.12

8 2 0
                                    

"Lo bisa ga sih jangan ngikutin gue!" Bentak Ara yang merasa risih karena Gangga sedaritadi mengikuti dirinya yang dari toilet menuju ke kantin. Kalau ditanya memang nya ketiga Abang Ara kemana?Mereka sedang asik main basket di lapangan. Sahabat Ara?Mereka sudah pergi ke kanti duluan. "Gausah galak-galak baby, ntar cantik nya ilang." Goda Gangga sambil mencolek dagu Ara yang langsung ditepis oleh sang empu. "Don't.Touch.Me!" Ujar Ara dengan penuh penekanan. Gangga bukannya takut, laki-laki itu malah terkekeh melihat muka kesal Ara. Ara yang sudah naik pitam pun menginjak kaki sang empu dan pergi meninggalkan nya. Sang empu meringis kesakitan, sedetik kemudian ia berteriak menyusul Ara. "Baby tunggu!".

Di kantin lagi-lagi semua pandangan tertuju kepada Ara, lebih tepat nya kepada Gangga yang sedari tadi masih membuntuti Ara. Ara berusaha untuk tidak menghiraukan sang empu dan berjalan menuju meja yang sudah diduduki sahabat nya. Ia menghela nafas panjang saat menjatuhkan pantat nya diatas kursi tersebut, diikuti dengan Gangga yang duduk di sebelah nya. "Loh?Gangga?Lo ikut Ara?" Raisa bingung yang melihat Gangga datang bersama Ara. "Iya, tadi Ara nawarin buat ke kantin bareng. She's so kind, right?" Seru nya dengan senyum yang tak luntur. "Wih tumbenan lo ra baik sama cowo. Biasanya juga judes. Mentang-mentang gangga ganteng." Amelia mencolek tangan Ara yang membuat sang empu hanya diam tak bereaksi. "Lo ngape dah ra?Pms?" Raisa merasa Ara sedang dalam mood yang tidak bagus. Ara hanya mengaduk-aduk mie ayam nya tanpa ada niat untuk memakan. "Kamu gamau makan ra?Buat aku aja." Ara melihat sang empu sekilas, menyodorkan mangkuk mie ayam nya dan langsung berdiri pergi dari sana. "Lah?Fix pms tu bocah." Raisa menggeleng tak mengerti lagi dengan sikap Ara.

_____

"Kenapa ra?Dari tadi masem banget tu muka udah kaya jeruk purut aja." Ledek Ferrel yang melihat adiknya menekuk muka dari awal dia mendekat ke lapangan. "Iya ih, cantik-cantik kok mukanya ditekuk gitu. Ntar ga cantik lagi." Sambung Farrel yang ending nya mereka mendapat tatapan tajam dari Aidan. Mereka bertiga memutuskan untuk menghampiri Ara saat sang empu datang dan teman mereka tetap melanjutkan permainan mereka.

"Kenapa?Hm?" Tanya Aidan dengan nada yang saaangaat lembut membuat Ara luluh dan langsung menjelaskan kejadian dari pagi hingga saat dikantin tadi. Rahang Aidan mengeras, urat-urat dimuka nya seakan ingin keluar. Sedangkan si kembar hanya merasa kesal seperlunya. "Caper banget tu anak. Sksd banget ra?Kenapa kami ga ngeluarin kick?" Ferrel berpendapat yang membuat Farrel ikut mengangguk setuju. "Iya kan?He's freaking annoying!Yaa why didn't i do that?!" Ara berteriak frustasi sambil mengacak rambutnya.

Si kembar malah terkekeh melihat tingkah Ara yang menggemaskan itu. Aidan berusaha meredamkan amarah nya dengan merapikan rambut Ara. "McFlurry?" Tanya Aidan yang membuat airmuka Ara langsung berubah drastis. Gadis itu langsung berbinar."MAU!" Seru nya dengan mengangguk antusias. Aidan pun terkekeh melihat Ara, "Emang cuma bang ai yang ngertiin Ara." Ujar sang empu sambil bergelanyutan lengan Aidan.

"Dih giliran icecream aja cepet." Ledek Farrel. "Iya nih ga adil, padahal kita berdua kan juga ngehibur kamu ra." Pundung Ferrel yang membuat Ara terkekeh melihat kedua abang nya itu yang terlihat seperti puppy. "Yaudah-yaudah sini." Ara merentangkan tangan kearah mereka yang langsung disambut dengan semangat. Ara mengusap-usap kepala mereka berdua layaknya seorang Ibu. "Emang pelukan Ara yang paling debest setelah Bunda." Ujar Ferrel yang disetujui oleh Farrel.

Aidan menarik kerah mereka untuk menjauhi Ara. Karena mereka berkeringat, Aidan tidak ingin keringat mereka menempel ke Ara. "Kalian keringetan." Dua kata itu membuat mereka menatap Ara menyesal. "Ga kok, gapapa bang." Ara sendiri tak masalah dengan itu namun Aidan bersihkeras melarangnya. "Mereka bau ra." Ara terkekeh mendengar perkataan Aidan yang membuat si kembar makin kesal. "Terus bang Ai bau juga dong?Kan bang Ai keringetan juga." Ledek Ara yang membuat sang empu tersentak seketika. "N-ngga, kalo abang ga bau, Wangi banget malah!Kalo ga percaya ni cium ni." Seru Aidan sambil menodongkan kaos nya kearah Ara.

Ara berpura-pura merasa jijik dan menjauh dari mereka. "Ih ngga ih, bang Ai bauuu. Keringat nya banyak banget tuh iww, sticky!" Ara berdiri dan beraba-aba akan berlari. Aidan yang sadar ketika melihat ekspresi Ara yang setengah terkekeh membuat nya ingin menjahili Ara juga. Ia pun berdiri dan mengejar Ara yang membuat sang empu berlari. "Iya abang bau. Sini cium, cepetan sini. Biar abang kasi keringat." Ujar Aidan yang mengejar Ara. Ara berteriak geli mendengar tuturan kata Aidan, dengan sekuat tenaga ia berlari menjauh sambil berteriak, "Awaas ada monster bauu!!" Mereka menjadi tontonan di lapangan. "Lah kita ditinggal. Mau ikut tapi males." Tutur Ferrel yang diangguki Farrel "Hooh, capek gue."

***

Hewwo!!!!!!!
I'm back!
How are u guys?I hope you're always great!
See u!!

RARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang