Setelah dari apartemen Mikoto, Naruto pergi ke tempat selanjutnya yaitu kedai ramen untuk menemui Teuchi Jii-chan dan Ayame Nee-chan. Mereka adalah salah satu orang yang dekat dengannya, tanpa mengharapkan imbalan apapun.
"Jii-chan, ramen miso jumbo satu!" Teriaknya dengan antusias, membuat Teuchi dan Ayame tertawa gemas. "Ramen miso jumbo untuk Naru-chan tersayang kami siap!"
Ekspresi Naruto sangat bahagia, ia tertawa kecil dan mengeluarkan jempolnya. Naruto dengan cepat menghabiskan ramen kesukaannya, ia menambah kembali porsinya hingga menghabiskan 6 mangkuk.
"Naruto Nii-chan!"
Ia yang tengah menyeruput mienya menatap orang yang memanggilnya, "Konohamaru! Kemari, aku akan men traktir mu untuk makan ramen." Dengan antusias Konohamaru duduk di samping Naruto dan memesan ramennya.
Beberapa waktu berlalu, mereka berdua mengobrol banyak hal dan sesekali dua orang lainnya menyahuti keduanya lalu mereka tertawa dengan keras.
"Jii-chan, Nee-chan, Konohamaru, ulurkan tangan kalian."
Mereka bertiga saling menatap lalu berbalik menatap Naruto dengan bingung, "Untuk apa Naru-chan?" Tanya Ayame, Naruto hanya tersenyum. "Ayo tunjukkan saja dulu, aku akan memberi kalian hadiah."
Tanpa berpikir panjang lagi, mereka bertiga menurut dan mengulurkan tangannya. Naruto lalu memegang tangan ketiganya secara bergantian dan menanamkan segel yang juga ia tanamkan di telapak tangan Mikoto.
Naruto mendongakkan kepalanya dan tersenyum kecil, "Dengan ini kalian akan aman, ini bayarannya sekalian untuk Konohamaru. Arigatou Jii-chan, Nee-chan, karena tidak memandangku seperti orang-orang yang lain."
"Dan Konohamaru, Sankyu sudah menjadikanku sebagai contoh untukmu." Naruto menepuk pelan kepala Konohamaru, membuat Konohamaru menatapnya bingung dan dahinya mengerut kala potongan ingatan memasuki kepalanya. Ia menatap Naruto yang tersenyum, "Nii-chan!"
"Sampai jumpa lagi!"
Setelah Naruto menghilang dari pandangan, Teuchi dan Ayame terdiam menatap telapak tangan mereka dan tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Naruto, sedangkan Konohamaru menunduk memegang erat kepalan tangan dimana segel pemberian Naruto berada dan ia sedikit mengerti ingatan yang diberikan oleh Naruto padanya.
Hari ini baru beranjak siang, Naruto pergi ke makam Shisui namun ia membeli beberapa ikat bunga terlebih dahulu. Setelah sampai, ia duduk bersila di depan nisan yang tertulis nama Uchiha Shisui, Naruto menyimpan satu ikat dan mengusap nama tersebut.
"Nii-chan, maaf baru menemuimu lagi. Kau tahu kan apa yang selalu orang-orang itu lakukan padaku?" Naruto terkekeh pelan, kepalanya menunduk dengan air mata yang mengalir juga bibir digigit keras. "Nii-chan, aku akan menyusul Itachi Nii-chan, aku akan membalaskan dendammu dan menjaga kekasihmu seperti Nii-chan yang selalu menjagaku dalam satu tahun itu."
"Aku tahu semuanya, sejak hari itu, sejak Itachi Nii-chan memberiku ingatan tentang dirinya yang membunuhmu, aku tahu itu mustahil tapi aku tak bisa apa-apa karena tidak bisa melampiaskannya pada siapapun selain dirinya."
Naruto menghela nafasnya dengan berat, ia mengangkat kepalanya menatap kembali nisan milik Shisui. "Satu bulan untuk pulih, aku mulai mencari kebenarannya meskipun benar-benar mustahil untuk menemukannya, namun aku berhasil. Aku tahu semuanya sekarang, apa yang membuat Itachi Nii-chan membantai klan Uchiha."
"Maafkan aku tidak bisa membantu apa-apa, si brengsek Minato itu memang bajingan. Aku benar-benar membencinya, apalagi si tua Danzo sialan itu. Tunggu saja, aku akan mencabik-cabik mereka untuk membalaskan dendamku." Tangan Naruto mengepal dengan erat hingga kuku-kukunya menancap dan membuatnya mengeluarkan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ignored - Sasunaru
FanficDibenci oleh penduduk desa, keluarga bahkan dikhianati oleh orang yang ia cintai dengan setulus hati sebagai langkah terakhir untuk tidak menenggelamkan dirinya dalam jurang kegelapan. Bersama dengan Kurama, Bijuu yang disegel dalam tubuhnya, ia mel...