Hari ini, Pensi Graduation angkatan Aidan. Tinggal setengah jam tersisa hingga saat nya Ara tampil di panggung namun ia masih belum datang.Raisa dan yang lain sibuk menghubungi gadis itu. Awalnya Aidan mengajak gadis itu berangkat ke sekolah berdua namun gadis itu menolak.
"Anjrit mana sih tu kutu badak. Mana belum konfir mau nyanyi lagu apaan." Raisa tak henti-hentinya merutuki Ara yang entah dimana keberadaannya
"J-jangan bilang Ara b-bundir karena masalah semal--" Raisa langsung menutup mulut Amel karena ia tahu pasti Ara tidak menceritakan masalah semalam ke Aidan dan si kembar.
Amel yang sadar langsung menutup mulut nya sendiri. Aidan menatap mereka berdua seakan membutuhkan penjelasan. Tetapi perhatian mereka teralihkan saat mc memanggil nama Ara bersamaan dengan Ara yang naik ke panggung.
Raisa dan Amel bernafas lega namun mereka tetap kesal karena Ara tidak mengangkat telepon mereka.
"Pagi semua." Sapa Ara sambil melempar senyum yang membuat para siswa berteriak histeris membalas sapaan gadis cantik itu
"Sesuai kata mc tadi, aku bakal bawain satu lagu. Hope you enjoy guys." Sambutan dari Ara mendapat sorakan meriah
Saat Instrumen lagu terdengar, kini giliran siswi yang berteriak histeris. Mereka sangat senang karena Ara membawakan lagu dari Selena Gomez-Who Says.
Entah kenapa mood Ara pagi ini tampak sangat bahagia dimata semua orang. Kedua sahabat nya pun menunda niat mereka untuk menceramahi Ara. Begitu pula dengan Aidan, melihat Ara yang hadir dengan wajah bahagia sudah membuat nya sangat lega.
Disisi lain, terdapat seorang lelaki yang babak belur tergeletak di dalam sebuah gudang.
_*_
"Udah sama abang aja ra pulang nya." Bujuk Aidan
Acara sudah selesai, tinggal para panitia yang sedang membereskan lapangan tersebut. Waktu sudah menununjukkan pukul 5 sore.
Sahabat Ara sudah pulang, tinggal Aidan dan kedua abang nya yang sedang membujuk Ara untuk pulang bersama mereka.
Namun Ara bersikeras ingin pulang sendiri. Dengan alasan ia ingin mampir ke toko buku didekat sekolah nya itu.
Akhirnya mereka menyerah,
"Yakin gamau?Abang anterin ke toko buku nya kok." Aidan masih berusaha membujuk Ara."Ngga apa-apa bang, Ara bisa sendiri." Ujar Ara dengan senyum yang tak lepas dari wajah nya
Aidan pun menghela nafas kasar,
"Yaudah ra, kita duluan ya. Jangan malem-malem pulang nya." Ujar Ferrel dan Farrel yang duduk di jok belakang motor nya
"Siap boss!" Hormat Ara, mereka pun melaju duluan
Aidan masih diam didepan Ara seaakn enggan meninggalkan adik nya itu.
"Ara gapapa bang ai, ara pengen sendiri aja. Kalau ada apa-apa ntar ara langsung telfon. Janji." Ujar Ara meyakinkan
Namun Aidan menatapnya dengan puppy eyes. Ara langsung mendorong sang empu untuk masuk kedalam mobil nya.
"Udah udah, buruan ntar bunda nungguin dirumah. Bye!" Seru Ara kepada Aidan yang sudah didalam mobil.
"Tapi beneran kalau ada apa-apa langsung kabarin ya ra." Cicit Aidan
Ara yang gemas pun mengecup sekilas pipi abang nya itu dan mengangguk dengan pasti.
_*_
Gadis berambut hitam itu keluar dari toko buku, ia melihat jam yang melingkar dipergelangan nya. Tak sadar sudah satu jam lebih ia berada di toko buku itu.
Ia pun berjalan menyelurusi jalanan yang ramai dengan kendaraan berlalu lalang. Saat hampir sampai dekat halte, terdengar suara dari gang sempit yang gadis itu lewati.
Ia menatap tak percaya, tak jauh dari tempat ia berdiri, didalam gang itu. Ada seorang cowok yang memunggunginya dan kira-kira sepuluh orang cowo dihadapan sang empu.
Awalnya ia tak mau ikut campur. Namun melihat rombongan itu yang sangat cerewet membuat nya tak tahan.
Ia pun berjalan dengan kresek berisi novel yang ia beli tadi. Ia berhenti tiga langkah dibelakang cowok berjaket hitam yang hanya sendirian. Badan nya yang tak terlalu tinggi membuat nya tertutupi oleh sang empu.
"Dih tinggi banget ni cowok." Batin Ara
Sedetik kemudian ia menggeleng menghilangkan pikiran yang tak penting.
"Woi." Suara Ara menginstruksi mereka semua, tak terkecuali cowok jangkung yang berada didepan nya.
Cowok itu berbalik dan menatap Ara, mereka semua menatap gadis itu bingung. Ara malah menepuk pundak cowok jangkung itu beberapa kali dan berjalan ke sisi samping cowok tersebut.
"Dek, ngapain disini. Disini bukan tempat main." Tanya salah satu cowo dihadapan Ara yang membuat nya memiringkan kepala bingung
"Anak smp ngapain jam segini masih di luar. Mending pulang, dicariin mama tu." Ledek cowok disebelah nya yang membuat Ara semakin bingung
"Saya?" Tanya Ara sambil menunduk dirinya sendiri
"Dih sok formal banget anak smp." Ledek cowok satunya yang membuat mereka semua tertawa, tak terkecuali cowok jangkung disebelah Ara.
Ara menatap mereka datar, karena ia tak terlalu tersinggung dengan perkataan mereka.
"Kalian cowo?" Bukannya menanggapi pertanyaa mereka, Ara malah menanyakan pertanyaan yang tak masuk akal.
Tentu saja mereka cowok, mau dilihat dari sisi manapun. Mereka yang bingung pun saling menatap satu sama lain.
"Mau liat?" Tanya cowok yang berada di paling depan membuat teman dibelakang nya menoyor kepala sang empu
"Pedofil lu anj*ng!Tu masih bocah."
"Tau ni ngeres mulu pikiran lu."Mereka malah adu mulut yang membuat cowok jangkung disebelah Ara sedikit kesal.
"Berisik." Satu kata dari sang empu membuat mereka diam seketika.
***
Haihaiii
Jangan lupa vomment!!
C u!
KAMU SEDANG MEMBACA
RARA
Teen Fiction••• Mempunyai tiga abang yang sangat menyayangi nya membuat Rara sangat bahagia. Ia kira semua laki-laki akan menyayangi nya seperti mereka bertiga. Namun ternyata hipotesis nya selama ini salah. ••• "Gue udah muak sama percintaan." Ujar Ara dengan...