Dibenci oleh penduduk desa, keluarga bahkan dikhianati oleh orang yang ia cintai dengan setulus hati sebagai langkah terakhir untuk tidak menenggelamkan dirinya dalam jurang kegelapan.
Bersama dengan Kurama, Bijuu yang disegel dalam tubuhnya, ia mel...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rasa syok merasuk dalam diri mereka semua, terutama Kushina tangannya kini mengepal dengan erat. Naruto membalikkan badannya kembali, Sharingan dengan tiga tomoe nya masih aktif.
Kakashi yang juga berada disana menatap muridnya, dalam diam ia menyentuh mata kirinya dimana terdapat Sharingan disana. "Lalu menurutmu bagaimana dengan ini?" Sharingan miliknya berputar dan membentuk pola Mangekyou.
Hal itu membuat Kakashi makin terkejut, "Mangekyou Sharingan." Ucapnya tanpa sadar membuat Naruto menatapnya, "Kakashi-sensei? Ternyata kau disini juga."
"Kau membangkitkan Mangekyou Sharingan, Naruto? Sebanyak apa hal-hal menyakitkan yang kau alami?" Naruto menatap Kakashi, ia hanya diam dengan wajah datar tanpa menjawab.
"Menurutmu? Sensei tersayangmu ini yang paling banyak berjasa dalam membangkitkan kekuatan besar dalam tubuhku, namun kekuatan ini tidak ada artinya dibandingkan dengan nyawa orang-orang terdekatku yang telah ia renggut." Matanya ia tutup menggunakan telapak tangannya, "Jadi? Bisa beritahu aku apa yang kalian sembunyikan?"
Semua orang terdiam, Kushina mengepalkan tangannya erat. "Kau—kau anak laki-laki sialan itu yang memperkosaku dulu!" Tubuhnya bergetar, Naruto menatapnya dengan pandangan kosong. "Jadi maksudmu aku bukan anak orang ini? Sudah kuduga."
"Rambut hitam, mata mirip dengan Klan Hyuga bahkan Sharingan. Aku tahu tidak mungkin aku anaknya, aku bahkan berpikir kalian bukan orang tuaku. Tapi saat aku mendapatkan Nami no ken, aku tahu kau pasti ibuku." Tatapannya kosong, ia menatap Nami no ken di tangannya.
"Jadi siapa ayahku yang sebenarnya?" Kushina menatapnya dengan benci, tangannya masih terkepal dengan erat. "Aku tidak tahu siapa lelaki itu, saat itu tepat beberapa minggu lagi aku akan menikah dengan Minato namun dia yang mabuk memperkosaku dan meninggalkanku sendirian."
"Aku hamil, tepat satu minggu saat aku akan menikah dengan Minato. Aku ingin menggugurkanmu, aku ingin kau mati dan tidak tumbuh dalam rahimku." Naruto menatapnya dengan tatapan datar, "Lalu kenapa kau tidak membunuhku saja? Atau kau membiarkanku hidup hanya untuk membalaskan dendam mu karena ayahku telah membuatmu hamil diriku?"
"YA! AKU INGIN ANAKNYA MERASAKAN SAKIT HATI, JADI—jadi aku membuatmu tetap hidup, anak sialan!"
Senyum tersungging di bibirnya, matanya menutup dan Sharingannya kembali menjadi matanya yang biasa. "Begitu ya, baiklah aku akan mencari tahu siapa ayahku dan menanyakan kebenaran darinya juga."
"Untuk apa kau menanyakannya kepada pria itu!? Dia tidak ditemukan dimana pun!" Teriak Kushina membuat Naruto menatapnya dengan tatapan dingin, "Aku akan mencari tahunya, sendiri."
"Tidak bisa, kau adalah ninja Konoha dan sebagai Hokage aku tidak akan membiarkan dirimu melakukannya. Jika kau melakukan hal itu, sama saja kau menjadi seorang ninja pelarian."
Naruto terkekeh geli mendengar ucapan Minato, ia menatapnya dengan datar. "Apalagi ini? Bukankah kau ingin aku hilang dari pandanganmu? Namun kau malah tidak membiarkanku untuk pergi."