.10

6 2 0
                                    


Sudah hampir satu minggu mereka di LA. Ara sangat menikmati waktu liburan pertamanya ini.

"Bang sogood buruan ih kasian pak burhan nunggu disana panas-panas gini!" Teriak Ara dari depan penginapan mereka yang sebal karena sedari tadi Farrel dan Ferrel tidak keluar juga. Mereka memang pergi dan pulang naik privat jet yang berhenti dan menjemput tak jauh dari penginapan mereka. "Sabar kek yaelah ini si Ferrel lama amat boker nya." Cibir Farrel yang keluar sambil menarik koper nya, Ara hanya mendengus kesal. Setelah memasukkan barang ke dalam mobil mereka pun berangkat ke tempat tujuan.

____

Mereka baru saja tiba dirumah, kebih tepat nya di rooftop. Baru saja turun Farrel sudah menyeletuk sesuatu yang membuat Ara mendelik. "Duh kangen LA, jakarta panas banget ya." Sambil mengipas muka nya dengan tangan. Ara yang kesal pun menendang tulang kering sang empu. "Shh,,Sakit tau ra!" Ringis nya sambil memegangi kaki. "Salah sendiri tengil sih." Ujar nya sambil melenggang meninggalkan mereka. "Mampus lo, makan tendangan si madun tu." Ferrel meledek dan mengikuti Ara dari belakang. Bunda dan Ayah sudah turun duluan, Aidan hanya menepuk pundak Farrel dan meninggalkan nya juga. "Lah anying gue ditinggal!Tunggu!" Teriak nya sambil berlari dengan terpincang-pincang.

"Capek banget pengen langsung tidur." Keluh Ara yang berjalan disamping Aidan. "Mandi dulu." Delik Aidan yang membuat Ara menyengir. "Siap boss!" Hormat nya berlagak seperti didepan komandan. Aidan pun mengusap puncak kepala Ara dan meninggalkan gadis itu yang sudah berada didepan pintu kamar.

____

"Gimana ra liburan nya?Banyak cogan ga sih di LA?" Raisa menjadi menggebu-gebu ketika membicarakan tentang cogan. "Ya pasti banyak lah bule-bule mata biru." Raisa mendelik kearah Amelia yang menjawab pertanyaan nya. Padahal ia bertanya ke Ara bukan dirinya. Ara terkekeh melihat mereka yang masih saja sering berdebat "Gue ga terlalu fokus liatin cogan sih ra. Lagian selama disana gue diiringi sama tiga cogan mulu." Kekeh Ara yang membuat mereka berdua mendengus iri. "Bener juga sih abang lo udah pada ganteng gitu gimana mau ngelirik cogan." Amelia menyahut sambil memasukkan keripik kentang kedalam mulut nya.

Sedetik kemudian Ara teringat dengan seseorang yang sempat ia tabrak sewaktu disana. Namun entah mengapa sekarang ia tidak terlalu tertarik semenjak kejadian beberapa bulan yang lalu. "Eh kan bentar lagi graduation angkatan bang Aidan ga si ra?Katanya harus ada perwakilan dari setiap kelas buat tampil." Ara dan Amelia bingung darimana gadis itu mendapat info. "Lo dapet info dari mana dah?Bukannya belum ada yang nyebarin?" Amelia yang sibuk dengan keripik kentang nya jadi penasaran. "Dari gc osis sa?" Tanya Ara kepada Raisa yang memang salah satu anggota osis."Yoi, gue udah ngasi tau Bobby sih kan dia ketua kelas jadi biar dia aja yang ngomong ke yang lain." Raisa ikut mencomot keripik kentang Amelia. "Dih keripik gue woi!Ambil ndiri sono!" Amelia langsung menjauhkan keripik nya dari Raisa. "Alah pelit amat lo, baru juga keripik belum gue numpang hidup." Cibir Raisa. Amelia hanya bergumam mencibir Raisa. Ara terkekeh sambil memberikan satu bungkus keripik kentang yang baru kepada Raisa.

Suara ketukan pintu menginstruksi perhatian mereka. "Makan." Satu kata dari balik pintu yang membuat mereka saling menatap satu sama lain. Suara yang sangat mereka kenal, dan gaya bicara seseorang yang mereka tahu, Aidan. Tanpa mendengar sahutan dari dalam, Aidan langsung turun kebawah. "Abang lo emang gitu ya ra?" Raisa yang walaupun sudah sering melihat dan mendengar tetap heran dengan Aidan yang sifat nya sangat berkebalikan dengan si kembar. "Setau gue kalo didepan Ara mah ga gitu, bener kan ra?" Mereka menatap Ara yang membuat sang empu terkekeh. "Iya bener banget, didepan gue mah ga gitu. Dari cara bicara nya, cara natap nya. Semua nya beda banget deh." Tutur Ara yang membuat mereka hanya manggut-manggut mengerti. "Udah yuk buru yang lain udah nunggu dibawah."

***

RARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang