Sasuke kini masih terbaring di salah satu ruang inap di rumah sakit Desa Konoha, sudah satu minggu berlalu sejak hari itu. Pandangannya kini selalu tampak kosong dan ia selalu terlihat tengah melamun menatap keluar jendela mengindahkan orang-orang yang datang menjenguknya.
"Sasuke, ayo makan dulu sudah waktunya." Ucap Mikoto yang tengah menyiapkan perlengkapan makan Sasuke.
Mikoto duduk di kursi samping bangsal yang ditempati oleh Sasuke, ia masih sibuk dengan makanan Sasuke ditangannya. "Sasuke, kamu tahu. Kejadian yang menimpa Klan Uchiha bukan salahmu, bukan kewajibanmu juga untuk membersihkan namanya."
"Kaa-san hanya ingin putra-putra Kaa-san tidak saling mengangkat pedang dan bertarung, Kaa-san tak ingin kalian terluka. Tapi mungkin ini hanya akan menjadi imajinasi Kaa-san saja."
Mata Sasuke melirik Mikoto saat mendengar ucapannya, ia melihat Mikoto yang sangat cantik itu kini terlihat lebih kurus dengan kelopak mata yang terlihat menghitam. Sasuke tidak terlalu memperhatikan kondisi Mikoto akhir-akhir ini, mungkin dia tengah mempunyai banyak beban dipikirannya.
"Ini, makanlah dan sehat selalu."
Dengan mata yang menunduk, Sasuke menerima suapan dari Mikoto dan memakannya dengan lambat karena tak punya nafsu makan. "Kaa-san, tentang Naruto..."
Tangan Mikoto berhenti saat mendengar perkataan Sasuke, setelah terdiam sejenak Mikoto kembali menyendokkan makanan dan menyuapkannya pada Sasuke.
"Jika kamu menanyakan tentang Naru-chan, Kaa-san hanya bisa sedikit berkomentar. Alasan Naru-chan pergi sudah pasti karena kamu yang mengkhianati kepercayaannya, Sasuke."
"Meski itu bukan satu-satunya alasan, seperti yang Naru-chan katakan. Kamu adalah alasan terakhir untuk tidak menyerahkan dirinya pada kegelapan hatinya, Kaa-san masih ingat hari saat kalian berjanji untuk tidak mengkhianati satu sama lain."
Mikoto kembali menyuapi Sasuke yang hanya diam namun pikirannya melanglang buana memikirkan hari saat dia dan Naruto berjanji untuk tidak mengkhianati satu sama lain.
"Naruto."
Anak kecil berumur 12 tahun berambut hitam dengan mata lavender menoleh ke arah anak berambut raven dengan mata segelap malam, senyum kecil terkembang dibibir Naruto saat melihat Sasuke yang datang menemuinya. "Ada apa?"
"Kaa-san menyuruhmu pulang, matahari sudah mulai terbenam." Sahut Sasuke dengan memperhatikan Naruto yang mengalihkan kembali pandangannya ke arah danau di depannya.
Naruto berdiri dan menepuk bajunya yang terkena tanah lalu menarik tangan Sasuke pergi dari sana. "Ayo pulang, apa Kaa-chan memasak ramen untukku hari ini?"
"Tidak, Kaa-san memasak sup tomat untukku."
"Tidak tidak, pastinya Kaa-chan memasak ramen hari ini! Kau sudah mendapatkan sup tomatmu kemarin!"
"Aku ingin sup tomat lagi, tentu saja akan ada sup tomat milikku dan bukan ramen!"
"Baiklah ayo berlomba siapa yang sampai duluan!"
Sasuke berlari terlebih dahulu meninggalkan Naruto tertinggal dibelakangnya. "Hei! Itu tak adil, kau harus memulainya ulang!"
Keduanya berlari menuju rumah yang ditempati oleh Sasuke dan Mikoto setelah pembantaian Klan Uchiha dua tahun yang lalu, Sasuke yang sampai lebih dulu tengah terduduk dengan nafas yang tersengal diikuti oleh Naruto yang tergeletak dilantai.
Mikoto yang mendengar suara gaduh keduanya keluar dari rumah dengan berkacak pinggang. "Kaa-san sudah memperingatkan kalian untuk tidak berlari seperti itu Naru-chan, Sasuke."
Senyum lebar terpasang di bibir Naruto, ia tertawa kecil mendengar ucapan Mikoto. Ia berdiri dan memeluk pinggang Mikoto, tubuhnya masih sangat kecil dan pendek bila dibandingkan dengan orang dewasa. "Aku ingin cepat sampai dan memakan masakan Kaa-chan!"
"Kalau begitu mandi dulu, setelah itu kita makan bersama. Sasuke juga."
"Ha'i!"
Keduanya kembali berlari meninggalkan Mikoto yang berbicara cukup kencang menghentikan kebiasaan keduanya yang berlari tanpa tahu tempat.
"Astaga, anak-anak ini." Gumamnya pelan dengan kepala menggeleng namun bibirnya tersenyum melihat Naruto yang terlihat menikmati hidupnya jika dibandingkan dengan saat pertama kali mereka bertemu. "Tumbuhlah dengan sehat dan jangan membuat Kaa-san khawatir, Naru-chan, Sasuke."
Kini Sasuke dan Naruto tengah berbaring menghadap langit-langit diatas kasur Sasuke yang besar, saat Naruto menginap disana ia selalu tidur bersama Sasuke di kamarnya yang besar ini.
"Naruto. Hei, aku menyukaimu."
Naruto terduduk mendengar ucapan Sasuke, pandangannya beralih pada Sasuke. "Apa maksudmu?"
"Aku menyukaimu, apakah itu kurang jelas?"
"BU—BUKAN! AH—tidak, maksudku apa kau yakin dengan itu?"
"Mengapa aku harus tidak yakin?" Sahut Sasuke menatap Naruto yang matanya bergulir cepat menghindari tatapan Sasuke yang membuat jantungnya berdetak kencang. "Tidak, bukan begitu. Aku hanya—hanya merasa tak pantas."
"Apa yang membuatmu tak pantas? Kau adalah manusia yang pantas mendapatkan cinta, jangan membuat dirimu seperti itu. Jadi, apa kau juga menyukaiku?"
Kepala Naruto mendongak menatap Sasuke dengan mata berkaca-kaca, ia mengangguk pelan menjawab pertanyaan Naruto tubuhnya tersentak merasakan pelukan hangat Sasuke yang membuatnya nyaman matanya terpejam.
"Aku akan menyerahkan seluruh hidupku dan hatiku untukmu, namun dengan satu syarat." Ujar Naruto dengan mata yang masih terpejam, Sasuke hanya diam mendengarkan. "Jika pengkhianatan kau lakukan padaku, aku akan meninggalkan semuanya. Tidak akan ada lagi alasan."
"Aku berjanji."
Mikoto yang tengah memperhatikan dibalik pintu hanya terdiam, ia tak bisa menolak namun bahagia meski ini adalah hal tabu namun ia tidak bisa memungkiri perasaan senang dihatinya.
Sasuke yang masih terduduk di atas bangsal rumah sakit dan mengingat kembali janjinya pada Naruto tertawa lirih dengan tangan meremas rambutnya dengan kuat, ia merasa menyesal.
Dirinya sudah berjanji, namun tidak bisa ditepati dengan baik. Entah apa yang ada dipikirannya hingga membuat Naruto menjadi langkah awal untuk mendekati Menma, sejak awal niatnya sudah buruk dan ia tak menyadari perasaannya sendiri pada Naruto. "Kau bodoh, Uchiha Sasuke!"
Air mata mengalir dengan deras dari kedua matanya, Sasuke tidak tahu kapan terakhir kali dirinya menangis seperti ini karena tak ingin mengingatnya. Hatinya hanya terasa sakit sekarang, setelah ditinggalkan oleh Mikoto yang ingin berbelanja Sasuke jadi lebih mudah merasakan suasana hatinya.
"Maafkan aku, Naruto. Aku salah, aku bodoh, maafkan aku."
Naruto © Masashi Kishimoto
KAMU SEDANG MEMBACA
Ignored - Sasunaru
Fiksi PenggemarDibenci oleh penduduk desa, keluarga bahkan dikhianati oleh orang yang ia cintai dengan setulus hati sebagai langkah terakhir untuk tidak menenggelamkan dirinya dalam jurang kegelapan. Bersama dengan Kurama, Bijuu yang disegel dalam tubuhnya, ia mel...