"Eugh.." Jennie sadar setelah sehari dia tak sadarkan diri
Dia melihat sekeliling nya terdapat Lisa yang tidur di sofa lalu ia melihat tak ada sang suami tercinta namun ia kembali menangis saat teringat putri kecil nya telah tiada sungguh ia tak percaya dengan apa yang terjadi.
"Hiks Hani kenapa kamu pergi ninggalin mommy nak" gumam nya menangis
Lisa terbangun dan melihat Jennie yang telah sadar, ia mendekati Jennie lalu mengusap punggung Jennie lembut.
"Lisa hiks, anak gue hiks" lanjut nya
"Eonnie jangan menangis, tenang lah" ucap Lisa sambil menekan tombol RS
Tak lama masuk lah dokter ke dalam menghampiri Jennie, memeriksa kondisi nya.
"Kondisi nona Jennie masih lemah, jangan banyak fikiran dan stress, makan dan minum lah obat secara teratur" kata dokter
"Baik dok, terimakasih" ujar Lisa
Dokter pun mengangguk meninggalkan ruang rawat Jennie, sedangkan Jennie masih menangis terisak, Lisa terus menenangkan Jennie. Di ruang ICU, Rose terbangun dan menatap putri nya yang belum bangun membuat hati nya sakit dan Hancur hanya suara mesin.
"Sayang, cepat sadar nak, daddy kangen kamu" perlahan air mata Rose mengalir di pipi nya
Ia menangis menahan sesak dan sakit melihat putri kecil nya terbaring dengan selang dan infus berada di tubuh putri nya. Ia berdiri mengecup pipi Hani pelan
"Daddy nanti kesini lagi sayang, daddy mau lihat mommy kamu dulu" ujar nya lagi
Beranjak dan membuka baju khusus lalu keluar dari ruang ICU, ia berjalan meninggalkan ruang rawat anaknya dengan langkah yang pelan hingga ia sampai diruang rawat Jennie.
Ceklek
Pintu terbuka ia melihat sang istri menangis dan Lisa berusaha menenangkan nya.
"Sayang, jangan menangis lagi, aku disini" ucap Rose mengusap punggung Jennie
"Hiks Hubby anak aku hiks" Jennie menangis terisak
"Tenang sayang, Hani masih hidup yank" kata Rose membuat Jennie terdiam
"Hubby gak bercanda kan?" tanya Jennie
Rose mengeleng lalu menceritakan semua nya membuat Jennie merasa senang dan juga sedih .
"Hubby aku ingin ketemu anak aku hiks" Jennie melepas pelukan nya lalu ingin turun dari kasur membuat Rose dan Lisa kaget
"Sayang tunggu, aku ambilkan kursi Roda dan tanya dokter dulu" ucap Rose lembut
Jennie mengangguk pelan, Rose pun pergi ketempat dokter setelah mendapatkan izin ia mendorong kursi Roda kearah rawat inap Jennie.
Mereka pun keluar dari ruang inap Jennie, sepanjang koridor rumah sakit Jennie tak henti henti nya menangis, kemudian mereka berpapasan dengan orang tua Rose serta Jisoo, Suzy yang menggendong Hana.
"Kalian mau kemana?" Tanya Chaerin
"Jennie mau melihat Hani mom" jawab Rose
"Yaudah kita kesana" ujar Jiyong
Hana melihat kearah sang mommy, merasa kasihan dan bersalah hingga dia menundukan kepala nya takut jika sang mommy marah dan kecewa, Jennie yang melihat Hana diam dan menunduk merasa sedih.
"Hana sayang" panggil Jennie lembut
Hana mendongak menatap mommy nya yang tersenyum kearah nya, ia pun meneteskan air mata nya. Rose menggendong Hana yang mulai menangis di pelukan nya, ia mengusap punggung putri nya, Rose dan Jennie tau jika Hana menyesal dan bersalah.
Sesampai mereka di ruang ICU, Rose membuka pintu lalu memakaikan Jennie baju khusus membesuk pasien, lalu mendorong kursi Roda kearah Hani, kemudian ia pun keluar mereka hanya menatap dari Jendela dengan wajah basah dengan air mata. Hana menangis terisak di gendongan sang daddy, Hati nya sakit melihat kembaran nya terbaring tak berdaya."Hani sayang" suara Jennie tercekat menahan tangis melihat kondisi putri nya
Ia mengenggam tangan mungil lalu mencium dengan lembut, air matanya tak henti henti mengalir, perasaan sakit dan hancur amat terasa saat melihat selang dan infs tertancam di tubuh mungil anak nya, sungguh ia tak sanggup menahan tangis nya. Bagaima hati seorang ibu tak sakit melihat anak nya masih balita harus menahan sakit di tubuh nya.
Jennie tak mampu berkata kata hanya air mata serta sesak di dada yang mampu ia tahan, perlahan air mata mengalir di pipi sang anak, jennie menghapus lembut air mata putri nya."Ya tuhan ini sangat menyakitkan bagi ku, aku mohon sembuhkan putri kecil ku hiks" gumam Jennie
Setelah setengah Jam akhir nya Jennie keluar sebelum itu ia mencium pipi putri nya.
"Mommy sayang kamu nak, cepat bangun sayang" ujar Jennie
Ia pun mendorong kursi Roda meninggalkan ruangan sang putri nya, hingga pintu di buka oleh Jisoo. Ia mengusap air mata sang adik lembut tersenyum kearah Jennie
"Sudah jangan menangis Jen, Hani pasti sembuh dan sadar" kata Jisoo
"Ana au liat nii hiks" Hana ingin masuk ke dalam ruang perawatan kembar nya
"Sayang, Hana gak boleh masuk masih bayi nak" ucap Rose Lembut
"Ana au liat nii hiks, daddy ana au liat nii hiks" Hana semakin menangis menunjuk kearah ruang ICU.
Mereka merasa sedih dan kasihan terhadap Hana, Rose terus membujuk putri nya hingga akhir nya ia pun mengalah lalu bicara pada dokter yang datang memeriksa kondisi Hani.
Setelah dokter masuk ke dalam, mereka menunggu diluar dengan Hana masih terisak, Jennie semakin merasa sakit dan hancur melihat putri nya menangis ingin masuk.Ceklek
Pintu terbuka dokter pun keluar menghampiri keluarga Hani.
"Dokter bagaimana keadaan cucu saya?" tanya Jiyong
"Belum ada perubahan tuan, cucu anda masih dalam kondisi yang sama" jawab Dokter
Mereka menghela nafas samar mengangguk mengerti hingga Hana minta izin ingin masuk membuat dokter tak tega melihat nya.
"Dotel, Ana au liat nii hiks" ucap Hana terisak
"Boleh tapi gak boleh terlalu lama di dalam ya dokter kasih waktu 15 menit karena anak kecil gak boleh masuk" jawab sang dokter
"Acih dotel hiks"
Dokter mengangguk menatap sedih kearah Hana, dia menggendong Hana lalu berjalan masuk ke dalam ruangan sedangkan yang lain menunggu di luar. Jennie hanya diam menatap kosong kearah pintu rawat, Perasaan nya hancur dan sakit, di dalam Hana duduk di kursi dengan dokter berdiri disamping Hana.
"Nii,, angun hiks ianhe nii hiks"
"Nii angan tindalin Ana, ana inta aaf dala dala Ana nii taya dini hiks. Nii angun nii.. Ana melata beltala tama nii hiks uga tama mommy tacihan mommy nanih teluh nii, ana tayang nii, ianhe nii hiks" Hana menangis memegang tangan Hani
Dokter menangis melihat itu, hati nya ikut sakit saat melihat Hana dan Hani. Tetesan air mata mengalir dari mata Hani, si kembar melihat itu lalu memeluk Hani kemudian ia ingin mencium pipi Hani, sang dokter langsung menggendong Hana mendekati kembaran nya hingga
Cup
Hana mencium pipi Hani dengan tangan mungil nya mengusap air mata yang mengalir,semakin lama air mata Hani keluar banyak. Ya si kembar juga merasakan kesedihan Hana walau ia tak bisa membuka mata nya, dokter kaget melihat kejadian itu.
Dia mendudukan Hana di kursi lalu ia menghapus air mata Hani lembut. Sedangkan diluar Mereka menangis terisak melihat pemandangan itu, sungguh Rose ingin sekali bertukar posisi dengan putri nya, namun tuhan lebih menginginkan putri nya.Vote
Sorry kurang nge feel
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
PARK KIM FAMILY (END)
FantasiKisah kehidupan rumah tangga jennie dan rose yang di penuhi dengan kehadiran 2 orang anak kembar tidak identik yang berusia satu setengah tahun, membuat jennie kewalahan mengurusi kedua buah hati nya yang begitu aktif bergerak. "Hana jangan makan i...