16

2K 315 70
                                    

.

Saat mata sayu itu terbuka pelan, Taehyung merasakan sakit yang menggelegar disetiap bagian tubuhnya. Ia mendapati Jimin yang duduk disampingnya, menatapnya dengan tatapan cemas tepat saat air matanya merembes. Semua terasa sakit, Taehyung bisa merasakan itu.

Sakit sekali, terutama bagian belakang tubuhnya. Ia merasakan keram luar biasa hingga ia hanya bisa menangis.

Ia sadar, tapi kondisinya membuat ia memilih untuk mati saja. Semua suara yang masuk ketelinganya seakan terendam air, tidak jelas.

Kepalanya sakit, semua terasa sakit, Taehyung bersumpah ini sakit sekali.

Tidak lama ia mendegar samar suara beberapa orang yang memanggilnya. Ia hanya bisa pasrah saat merasakan sesuatu seperti gigitan semut menembus kulitnya. Ia kembali memejamkan matanya.

.

"Dia masih perlu waktu untuk menyesuaikan. Taehyung baru saja mengalami kecelakaan hebat. Selama masa pemulihannya, Taehyung belum bisa kami tanyakan perkara bagian mana saja yang dirasanya begitu sakit." Dokter parubaya itu menjelaskan. Jihan yang duduk disana pun hanya bisa menganggukkan kepalanya, begitupun yang lain.

Jimin masih ingat saat ia mengajak adiknya untuk berbicara dan berujung Taehyung membuka matanya dengan gurat kesakitan yang teramat membuat cemas seorang Kim Jimin. Ia tidak bisa melupakan wajah adiknya saat itu.

"Lalu bagaimana, dok?" Tanya Yoona.

"Kami masih harus menunggu hingga ia sepenuhnya sadar. Kami akan berusaha melakukan yang terbaik untuknya." Yoona mengangguk. Dokter tersebut pun pergi dari sana.

Jihan memeluk Yoona, memberikan support agar wanita itu tenang.

"Eomma, aku dan Jimin pulang dulu. Disini ada Namjoon yang berjaga. Besok pagi aku akan datang dan membawakan makanan."

Yoona mengusap surai Jin lalu mengangguk. "Hati-hati." Keduanya mengangguk lalu pergi dari sana.

Siwon, laki-laki itu masih berdiri sedikit jauh dari mereka. Ia hanya duduk disana seorang diri tanpa memperdulikan tatapan dari mereka semua.

Namjoon bangkit berdiri lalu berjalan ke arah ayahnya. Ia ikut melipat tangannya.

"Appa, kenapa tidak menemui adikku?" Siwon menatap Namjoon.

"Belum siap, bukankah menurutmu appa juga turut adil dalam kecelakaan ini?" Namjoon menghela nafas.

"Bisa ya dan bisa tidak. Tapi mungkin sudah pasti ini tidak akan terjadi jika appa tidak membatalkan kontrak itu. Mungkin saat itu Taehyungie masih ada diruang rapat bersama kalian, bukan malah pamit pulang lebih dahulu lalu ditabrak seperti ini. Tapi itu juga sudah jalannya."

Siwon diam, padahal dalam hati membenarkan perkataan putranya. Ia tau sebagian merupakan kesalahannya, dan itu yang membuat siwon ingin mempertanggungjawabkan semuanya, ia akan meminta maaf secara langsung, tapi ia takut.

Ia hanya tidak ingin amarahnya meledak, setiap melihat anak itu ia pasti akan kehilangan kontrol akan dirinya sendiri.

Namjoon menepuk pundak sang ayah.

"Pulanglah dulu, Aku akan ada disini menemani Eomma dan Taehyung." Siwon menatap Namjoon lalu mengangguk.

"Appa titip ibumu." Ujar Siwon. Namjoon mengangguk lalu tersenyum.

.

Jihan melangkahkan kakinya memasuki rumah besar yang jarang sekali ia masuki sejak bebebrapa tahun belakangan. Ia memacu langkah lalu menatap seorang wanita yang sedang berdiri di balkon.

Less Sugar [Kim Taehyung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang