Setelah hampir dua bulan Raisa dan Rio pdkt. Akhirnya tersebar berita bahwa mereka telah resmi jadian. Ara dan Amelia tak henti-henti nya berteriak histeris saat mendengar cerita Raisa betapa romantis nya Rio."Lo serius kan sa?Kak Rio yang sering adu mulut sama lo?Bukan Rio yang lain kan?" Amel berusaha mengklarifikasi lagi apakah benar mereka orang yang sama.
"Gue juga nggak percaya anjrit." Kesal Raisa yang sebenarnya juga masih belum percaya dengan apa yang ia alami
"Udah lah sa, mending nikmatin aja dulu yang udah ada mah." Kekeh Ara sambil menyenggol lengan sahabat nya itu
"Kita kapan ra?Gue pengen punya pacar jugaaa!" Rengek Amel sambil memeluk lengan Ara
"Gue nggak terlalu berharap sih." Lesu Ara yang membuat mereka turut prihatin
"Ada kalanya gue bersyukur nggak punya abang." Amel mengangguk setuju dengan perkataan Raisa
"Untung mas Farhan udah punya bini. Gue turut berduka ra." Ujar Amel yang membuat Ara manggut-manggut
Mereka berdua pun memeluk lengan Ara dari dua arah bersamaan.
_*_
"Gangga!" Teriak Ara sedikit berlari di koridor
Sang empu yang merasa terpanggil pun menoleh dan melempar senyum khas miliknya. Saat sudah disebelah sang empu, gadis itu berusaha mengatur nafas nya.
"Masih pagi kali ra, kebiasaan banget. Untung keringat kamu nggak bau." Goda Gangga disela kekehan nya
Ara mendengus kesal mendengar perkataan Gangga tadi sambil lanjut berjalan kearah kelas mereka.
"Kamu udah nentuin lusa mau bawa lagu apa ra?" Tanya Gangga
Besok acara Graduation angkatan Aidan. Ara dipaksa Gangga untuk menjadi perwakilan kelas nya. Awalnya Ara menolah namun anak kelas nya juga ikut memohon.
"Not yet." Jawab Ara enteng yang membuat Gangga melotot tak percaya
"Acara nya lusa loh ra, LUSA!Itu berarti dua hari lagi!Dan kamu belum nentuin mau bawa lagu apa!?" Cerocos Gangga tak percaya dengan gadis samping nya ini
Yang diomongi hanya mengedikkan bahu acuh tak acuh.
"Lo kan tau ngga, kalau ara emang suka nunda-nunda." Sambit Amel yang baru datang dari belakang mereka
"Loh Mel?" Tegur Gangga yang dibalas senyuman oleh Amel
"Raisa?" Tanya Ara yang tidak melihat batang hidung gadis beo tersebut
"Gatau tuh, paling mas--" Belum menyelesaikan perkataannya sudah terdengar teriakan khas Raisa dari arah belakang mereka.
"WOI!TUNGGU!"
Bukannya menunggu, mereka malah berlari menghindari gadis itu. Alhasil terjadi lah kejar-kejaran diantara mereka
_*_
"Gue suka sama lo ra." Tito, Lelaki yang baru dua minggu ini mendekati nya
Ara tak bisa menyangkal kalau ia juga menyimpan perasaan pada lelaki berparas tampan didepannya ini.
"..Lo mau nggak jadi pacar gue." Tito bertumpu dengan satu kaki sambil menyodorkan setangkai bunga mawar
Ara menimang-nimang ajakan Tito. Ia mengambil bunga itu yang membuat senyum lelaki didepannya merekah bagai mawar yang ia pegang.
"Tapi gue nggak bisa jawab sekarang." Cicit Ara sambil menatap mawar yang ada ditangannya
"Oke gue tunggu besok." Tito mengangguk mengerti
Saat ini, mereka masih berada dilingkungan sekolah namun keadaan sekolah sudah lumayan sepi. Dan lagi mereka di taman belakang yang memang jarang ada siswa maupun siswi berlalu lalang.
Malam harinya Ara diajak ke kafe tempat biasa ia nongkrong bersama sahabat nya. Ditambah dengan Gangga yang memang ikut sesekali.
"Lo beneran nggak malu ngga nongkrong sama kita?" Tanya Amel yang heran melihat Gangga sangat betah mengintili mereka bertiga
"Yakali mel, bosen gue denger pertamyaan lo itu-itu mulu." Cibir Gangga sambil menyeruput minuman nya
Riuh-riuh dari arah pintu menarik perhatian Ara. Mata nya memicing saat melihat postur seseorang yang ia kenal. Sedetik kemudian ia matanya mendelik tak percaya. ITU TITO!? Lelaki itu merangkul seorang wanita dengan pakaian yang terbuka.
Ara berusaha menahan amarahnya dengan memejamkan mata dan menarik nafas. Amel mengikuti arah pandangan Ara tadi dan tak kalah terkejut.
Ia menggebrak meja hingga membuat para pengunjung cafe menatap kearah mereka, tak terkecuali Tito dan 'Pacar' nya.
Namun ia malah melempar smirk yang membuat Raisa dan Amel kesal, kecuali Ara. Kedua sahabat nya itu menatap Ara yang tak merespon sama sekali.
Ara hanya menggeleng dan mengajak mereka untuk pamit. Karena kebetulan mawar yang diberikan Tito tadi sore ia bawa, ia pun berjalan kearah lelaki itu untuk mengembalikan nya.
Saat berada didepan lelaki itu, wanita disebelah nya menatap Tito dan bertanya siapa gadis didepan mereka. Ara tersenyum dengan sangat manis hingga membuat teman-teman lelaki itu tersipu tak terkecuali sang empu.
"Saya cuma mau bilang terima kasih." Ujar Ara yang membuat wanita itu semakin bingung
"Kamu kenal?" Wanita itu bertanya dengan nada manja kepada Tito yang membuat Ara muak
Tito gelagapan dan menggeleng, Ara terkekeh melihat reaksi lelaki itu.
"Saya baru tau anda gampang amnesia." Sarkas Ara
"Ini bunga anda." Ara menyodorkan kearah lelaki itu
Namun saat Tito akan mengambil nya, Ara langsung menjatuhkan nya dan menginjak hingga bunga itu remuk.
"Soal anda yang menembak saya tadi sore, Saya menolak. Permisi." Ara meninggalkan mereka yang memulai drama
Terdengar suara tamparan yang membuat Ara tersenyum puas. Ia berjalan kearah motor sport pemberian Aidan dan melaju dengan kecepatan penuh.
"Ck ck ck, keren banget Ara." Amel dan Raisa terkagum-kagum dan ikut meninggalkan cafe tersebut.
Gangga masih termenung karena tak mengerti dengan situasi tadi maupun sekarang yang ditinggalkan sendirian.
***
Hewwo!!!
Jangan lupa vomment!!
C u!
KAMU SEDANG MEMBACA
RARA
Teen Fiction••• Mempunyai tiga abang yang sangat menyayangi nya membuat Rara sangat bahagia. Ia kira semua laki-laki akan menyayangi nya seperti mereka bertiga. Namun ternyata hipotesis nya selama ini salah. ••• "Gue udah muak sama percintaan." Ujar Ara dengan...