Dibenci oleh penduduk desa, keluarga bahkan dikhianati oleh orang yang ia cintai dengan setulus hati sebagai langkah terakhir untuk tidak menenggelamkan dirinya dalam jurang kegelapan.
Bersama dengan Kurama, Bijuu yang disegel dalam tubuhnya, ia mel...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semua orang yang menonton masih menunggu kedatangan Sasuke yang tak juga datang ke arena membuat pertandingannya digantikan oleh yang lain, para penonton yang ingin melihat pertandingan Sasuke dan Gaara menyoraki peserta yang tengah bertanding sambil melemparkan sampah ke arena.
Naruto dan Itachi hanya terdiam menulikan telinganya saat mendengar sorakan orang-orang, hingga akhirnya Sasuke datang bersama Kakashi yang menggunakan Sunshin elemen dan terlihat sangat dramatis.
Kedatangan Sasuke membuat Itachi membulatkan matanya dengan kedua tangan mengepal erat, meski sudah menyiapkan dirinya ia masih merasa tak berdaya saat melihat adiknya.
Mengerti dengan yang tengah dirasakan oleh Itachi, Naruto berinisiatif untuk menggenggam tangan Itachi untuk menguatkannya. Ia mengerti dengan baik perasaan Itachi sekarang dan berharap bisa menguatkannya seperti Itachi yang selalu menemani dirinya saat tengah mengalami mimpi buruk setelah pergi dari Desa Konoha.
"Tenanglah, Nii-chan. Kau tidak sendirian, ada aku disini." Gumamnya pelan yang hanya terdengar oleh Itachi membuatnya merasa lebih baik dari sebelumnya, ketakutan dan rasa sakit dalam hatinya sedikit demi sedikit hilang digantikan ketenangan dan kedamaian.
Pertandingan antara Sasuke dan Gaara pun dimulai membuat orang-orang bersorak dengan gembira, pertarungannya diawali dengan Sasuke yang melemparkan tiga buah Shuriken kepada Gaara namun pasirnya otomatis melindungi Gaara dan membentuk menjadi klon lalu melempar balik Shuriken tersebut.
Sasuke menangkis Shuriken tersebut dengan mudah dan berlari dengan cepat menuju Gaara berusaha meninjunya namun ia hanya meninju pasir yang melindungi Gaara, ia pun berhasil masuk ke dalam area dalam pasir Gaara yang membentuk lingkaran setelah terus menerus menyerangnya dengan Taijutsu.
Pertandingan keduanya semakin sengit disusul oleh sorakan para penonton, Naruto yang menonton memperhatikan dengan seksama melihat perkembangan Sasuke setelah hampir dua bulan ia pergi dari Konoha.
"Kau merasa bangga padanya, bukan begitu?"
Itachi mengangguk, "kau benar Naru-chan. Sebagai seorang Kakak aku bangga Sasuke tumbuh menjadi seseorang yang kuat seperti itu, kau juga merasakan hal yang sama, 'kan?" Sahut Itachi tersenyum kecil.
Ekspresi wajah Naruto terlihat tak peduli, "tidak. Aku tak merasakan apapun yang kau bilang, Nii-chan." Jawabnya membuat Itachi mengusap rambutnya pelan, "kau hanya tak jujur. Aku bisa melihatnya dari Sorot matamu, kau terlihat sangat bangga pada Sasuke."
Naruto terdiam mendengar ucapan Itachi, ia tahu ini sangat bodoh dan naif. Tapi hatinya tak bisa menahan perasaannya pada Sasuke, rasa cinta dan rasa bangganya melihat Sasuke menjadi sekuat itu, ia merasa senang meski wajahnya tak menunjukkan hal itu. Aku memang bodoh tetap merasa seperti ini meski Sasuke dengan jelas telah menyakitiku, maaf aku kalah dalam hal melupakanmu.
Tangannya meremas pelan dadanya dan ia pun kembali menatap arena dimana kini Gaara tertutup oleh pasir yang membulat dan sangat padat dengan Sasuke yang mencoba menghancurkannya namun ia tak bisa gegabah karena pasir tersebut menyerang dengan otomatis di bagian manapun Sasuke menyerang.