18

2.2K 320 55
                                    

.

Didalam ruangan besar milik Taehyung kini hanya dilingkupi hawa canggung satu sama lain. Si pasien hanya duduk sambil membelakangi mereka semua, menggantung kedua kakinya yang mati rasa setelah membujuk dokter untuk membiarkannya duduk meski hanya sebentar. Tangan kirinya masih digips total karena patah.

Hal itu membuat Taehyung lagi-lagi kesal akan dirinya sendiri hingga ia tak ingin melihat wajah keluarga dekatnya, ia akan sedih saat mengingat bagaimana susahnya mereka merawatnya nanti. Dengan kaki sendiri saja ia sudah membuat repot banyak orang, apalagi dengan kursi roda. Membayangkan dirinya yang harus digendong menuruni kasur, menuruni mobil dan menuruni tangga, membuatnya merutuki hidupnya sendiri.

"Ungh." Jin bangkit berdiri lalu berdiri dihadapan sang adik, menatap adiknya sekilas hingga pandangan keduanya bertemu.

"Sakit?" Taehyung menatap Seokjin lekat, air matanya jatuh. Ia mengangguk lalu memeluk leher Seokjin dengan erat.

"Sakit hyung." Ujarnya. Seokjin mengusap punggung anak itu dengan lembut, menatap keluarganya yang duduk disana dengan wajah sedih yang sangat kentara. Seokjin mati-matian menahan air matanya saat merasakan pelukan adiknya semakin mengerat.

"Apa Tuhan tidak sayang padaku hyung? Kenapa aku terus yang merasakan sakit ini?" Tanya Taehyung serius. Seluruh tubuhnya sakit, terutama bagian tulang ekornya. Ia tak bisa menahan air mata kalau melihat kakinya hanya terkulai lemas tanpa bisa ia kendalikan sama sekali, ia kecewa pada dirinya sendiri.

Mendengar pekataan adiknya membuat Seokjin menggeleng, suaranya ia buat sedikit kencang agar anak itu tidak tau ia tengah ikut menangis.

"Kenapa berpikir begitu? Kan sudah dokter bilang ini tidak permanen. Suatu saat Taehyungie bisa terapi dan kembali berjalan, kaki kirimu masih dalam proses penyembuhan dari patah tulang, tunggulah sedikit lagi." Ujar Seokjin. Taehyung mengangguk lalu melepaskan pelukannya. Seokjin mengusap air mata adiknya lalu membantunya untuk kembali berbaring. Sesekali ringisan terdengar ketika dirasanya bagian belakangnya kembali sakit saat digerakkan.

Seokjin menaikkan selimutnya lalu menggenggam erat tangan adiknya. Taehyung menoleh ke arah ibu dan kakak-kakaknya lalu tersenyum kecil. Ia memejamkan matanya dengan genggaman tangan Seokjin yang masih setia menenangkannya.

.

Jihan mendorong kursi roda istrinya dari parkiran hingga lobby rumah sakit. Jungkook hanya mengekori dari belakang, dalam hati merutuki keinginannya untuk ikut. Ia tidak tau jika ayahnya akan ikut untuk pemeriksaan ibunya.

Mereka disapa beberapa dokter yang kenal dengan Seoyeon dan Jihan, Jungkook hanya mengangguk saja. Sebagian juga menunduk padanya karena tau jika dirnya seorang penyanyi terkenal yang saat ini sedang naik daun.

Jungkook dan orang tuanya duduk di kursi tunggu, Jihan dan Seoyeon duduk disampingnya. Menunggu sejenak disana membuat Jungkook menoleh ke sekeliling ruangan yang terdapat banyak orang disana.

Prang!!

"Dasar mantri tidak tau diri!" Jungkook menoleh ke arah seorang perawat laki-laki putih pucat yang berdiri diujung sana.

"Sudah kubilang cukup berikan aku suntikan antibiotik untuk putriku!"

Mendengar keributan itu Seoyeon menatap seorang anak yang berdiri diujung sana, tanpa takut menatap lelaki yang kala itu membuang semua alat-alat yang tengah ia bawa.

"Jika anda tidak tau, suntikan antibiotik bisa berakibat fatal jika tidak diberikan oleh orang yang profe-"

"Persetan dengan kalian! Berikan!" Laki-laki itu membuang semua barang-barang yang anak itu bawa.

Less Sugar [Kim Taehyung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang