐞𝐬𝐭𝐫𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 ─Sanzu Haruchiyo √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang