.13

6 2 0
                                    


"Eh anjrit serius lo mel?Lo jadian sama Joe Taslim?" Raisa histeris ketika mendengar Amelia yang bercerita bahwa ia jadian sama salah satu most wanted sekolah.

Amelia yang malu-malu pun mengangguk.

"Udah sebulan yang lalu sih. Tapi gue malu mau ngomong ke kalian." Cicit Amelia.

"Udah gapapa yang penting sekarang kamu cerita kan. Itu aja udah cukup kok." Ara mengusap pundak Amel agar tenang.

"Huh, jahat lo mel." Rajuk Raisa yang membuat Amel merasa bersalah.

"Maaf ya sa." Cicit Amelia sambil menunduk.

"Gabakal gue maafin kalau lo belum kenalin gue ke most wanted yang lain." Seru Raisa yang membuat Ara dan Amel menatap tak percaya.

"Dasar pemburu cogan." Seru mereka berdua yang ditanggapi cengiran kuda dari Raisa.

_____

"Eh dan tumben Ara kaga ikut." Rio mengangkat suara.

Mereka saat ini sedang di basecamp tempat biasa mereka kumpul.

"Temen nya main kerumah." Bukannya Aidan tetapi malah Joe yang menjawab.

"Dih tau darimana lo?" Si kembar bertanya serentak.

"Iye ni om taslim, gua nanya Aidan bukan lo." Cibir Rio

"A-aidan yang ngasi tau. Ya kan dan?" Aidan hanya menoleh dan kembali fokus ke handphone nya.

"Gua curiga ni. Jangan-jangan lo.."

"Kaga, gua kaga jadian kok sama temen Ara." Ceplos Joe yang langsung sadar dan menepuk kening nya sendiri.

Mereka semua pun menjadikan Joe bahan bulanan.

"Parah lo om kaga ngasih tau kita."
"Iya parah sih lo."
"Segitu aja ya pertemanan lo."
"Kecewa gua bro."

Joe menatap Aidan meminta pertolongan, namun Aidan tak menghiraukannya.

Akhirnya Joe pun menjelaskan kalau ia sudah hampir sebulan dengan Amelia, sahabat Ara. Ia tidak memberitahu mereka karena Amelia bilang ia tidak ingin ada yang mengetahui hubungan mereka sebelum ia siap. Dan kalaupun ia siap, ia sendiri yang akan bilang katanya.

"Payah kalau udah bucin mah." Goda Iko

"Cafe Kamboja, malam ini. Gua traktir." Perkataan Joe mendapat seruan heboh dari mereka.

"Yuhuuuu makan gratis!"
"Kenalin orang nya sekalian bro."
"Gue mau ajak Ara ah." Farrel mengganguk antusias dengan ujaran Ferrel.

_____

"Akhirnya pengantin baru datang juga." Goda Raisa yang juga ikut

"Lama amat bro, ngapain dulu diparkiran." Ferrel mendapat pukulan dari Ara di lengan nya.

"Abang ih mulut nya dijaga." Ancam Ara yang membuat Ferrel menyengir kuda

"Ehehe peace, becanda doang cantik." Ferrel mengusap puncuk kepala Ara yang langsung ditepis oleh Aidan.

"Dih sewot banget sih lo bang, Ara nya juga ga risih kok. Ya kan ra?" Farrel yang kini menyahuti perbuatan Aidan.

Aidan menatap Ara, begitu pula sebaliknya.

"Risih katanya." Ara langsung mendelik kearah Aidan yang membuat sang empu terkekeh sambil mengacak-acak rambut adik nya itu.

"Kapan Ara bilang gitu?" Delik Ara yang membuat Aidan tak perduli dan malah asik memainkan rambutnya.

"Iri banget gue." Gumam Raisa sambil menyeruput milkshake nya.

Iko menyahuti gumaman Raisa yang memang ada disebelahnya.

"Udah sa, mending sama Rio aja. Lumayan kan bisa berantem tiap hari." Goda nya yang memang Rio dan Raisa tidak pernah akur ketika bertemu.

"Dih ogah gue bang sama tu kutu kudanil. Mulut nya ngelebihin mak-emak komplek." Cibir Raisa yang langsung dibalas oleh Rio

"Siapa juga yang mau sama mak lampir kayak lo!Udah judes, cerewet pula, najisun."

"Heh lo jangan ngajak ribut ye anjrit. Gue tampol melayang lo ke arab." Raisa berkacak pinggang dan langsung di tenangkan oleh Ara.

"Udah sa udah, ga enak diliat orang." Ujar Ara yang memang saat ini mereka menjadi pusat perhatian pengunjung cafe tersebut.

"Awas ya lo." Tunjuk Raisa yang mendapat juluran lidah dari Rio.

Setelah itu mereka pun mengobrol hingga tak sadar sudah pukul 10 malam. Mereka pun pulang kerumah masing-masing. Tinggal Rio dan Raisa yang belum pulang. Karena tidak ada yang membawa mobil jadi cuma Rio yang kursi belakang nya kosong.

"Udah sama gue aja, mana ada taksi jam segini. Gaada penolakan." Ujar Rio yang sedikit kesal karena gadis itu sedari tadi tidak mau naik ke motor nya.

"Tapi lo anter gue kerumah kan. Ntar lo bawa gue ke hotel lagi." Cicit Raisa yang memang sedikit takut karena Rio terkenal nakal.

"Yakali gue liat-liat juga kalo mau bawa cewe ke hotel." Ledek Rio yang membuat Raisa kesal namun akhirnya naik ke motor Rio.

"Pegangan yang kuat, gue mau ngebut takut kemaleman nyampe nya." Raisa hanya menaruh tangan nya dipundak Rio. Rio yang jahil langsung menancap gas yang membuat Raisa mau tak mau memeluk nya.

Raisa yang sangat malu pun menyembunyikan muka nya dibalik punggung Rio. Sang empu hanya terkekeh dibalik helm fullface nya.


***

Hewwo!
Jgn lupa votment!
C u

RARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang