.18

9 1 0
                                    


Cowok jangkung itu tak percaya dengan apa yang terjadi didepan nya. Kini semua lawan nya tadi sudah ambruk. Dan yang membuat nya tak percaya adalah, mereka ambruk karena melawan satu gadis.

Gadis berambut hitam dengan tinggi yang pas-pasan. Gadis itu berjalan kearah nya dengan santai. Cowok jangkung itu masih menatap gadis dengan kagum.

"Gaperlu bilang makasi mas." Ujar Ara sambil menepuk pundak cowok itu dan berjalan meninggalkan nya.

Baru beberapa langkah Ara berjalan, tangan nya sudah dicegat oleh sang empu. Sambil mengulurkan tangan kanan nya, cowok itu menyebutkan nama nya.

"Sekala, Sekala Ardipta." Entah kenapa, Sekala merasa gadis didepan nya ini mempunyai daya tarik yang sangat kuat

Ia yang membenci wanita saja bisa dibuat tertarik oleh gadis itu. Ara menatap tangan Sekala dan menjabat nya.

"Ara." Sambut Ara yang mendapat senyuman tipis dari sang empu.

Karena cahaya di gang yang remang-remang membuat Ara tak bisa melihat senyuman itu. Ia juga tak bisa melihat dengan jelas wajah Sekala.

"Pulang?" Tanya Sekala yang membuat Ara bingung

"Lo nyuruh gue pulang?atau?ngajak gue pulang?" Tanya Ara yang bingung dengan perkataan Sekala barusan.

"Mau pulang?" Perjelas Sekala yang membuat Ara ber-oh ria

"Iya, mau nganter?" Gurau Ara yang tak disangka malah diangguki oleh sang empu

Ara terkejut dan langsung gelagapan menggelengkan kepala.

"E-engga nggak!Gue becanda doang. Gue bisa pulang sendiri kok." Gelagap Ara yang membuat Sekala terkekeh

Namun ia tetap menarik tangan Ara keluar dari gang tersebut. Ara yang diseret sedikit panik namun ia tak merasa takut karena genggaman tangan Sekala membuat nya merasa hangat.

Ara tak sadar bahwa tak jauh dari depan gang tersebut terdapat motor sport berwarna hitam yang hampir persis dengan milik nya.

Saat sudah disamping motor, Sekala baru sadar bahwa ia tak membawa helm cadangan. Bukan nya tak membawa, tapi ia memang tak pernah membawa helm cadangan.

Sekala menatap helm nya dan Ara bergantian, Ara berusaha membaca pikiran sang empu. Ia pun akhirnya paham.

"Gue gapapa kok. Lo anter pulang aja gue udah bersyukur."

Mereka pun melaju didalam ramai nya jalanan malam itu. Didalam balutan jaket milik Sekala membuat Ara tak terlalu merasa kedingingan.

Kalau ditanya, memangnya Ara tak takut diculik?Kan ia baru bertemu dengan Sekala?

Ara berpikir Sekala yang bodoh jika cowok itu memiliki niat untuk menculik nya. Karena cowok itu sudah melihat sendiri seberapa brutal dirinya.

Saat berhenti dilampu merah, terdengar deruan motor dari arah belakang mereka. Dan terdengar bisik-bisik yang membuat Ara menoleh.

"Eh ini bukannya motor kapten ko?"
"Lah iya, tapi kok dia bonceng cewe sih?"
"Gatau, setau gua juga si kapten kaga suka cewe."
"Jadi maksud lu Sekala suka cowo?"

Ara terkekeh dan menepuk pundak Sekala beberapa kali yang membuat sang empu menoleh. Gadis itu mengarahkan jari jempol nya kebelakang yang membuat mata Sekala mengikuti arahan nya.

Sekala hanya mendongakkan wajah nya sekali dan langsung kembali menatap kedepan. Rombongan yang dibelakang langsung riuh karena yang mereka tebak benar, bahwa itu memang Sekala, sang kapten basket mereka.

Lampu lalu lintas sudah berganti warna yang membuat Sekala membunyikan klakson nya sekali dan langsung menancap gas.

Tak terasa mereka sudah sampai didepan rumah gadis tersebut. Ara sudah turun dan akan membuka jaket milik sang empu, namun tangannya ditahan.

Oh mungkin dia mau Ara cuci dulu baru dikembaliin lagi ke dia. Ara pun mengangguk dan mengurungkan niat nya.

"Yang tadi, temen lo?" Tanya Ara yang sedari tadi sudah penasaran

Sekala hanya mengangguk, dan mereka diam beberapa saat.

"Kenapa ngga pulang?" Bingung Ara

"Masuk." Instruksi dari Sekala yang membuat gadis itu mengangguk mengerti seakan terhipnotis

"Makasi ya Sekala, gue masuk duluan."

Setelah memastikan Ara sudah masuk ke rumah nya, Sekala langsung menancap gas meninggalkan komplek itu.

Ara terlonjak kaget saat mendapati ketiga abang nya yang sudah berdiri tegak dibalik pintu yang barusan ia buka.

'Mati gue.' Umpat Ara dalam hati saat melihat ekspresi wajah mereka bertiga. Gadis itu hanya menyengir kuda.


***

Hewwo!
Jangan lupa vomment!!
C u!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang